Chapter 1

1.5K 129 7
                                    

Sosok pemuda berseragam SMA duduk di taman seorang diri terlihat jelas raut wajahnya menyiratkan kesedihan yang begitu mendalam. Matanya tidak lepas menatap sendu rintikan hujan yang terus jatuh pada permukaan tanah

Seluruh tubuhnya basah kuyup di terpa derasnya hujan namun ia tidak memperdulikan keadaannya

Ia memilih membolos sekolah sehari karena Hari ini tepat ke satu tahunnya kepergian Seokjin Kakak Lelakinya, sudah setahun ia terpuruk bagaikan orang yang tidak memiliki gairah untuk hidup,tidak ada lagi keceriaan,tawa,bahkan ia lupa bagaimana caranya tersenyum

Taehyung pemuda itu

Masih teringat jelas dalam memorienya bayang-bayang  Seokjin terlebih dimana ia melihat Kakak Lelakinya terbujur kaku dengan mulut terbuka mengeluarkan seperti gumpalan busa-busa putih menetes-netes melewati belah bibirnya yang terbuka. Taehyung memeluk tubuh dingin itu sembari terisak pilu ia menangis mendekap tubuh Seokjin yang sudah tidak bernyawa

Sosok yang paling berharga dalam hidupnya telah pergi meninggalkannya,Sosok lembut dan penyayang sudah tidak ada lagi,Sosok yang membelanya serta melindunginya dari pelampiasan sebuah amarah Sang Ayah sudah pergi jauh dari sisinya

Oh Tuhan kenapa semua ini bisa terjadi,ia tidak menyangka

Taehyung benci kehidupan ini begitu kejam

Apakah harta dapat menjamin sebuah kebahagiaan? Dimana-mana selalu harta,harta dan harta yang menjadi acuan seseorang demi mempertahan martabatnya?

Taehyung tertawa kecut, katanya harta itu membawa kebahagian

Ia rasa tidak? Buktinya ia memiliki banyak harta yang berkelimpahan serta kehormatan yang melangit tetapi nyatanya hidupnya tidak bahagia, yang terjadi malah sebaliknya kebahagian yang harus ia rasakan yang ia miliki di renggut habis oleh sesuatu yang namanya harta

Lihatlah,hanya karena keegoisan rasa ambisius yang merajalela meliputi hati Ayahnya untuk mendapatkan hal yang disebut harta ia harus kehilangan kebahagiaannya yaitu Kim Seokjin

Perjodohan bodoh yang dilakukan Ayahnya membuat Seokjin lebih memilih merenggangkan nyawanya. Apakah Ayahnya betul-betul tidak mengerti kebahagian anaknya sendiri. Padahal dia tau kalau Seokjin hanya mencintai Jiso,tapi kenapa hanya demi kedudukan tinggi dia menjadi gelap mata tidak bisa mengutamakan kebahagiaan Seokjin

Lalu apakah Ayahnya tidak pernah juga berfikir karena rasa keegoisan lebih mementingkan diri sendiri akan merugikan pihak lain,dan membuat perasaan hati seseorang terluka apalagi demi mengorbankan kebahagian anaknya darah dagingnya sendiri

Dari efek perbuatan bejat Ayahnya apa hasilnya? Tidak membuahkan kebahagiaan kan? melainkan sebuah duka yang menggoreskan hati,sungguh kejam bukan?

Apakah dia masih pantas disebut Ayah setelah apa yang sudan terjadi???

Katakan Taehyung membencinya,bahkan sangat!

Mengingat semua kenyataan pahit itu membuat dada Taehyung sesak,sampai detik ini ia belum bisa menerima kenyataan yang menimpa kehidupannya

Di bawah langit hitam dengan air hujan yang masih turun sangat deras Taehyung kembali terisak,katakan ia cengeng? Benar,ia tidak bisa memungkiri itu semua ingin menjadi sok kuat juga rasanya Taehyung tetap tidak bisa ia hanya manusia biasa, hatinya bukan setegar batu karang

Yang ia harus lakukan merelakan walau ia tidak akan bisa,ya benar ia harus berusaha merelakan itu semua

Taehyung tertunduk memegangi kepalanya menggunakan kedua tanganya seraya melirih pilu"Hiks H-hyung kenapa kau hiks tega meninggalkan ku sendiri"

JANE    ||Taennie||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang