▪️Chapter 27 - Sorry

4.5K 474 168
                                    




Dah ini guys dah aku update :)

________

Seperti Deja Vu.

Itu yang dirasakan Jefry saat ini ketika Rose mencium telapak tangannya. Ini mengingatkannya kembali pada momen ketika pertama kali mereka dinyatakan sah sebagai suami-istri. Namun kali ini dalam situasi yang berbeda tapi masihlah sama yaitu menghadirkan segelanyar rasa haru dalam hatinya.

"Maafin aku ya. Aku udah bikin kesel kamu kemarin." ucap Rose ketika ia melepas ciuman ditelapak tangan Jefry. Gadis itu nampak tersenyum kecil sembari menyeka air matanya.

Sementara itu, Jefry masih terbungkam. Tidak merespon gadis di depannya membuat Rose kembali merasa sakit di relung hatinya. Ternyata Jefry benar-benar marah kepadanya pikirnya. Rose tersenyum getir.

"Jadi, kamu masih marah ya sama aku? Yaudah gapapa, hati-hati di jalan ya, aku masuk dulu." Rose hendak berbalik untuk pergi. Namun pergelangan tangannya di tahan oleh Jefry membuat gadis itu kembali berbalik menghadap Jefry.

Jefry menggeleng dan tanpa banyak kata, ia langsung menarik sang istri dalam pelukannya. Rose yang kaget hanya bisa terdiam dalam pelukannya.

"Saya belum jawab Rose.." Jefry berkata dengan lembut dan memposisikan sang istri agar lebih dekat dengannya, dalam pelukannya.

"Iya saya maafin. Saya juga minta maaf kemarin kebawa emosi dan diemin kamu. Kita sama-sama salah disini. Harusnya kemarin kita bicarain itu dengan kepala dingin. Jadi maafin saya ya?"

Mendengar ucapan lembut Jefry kepadanya lagi-lagi Rose merasa terharu. Jefry tetaplah menjadi Jefry yang selalu bertingkah baik padanya seburuk apapun ia memperlakukanya.

"Harusnya kamu gak minta maaf. Kenapa kamu sebaik ini sih Jefry?" batin Rose.

Rose hanya bisa mengangguk dalam dekapan Jefry dia masih enggan menatap lelaki itu karena kini air matanya kembali jatuh. "I-iya." jawabnya dengan suara parau. Kemudian perlahan dibalasnya pelukan Jefry dengan turut melingkarkan kedua tangannya dengan erat di badan lelaki itu membuat senyum kecil terbit di bibir Jefry. Merasa sedikit basah pada bajunya kedua tangan Jefry kemudian membawa wajah Rose untuk menatapnya.

"Rose, hei, tatap saya,"

Gadis itu pun dengan berat hati menatapnya dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Gak cantik lagi kalo nangis terus..." Jefry berkata dengan lembut sembari menyeka air mata yang masih tersisa di pelupuk mata Rose dengan jemarinya. Membuahkan debaran jantung yang berirama keras dalam diri Rose.

"Jadi, berhenti ya, Sayang." lanjut lelaki itu kemudian tersenyum. Senyuman tulus yang mampu membuat Rose terenyuh hingga ia kembali meneteskan air matanya.

"Eh, kok malah nambah nangis sih?" panik Jefry saat melihat air mata kembali membasahi pipi Rose.

Namun gadis itu malah menggeleng dan tersenyum. Di lepasnya pelukannya dari Jefry dan buru-buru diusapnya air matanya dengan kasar.

"Iya..hiks.. gak nangis lagi.."

"Lah itu masih nangis." tunjuk Jefry pada kedua bola mata Rose.

"Iya enggak lagi. Enggak lagi." Rose mengusap kembali air matanya dan tersenyum menatap Jefry.

"Gitu dong," Jefry mengusak surai Rose pelan.

"Jangan nangis lagi ya jadi basah ini baju saya." canda Jefry lalu yang disambut oleh tawa Rose.

Tiba-tiba Rose tersadar bahwa mereka sudah cukup menghabiskan waktu lama untuk bercengkrama.

"Ya ampun, udah jam berapa ini? J-Jefry kamu harus cepet berangkat nanti keburu tambah macet terus telat." panik Rose yang membuat Jefry ikutan panik dan mengecek jam tangannya.

Unplanned Wedding | JaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang