Pic cc from : @jaerose_style
______
Malam itu, Rose sedang merevisi tugas akhirnya di kamarnya, sedangkan Jefry sedang membuat soal untuk ulangan harian muridnya besok di ruang tamu yang juga sekalian menjadi tempat tidurnya semenjak menikah.
Rose menguap ketika selesai mengetik kata terakhir di laptopnya. Akhirnya ia selesai juga merevisi skripsinya tinggal kembali dikonsultasikan besok lagi pada dosen pembimbingnya. Rose tersenyum puas namun senyumnya hilang ketika layar laptopnya mati secara tiba-tiba padahal dia belum menyimpan file yang baru saja di kerjakannya.
"HAH KOK JADI MATI SIH. ANJIR." Panik Rose namun buru-buru dia menutup mulutnya.
"Tenang tenang Rose lo harus tenang palingan juga auto saved tinggal hidupin lagi aja." Ucapnya berusaha menenangkan dirinya. Dia kembali menyalakan laptopnya namun nihil filenya tidak tersimpan otomatis. Rose mencoba mencari di document barangkali tersimpan secara otomatis namun apa daya dia tidak menemukannya.
Rose mengacak rambutnya dengan kasar merasa sangat kesal.
"Sialan, kok bisa ilang sih masak iya gue harus nulis dari awal yang gue revisi tadi banyak banget. Goblok banget sih gue juga tadi gak nyimpen langsung." Dosen pembimbingnya sudah menagih tugas itu besok untuk di didiskusikan dan dia tidak sanggup untuk mendengarkan omelan dari dosennya karena hal seperti ini. Karena beliau adalah orang yang sangat konsisten terhadap janji. Seseorang yang selalu memegang teguh janji seseorang 'kalau besok ya harus besok' adalah prinsipnya dan sialnya Rose sudah berjanji menyerahkan tugasnya besok. Rasanya Rose saat itu ingin menghilang saja mengapa hidupnya bisa semalang ini.
Rose sudah menangkupkan wajahnya di meja untuk menangis. Seketika pikiran-pikiran negatif menghampiri kepalanya. "Apa semua ini karma karena dia sudah membuang bunga dan coklat pemberian Jefry kemarin hingga dia harus kehilangan filenya seperti ini secara tiba-tiba?" Hal itu menghinggapi pikirannya membuatnya semakin menangis tersedu.
Dia tidak sadar bahwa suara tangis sesenggukannya semakin keras membuat Jefry yang ada di ruang tamu mendengarnya. Mendengar suara tangisan seseorang, bulu kuduk Jefry berdiri. Tapi, dia kemudian ingat bahwa suara ini adalah suara Rose. Dia sebenarnya ragu untuk menuju kamar Rose namun dia memutuskan untuk kesana ketika suara tangisan itu masih tetap saja tak berhenti selang beberapa menit.
Jefry kemudian memberanikan diri untuk menuju kamar Rose. Ia berdiri tepat di kamar Rose yang tidak terkunci itu. Dia sedikit kaget ketika melihat Rose yang sedang menangis seperti orang yang putus asa. Ketahuilah hatinya juga sakit melihat gadis itu menangis.
"Rose, kamu kenapa?" Tanya Jefry dari ambang pintu.
Rose tidak menjawab dan hanya melihat ke arah Jefry dengan mata yang sembab dan rambut yang sudah berantakan karena diacak tadi. Sungguh kondisi yang miris. Dia bahkan tidak bisa membentak lelaki itu seperti biasanya karena terlalu lelah.
Jefry mengernyit melihat kondisi Rose.
"Kamu kenapa? Ada yang bisa saya bantu? Bilang aja Rose mungkin saya bisa bantu." Bujuk Jefry lagi.
Rose mengusap air matanya dengan kasar kemudian menunjuk ke arah laptopnya. Tapi Jefry masih bingung dengan apa yang dimaksud Rose.
"Laptop kamu?" Terkanya. Rose mengangguk dengan lemah.
"Boleh saya masuk dan ngecek?" Rose mengangguk lagi.
Jefry mendekat ke arah Rose. Dia tidak melihat hal yang aneh karena layar laptop Rose hanya menampilkan display seperti biasanya seperti tidak ada masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unplanned Wedding | Jaerose
FanfictionRoseanne tidak pernah menyangka bahwa ia akan menikah dengan lelaki bernama Jefry dalam semalam. Start : January 11, 2020 End : - Was #10 in jaerose