[7] KEGUGURAN

45.1K 2.4K 85
                                    

Putri datang dengan tangan yg membawa parfum gucci. Ia mau memamer kan nya, karna baru beli dengan harga lima juta.

"gue mau pamer" ucap nya lalu duduk di samping Tasya.

Semua mata tertuju pada Putri yg sedang mengangkat parfum nya.

"gue punya parfum baru" lanjut nya.

"sial, itu parfum gucci yg lagi gue incer" celetuk Raga.

"kaya punya duit aja lo, dompet tipis gitu juga" jawab Baim.

"bacot lo!"

Putri menyemptor kan parfum nya, seketika wajah mereka berubah menjadi menikmati wangi parfum nya.

"wangi banget gila" ucap Raga seraya menghirup dalam dalam.

"iya lah, parfum mahal" sombong Putri.

"gue yg beli parfum tiga lima, biasa aja" ucap Baim.

"tai, lo aja tiap hari minta parfum sama gue" celetuk Putra.

"yaelah Tra, lo kan kaya, pelit amat" cibir Baim.

"lo tau gak gue beli ini lim-"

Huek

Semua mata tertuju pada Tasya yg sedang menutup mulut dan hidung nya.

"lo kenapa?" tanya Putri.

Tasya menggelengkan kepalanya lalu bangkit dari duduk nya dan berlari menuju toilet, membuat mereka bingung.

"kaya orang lagi bunting aja" celetuk Arfan membuat Rafa menatap nya.

"jangan jangan...."

"pikiran lo terlalu jauh" ucap Bima lalu bangkit dari duduk nya dan menyusul Tasya.

Putri diam sejenak, memang belakangan ini Tasya selalu mual saat Putri memakai parfum. Tapi, Putri tidak terlalu peka dengan itu. Sekarang Putri jadi penasaran, apakah benar yg di bilang Arfan?

Brak

"bengong aja lo!" ucap Baim seraya menggebrak meja.

"ih apaansi?! Gue tuh lagi mikir, apa jangan jangan yg di bilang Arfan bener? Soalnya Tasya sering mual gitu di dalam kelas." ucap Putri seraya menatap mereka satu persatu.

"iya kali, Tasya kan murahan" celetuk Manda.

"Manda" peringat Rafa pada kekasih nya.

"lo kenapa baru bilang sekarang?" tanya Putra.

"ya gue fikir emang Tasya lagi masuk angin, tapi setelah gue denger ucapan Arfan, ada bener nya juga" ucap Putri lagi.

"apa dia hamil sama Bima?" tanya Arfan.

"apaansi lo omongan nya jaga" peringat Rafa membuat mereka bungkam.

Bima terus mencari keberadaan Tasya, ia berjalan menuju taman belakang dan melihat Tasya yg sedang jongkok seraya muntah.

Ia berlari dan ikut berjongkok di samping Tasya, tangannya terulur untuk memijit leher Tasya.

Huek

Huek

Huek

Uhuk uhuk

Setelah sudah muntah, Tasya duduk di atas rumput, tubuh nya lemas seketika.

Bima pun ikut duduk dan menarik kepala Tasya agar bersandar di pundak nya. Ia mengusap dahi Tasya yg penuh dengan keringat.

Bima menatap mata Tasya yg terlihat sangat sayu dan lelah "kamu sering kaya gini?"

RAFAEL | MY HUSBAND IS A DEVIL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang