▪️Chapter 34 - Comeback

4.2K 389 138
                                    


Halo! Masihkah menyimpan work ini di library kalian?

Kalau lupa ceritanya. Bisa deh ya dibaca ulang kalo sempat, hehe.

Here's a long chapter for you. Ramein ya.

Selamat membaca 💖


_________


"Sini aku bantu rapihin, Mas."

Jefry yang tengah mengancingkan kancing di lengannya menoleh mendengar panggilan seseorang di ambang pintu.

"Tasnya udah siap, kan?" tanya Rose sembari berjalan ke arahnya lalu berbaur untuk membenarkan kerah baju Jefry yang terlihat kurang rapi. Mereka kini sedang ada di teras depan rumah setelah Jefry baru saja pamit pada Ibu dan Jeno untuk berangkat mengajar.

"Sudah. Ini." Jefry menunjukkan tas di tangannya pada Rose. Rose kemudian beralih merapikan rambut Jefry sejenak dengan mengusap-usap bagian yang belum rapi.

"Yakin udah masuk semua ke tasnya? Map? Laptop? Alat tulis?" selidik Rose lagi untuk memastikan bahwa tidak ada barang Jefry yang tertinggal lagi karena kecerobohannya.

Jefry mengulas senyumnya dan menggeleng. "Udah semua, Sayang."

Ini sudah tiga kali Rose menanyakan tentang barang bawaannya. Hari ini, Rose benar-benar menepati janjinya untuk belajar menjadi istri yang baik untuk Jefry.

Pagi-pagi sekali wanita itu sudah bangun kemudian memasak sarapan untuk keluarga mereka. Meskipun Rose harus meminta maaf karena rasa makanannya yang sedikit terlalu asin saat disantap tadi. Tapi, Jefry memakluminya, istrinya masih dalam tahap belajar memasak jadi itu bukan hal yang perlu dipusingkan. Karena dia percaya bahwa kemampuan memasak Rose akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

Lagipula, dia tidak akan menuntut banyak pada Rose. Mereka masih bisa memasak bersama-sama sebagai jalan paling mudah dan dia sama sekali tidak keberatan akan hal itu.

Dirasa sudah cukup, Rose pun hendak mencium tangan Jefry. "Oh, ya udah. Hati-hati dijalan ya, Mas."

"Tapi, kamu belum..."

Jefry mengulas sebuah senyuman dan menunjuk pipinya sendiri. Memberi sinyal pada Rose untuk memberinya sebuah kecupan disana. Rose hanya terkekeh dan memalingkan wajahnya. Dia paham akan kemauan Jefry tapi dia juga masih malu untuk memberikan skinship pada pria itu.

Padahal mereka juga sudah melakukan banyak hal yang lebih dari ini sejak malam itu. Bahkan semalam pun juga, hingga rambut Rose masih sedikit basah sampai saat ini.

Ah, Rose jadi malu jika mengingatnya. Mereka memang terlalu bersemangat akhir-akhir ini. Tanpa sadar, pipinya bahkan sudah merona saat ini.

Melihat hal itu Jefry makin gencar menggodanya. "Lah kok malah merah pipinya? Kamu malu, ya? Hm?"

"Iya... malu, ih. Ntar keliatan orang lain."

Jefry tertawa lalu menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan. "Nggak, ada. Ini masih pagi, sayang."

"Yaudah sini, deketan." lirih Rose malu-malu. Jefry kemudian mendekat ke arah Rose untuk merangkul pinggang gadis itu. Rose kemudian berjinjit lalu menghadiahi sebuah kecupan di pipi kanan Jefry dengan kilat. Lalu menundukkan mukanya karena malu. Jefry pun merasa gemas. Dan langsung mengecup balik pipi Rose yang memerah.

"Makasih, Sayang." ucap Jefry tulus sembari menatap Rose lekat. Yang membuat gadis itu mendongakkan wajah karena salah tingkah. Namun, tak lama, karena ia malah terbelalak kaget saat melihat Jennie yang menyilangkan tangannya di depan gerbang rumah. Gadis itu nampak tersenyum miring melihat mereka berdua.

Unplanned Wedding | JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang