BAGIAN 3

197 24 2
                                    


Hari ini seperti biasa Nara melakukan kegiatan perkulihannya sampai akhir namun dengan suasana pikiran yang kacau, pikirannya tak tenang memikirkan perkataan sang ibunda

Kali ini Nara sedang berada di kelas menongka dagunya dengan satu tangan, ia sendiri di ruang kelas. Karena yang lain telah pulang, sedangkan kedua temannya sedang berada di kantin membeli minum

Karena hari ini mata kuliah cuma 1 di karenakan salah satu dosen pengampuh mata kuliah sedang sakit maka mereka pulang lebih awal hari ini.

Kezia dan juga Jingga berjalan memasuki ruang kelas yang dimana terdapat seorang wanita yang sedang termenung, mereka berjalan sampai berbincang bincang.

"Gue ke rumah lo ya, Zi. Kangen bang Regan"  ucap Jingga

"Gak"

"Jahat banget sih, masa lo tega menghalang cinta sahabat lo" keluh Jingga

"Bodoh, kemaren lusa kan udah" kata Kezia

"Ayo lah, Zi. Please" ucap Jingga seraya memohon

"Sstt" Kezia meletakkan telunjuknya pada bibir mungil miliknya, memberi tahu pada Jingga agar diam

"Kenapa?" Jingga berucap pelan bertanya

Kezia mengarahkan matanya pada Nara, seakan akan menyuruh Jingga memperhatikan Nara.

Jingga yang peka langsung berjalan cepat menghampiri sahabatnya yang belum sadar akan kehadiran dirinya dan Kezia.

Jihan duduk tepat di samping Nara menaruh beberapa minuman

"Ekhem" Jiham memberi kode pada Nara agar mengetahui keberadaannya

"Ada apa gerangan sih kawan?" Jingga bertanya

"Lo berdua ngapain bawa minum ke kelas, kan kemaren udah di tegor" ucap Nara yang memperhatikan Sebuah minuman tertera di atas meja Jingga

"Kan udah jam pulang, bebas dong. Iya kan, Zi"

"Hm"

"Etss, lo gak bisa alihin pembicaraan gue gitu aja" ucap Jingga yang sadar bahwa Nara mencoba mengalihkan pembicara

"Apaan si, Ingg." Nara pura pura tak memahami perkataan Jingga

"Ada masalah apa? Sini cerita" ucap Jingga yang paham akan sahabatnya ini

"Jangan di pendam" ucap Kezia yang duduk di sebeleh kiri Nara

"Gimana ya.." ia memberi jeda akan ucapannya "Gue lagi bingung" lanjutnya

"Lo bingungin apaan? Judul skripsi? Aelah, Nar. Masih lama kali" jangan heran Jihan emang selalu begini

"Jangan bercanda" cetus Kezia

"Hihi sory. Lo bingung kenapa sih?"

"Nyokap mau ketemu Reno" jawab Nara

"Bagus tuh. Boleh gak gue ikut? Gue mau jelasin ke nyokap lo sisi lain dari Reno" seru Jingga

"Jingga" ucap Nara bernada

"Canda Nara. Lagian, ada apa sih? Kok nyokap lo tiba tiba pengen ketemu Reno?" tanya Jingga penasaran

"Gk tau. Gue pusing" Nara memagang kepalanya

"Turutin aja perintah nyokap lo, gak susah kan?" usul Kezia pada Nara

"Susah. Seandainya kalian tau apa yang akan terjadi selanjutnya" batin Nara

Jingga memegang bahu Nara "Nar? Kok diam?" tanya jingga

"Takut aja, kalo Reno gak sesuai ekspetasi mama"

"Coba dulu baru ngomong" Kata Kezia

"Yaudah sana, cari Renonya. Sebelum cabut dia" saran dari Jingga

AL (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang