'11

314 33 0
                                    

Dan disinilah ruang yang sempit, berwarna hampir serba putih, berbau obat dan orang-orang yang berlalulalang membawa entah itu persediaan obat, makanan, atu mungkin juga menjenguk keluarga. Di ruangan itu terdapat seseorang yang

sangat damai dan menyukai kesunyian terbaring tak berdaya dengan selang dan infus yang selalu setia menempel pada nya badan yang tertutup selimut seorang pemuda yang seharusnya menikmati masa mudanya entah itu bersekolah, menikmati hidup dengan pasangan atau bahkan berkumpul dengan keluarga. Tapi seorang pemuda bersurai Dwi warna ini berbeda ia memilih menghabiskan waktunya untuk tetap berbaring di bangsal Rumah Sakit ditemani dengan berbagai bau obat-obatan, dengan mata yang tertutup ia beristirahat

berharap agar bunga-bunga itu menghilang dan hanya mimpi tapi naas sekali karena bunga-bunga itu nyata dan ia tak bisa menghindari kenyataan dan takdir.

Entah sudah berapa kali ia menolak kunjungan dari teman atau siapa pun itu kecuali perawat dan dokter yang memeriksanya itu pun kalau ia tidak di paksa untuk makan dan meminum obat nya ia akan mempersilahkan dokter itu masuk tapi kalau ia dia paksa dengan ogah-ogahan ia menganggukkan kepala nya.

Dan setelah perawat dan dokter pergi ia tak sekali pun menyentuh makanan dan obat yang ada di nakas di samping bangsalnya. Dan hanya seorang Yaku Morisuke lah yang khusus di perbolehkannya untuk menjenguknya itu pun dia harus mengabari akan menjenguknya. Seperti saat ini dengan ogah-ogahan ia menerima makanan yang di masakkan oleh Yaku serta memakan dan menelan makanan itu dengan susah payah. Ya, sangat susah karena bernafas saja susah apalagi menelan sesuatu

bagi pemuda itu ia hanya sebatas Tanaman bunga mawar yang ketika berbunga sangat indah untuk di pandang dan ketika layu tak seorang pun ingin memandang bunga itu. Ironis sekali.

Tapi jika itu kehendak dari Tuhan apa  yang bisa kita lakukan jika tidak menerima nya dan menjalaninya. Dan ini sudah keputusan dan takdir pemuda itu dari Tuhan. Seseorang pernah berkata  'Tuhan tidak pernah menguji hambanya melebihi batas kempauan hambanya '. Tapi jika ini sudah takdir apa boleh buat? Hanya menerima? Atau pasrah? Atau bahkan berusaha melawan takdir? Semua itu terserah kepada orang yang menerima takdir itu.















































°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
Hey hey hey
Noori Up lagi nih dan maaf kalo terlalu pendek.

Disini kalian sadar nggak sih kalau di tema chapter kali ini menceritakan keadaan nya Kenma yang dia sendiri juga nggak tau mau pasrah aja tau ia harus melawan takdir yang diberikan dari Tuhan.

Dan ya ini terinspirasi dari sebuah cerita yang aku baca dulu di buku perpustakaan nah kalau ga salah judul nya itu 'melawan atau pasrah' tau deh lupa-lupa ingat.
Lah kok curhat???!!!

Awokawokwokawokaowk
Abaikan curhatan Noori.

Okey, lah sekian dari Noori
Maaf kalo ada kata yang salah dan banyak typo(s) nya

Dan jan lupa tinggalkan jejak
(Vote, komen and follow)

Sekian dari Noori terima

Livai

(o‿∩)

Difficult To Forget//kurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang