Chapter 5

528 88 0
                                    

Malam ini langit malam tampak terang bulan dan bintang bergelantung menghiasi luasnya angkasa. Jane memarkirkan sepedanya disebuah taman mini yang letaknya tidak jauh dari supermarket yang berada di tengah kota.

Gadis itu mendudukan dirinya di kursi panjang ada pantung kecil dengan mengeluarkan air mancur di hadapanya.

Jane menghela nafas panjang seraya menaruh belanjaan miliknya tepat di sampingnya. Pertemuan tempo lalu dengan paman Chang Wook membuat ia gusar memikirkan. Dia bingung sekaligus bimbang atas penawaran paman Chang Wook.

Dengan keyakinan serta kebaikan hatinya paman Chang Wook akan membantu kebutuhan ekonomi keluarga Jane dan akan membantu membiayai kelanjutan biaya kuliah Jane. Paman juga bersedia untuk mendaftarkan ia di kampus ternama di kota ini.

Jane tau sebelum Ayahnya meninggal dulu,paman Chang Wooklah yang Ayahnya percayakan untuk menjaga dirinya dan Sang Ibu

Dia juga tau niat paman Chang Wook memang sangat baik dan tulus,tapi sampai hari ini Jane masih bingung harus memilih bagaimana, menerima atau menolaknya. Walaupun sebenarnya dia ingin,tapi jujur Jane juga jadi bingung sekarang

Dilain sisi Jane juga berfikir, bagaimanakah jika dia masuk menjadi maha siswi di sana,apakah ada orang yang mau berteman dengannya,mengingat dirinya bukan dari kalangan orang berada terlebih dia merasa gadis bukan gadis yang sempurna dari segi manapun,dia cacat tidak bisa berbicara.

Orang-orang di luar saja merasa jijik jika menatapnya. Sebenarnya satu hal yang Jane sembunyikan dari Sang Ibu,kadang kala saat ia mengantar pesanan milik orang-orang, sebagian dari mereka ada yang mencaci dan menghinanya,tapi Jane hanya bisa diam dan diam.

Jane menghela nafas lesu

"Tuhan. Aku harus bagaimana. Kalau aku menolak aku takut ibu akan merasa kecewa,dan kalau aku terima bagaimana dengan Ibu yang harus mengurus kedai seorang diri kasian ibu" batin Jane

Di tongakkannya pandangannya mengarah ke langit malam Jane menutup matanya guna meyakinkan diri untuk memilih keputusan pasti yang intinya tidak akan mau membuat sang ibunya kecewa

"Demi Ibu dan Ayah aku harus melakukannya. Aku berjanji akan membuat ibu bangga dan juga Ayah dari atas sana, dengan kesempatan ini akan ku gunakan sebaik-baiknya. Aku harus bisa,apapun yang akan terjadi aku harus tetap kuat demi orang-orang yang menyayangi ku"

Ucapanya dalam hati dengan penuh Keyakinan sembari membuka kelopak mata indahnya. Yang ia pikiran saat ini adalah bahwa hal paling utama yaitu membahagiakan hati Ibu dan mendiang Ayahnya








****









Sesampainya di parkiran kampus Taehyung keluar dari dalam mobilnya,pemandangan pertama dilihatnya Jimin dan Jungkook sedang berbincang seraya menyandar pada mobil masing-masing

"Jim. Kook" panggilnya berjalan menghampiri menghentikan obrolan dari kedua sahabatnya teralihkan padanya

"Ehh. Hyung?. Kau baru datang?" Ujar Jungkook

"Seperti yang kau lihat" sahutnya santai ikut menyandar di sisi kanan Jimin

Ketiganya larut dalam obrolan laki-laki pada umumnya. Akhir-akhir ini mereka jarang sekali berinteraksi penyebab utamanya ialah tugas kuliah yang menumpuk hingga jarang memiliki waktu berkumpul. Apalagi ketiganya masuk dalam jurusan yang berbeda hingga sangat jarang bertemu walaupun dalam kampus yang sama

"Kau tau Hyung,Jimin kembali menemukan mangsa barunya" Goda Jungkook jahil mendapat lirikan tajam Jimin

"Yak! Mulut ember" sentaknya marah

JANE    ||Taennie||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang