Merelakan

2.6K 492 143
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


000

Seminggu setelah kematian Yudis, kedua orang tua Yudis sebagai pelaku pembunuhan Yudis sudah tertangkap. Tadinya hukuman yang mereka dapatkan adalah dua puluh tahun penjara tapi Ben sama sekali tidak puas dan ia menggunakan cara kotor dengan menyogok beberapa oknum hingga hukuman yang mereka berdua dapatkan adalah penjara seumur hidup. Sebetulnya, Ben di tawar oleh seseorang yang membantunya hukuman mati untuk kedua orang tua itu tapi Ben menolak karena Ben pikir jika mereka langsung mati, tidak akan ada kesengsaraan yang akan mereka berdua rasakan seperti apa yang sudah Yudis rasakan selama ini.

Sebagai salah satu saksi, Jafar dan Ajun ikut serta dalam reka adegan di rumah Yudis. Sejak tadi, ketiga nya berusaha sekuat mungkin menahan marah yang teramat sangat saat sebuah manekin yang di gambarkan sebagai Yudis, di ruang tamu Di perempuan yang merupakan ibu kandung dari Yudis memukul Yudis dengan sebuah tongkat panjang. Memukul nya berpuluh puluh kali.

Mereka berdua berkata, Yudis membantah perintah keduanya dengan berkata Yudis tidak mampu lagi hidup diantara keduanya. Namun, kalimat yang Yudis katakan membuat amarah kedua orang tua nya meledak. Tongkat kayu itu terus memukul tubuh rapuh Yudis, memukul dari ujung kaki hingga ujung rambut Yudis. Hingga tubuh Yudis tergeletak lemah tak berdaya. Sang Lelaki yang mungkin sudah tak pantas untuk di panggil Ayah membawa paksa tubuh Yudis ke gudang belakang lalu melempar tubuh Yudis dan mengunci pintu.

"Enggak ada otak, lu pikir anak lu itu enggak punya nyawa?!"seru Ajun dengan air mata yang sudah menghiasi wajahnya.

" mereka berdua punya gangguan mental."bisik Ben.

" Orang gila aja bisa sayang sama anak nya, mereka udah bukan orang gila lagi, tapi iblis."kata Jafar.

Kaki Ajun berjalan menerobos penjagaan, ia berjalan dengan penuh amarah. Para polisi tentu segera menahan tubuh Ajun.

" GARA GARA LU! GUA KEHILANGAN TEMEN GUA BANGSAT!"seru Ajun.

" Maaf mas, silahkan kembali ke tempatnya."

" Cuma nunduk doang?! Mana diri lu yang mukulin Yudis hah?! BALIKIN YUDIS! BALIKIN TEMEN GUA!"

Suasana menjadi begitu menyedihkan saat Ajun kembali kehilangan kontrol dirinya dengan menangis sambil berteriak marah. Jafar dan Ben menatap sendu Ajun, mereka berdua tahu, di setiap lamunan Ajun, di setiap melodi indah dari lagu yang pernah Ajun dengarkan, Ajun selalu memikirkan teman dan keluarganya.

Tak kuasa melihat Ajun yang terus memberontak, Jafar berjalan menghampiri Ajun, tangan Jafar gemetar saking tak kuasa menahan sedih nya memegang bahu Ajun. Menatap mata Ajun seakan akan menyuruh Ajun untuk lebih tenang. Respon, Ajun malah memalingkan wajah nya namun Ajun sudah tidak memberontak lagi.

JANGGALA -[ₜᵣₑₐₛᵤᵣₑ'ₛ ₀₀ ₛq]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang