Tasya menutup mulutnya dengan tangan saat isakan tidak bisa berhenti, padahal dadanya sudah sangat sesak. Ia menatap Rafa yg sedang tertidur di sampingnya.
Lima belas menit yg lalu mereka baru selesai melakukannya, sekarang sudah jam empat pagi. Tidak ada kenikmatan sama sekali yg di dapat oleh Tasya, hanya sakit tapi hatinya lebih sakit.
Tasya menggigit bibir bawahnya kuat saat merasakan perutnya yg sakit.
"akh! Hiks"
Dengan keberaniannya ia menggoyangkan lengan Rafa.
"Rafaaa hiks sakit" lirihnya.
Tasya terus menggoyangkan lengan Rafa kuat "sakit Rafaaa"
Tasya mencengkram kuat lengan Rafa saat rasa sakitnya makin terasa.
Rafa membuka matanya saat merasakan perih di lengan kanannya, ia menoleh ke arah Tasya yg sedang menangis.
"Sya, kenapa?" tanya Rafa dengan keadaan yg masih belum sadar sepenuhnya.
"shh" ringis Rafa seraya memegang kepalanya yg terasa sangat pusing.
"sakitt hiks" tangis Tasya makin kencang membuat Rafa bingung.
Rafa bangkit dari ranjang dan matanya membola saat melihat keadaannya yg neked "sialan!" umpatnya saat ingat kejadian beberapa menit lalu.
Dengan langkah tergesa, Rafa memungut pakaiannya dan memakainya dengan cepat. Setelah selesai dengan dirinya, Rafa mengambil pakaian Tasya dan mulai memakaikan baju Tasya.
"tahan sebentar" ucap Rafa seraya memakaikan pakaian istrinya.
Tasya tidak menjawab, ia masih setia menangis.
Pikirannya kalut saat melihat ranjang yg ada darahnya. Dengan cepat Rafa menggendong Tasya ala bridal still lalu keluar rumah dengan langkah terburu buru.
Rafa memasukkan Tasya ke dalam mobil dan melajukkan mobilnya setelah minta tolong pada satpam agar mengunci pintu rumahnya.
Rafa melihat ke arah samping dimana Tasya duduk, keadaan yg sangat kacau, rambut berantakan, mata sembab, dan banyak tanda di lehernya.
"Sya" panggil Rafa lembut.
Tasya hanya diam dengan tangan yg ia taruh di dahinya, sudah tidak ada isak tangis tapi airmata nya tidak berhenti keluar.
"aku minta maaf" ucap Rafa dengan nada penuh penyesalan.
Lagi lagi Tasya hanya diam dan fokus dengan isi pikirannya sendiri.
Sampai mobil yg mereka tumpangi sampai di depan rumah sakit.
Rafa mengangkat tubuh Tasya dan masuk ke dalam rumah sakit dengan wajah paniknya.
"suster!" teriak Rafa.
Tak lama suster datang dengan brankar dorong, Rafa pun membaringkan tubuh Tasya dan mengikuti kemana suster itu pergi.
"maaf, anda tunggu di luar saja" ucap suster itu saat sudah sampai di UGD.
"tolong istri saya sus" mohon Rafa.
"iya, kami akan berusaha semaksimal mungkin" jawabnya lalu kembali mendorong brankar Tasya.
Rafa duduk di kursi tunggu dengan wajah yg terlihat lesuh. Ia bingung harus apa sekarang, ingin menghubungi orangtua nya tapi Rafa takut, lagi saat ini Rafa sedang perang dingin dengan papanya.
Setelah setengah jam menunggu dengan pikiran yg berkelana kemana mana akhirnya dokter kaluar dari ruang IGD.
"anda suaminya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL | MY HUSBAND IS A DEVIL [SELESAI]
Random"gue bukan Manda- hmmptt" Ucapan Tasya terhenti saat Rafa mencium bibir nya dengan kasar. Tasya sudah berontak dan satu tangan nya berhasil lolos. Plakk! "ANJING LO RAF!" bantak Tasya. Sungguh Tasya sangat takut dengan Rafa yg sekarang, Rafa tidak p...