[12] HANYA MIMPI

35.1K 2.3K 42
                                    

Tubuh Tasya menegang "jadi selama ini lo cuma pura pura lupa?"

Rafa kembali tersenyum "gue beneran lupa, karna setelah pulang dari rumah lo, gue langsung minum obat buat ngilangin ingatan beberapa jam lalu"

"dan sekarang gue udah inget semuanya" ucapnya dengan seringaian.

"lawak lo, terus kenapa lo gak mau ngakuin anak lo?!" ucap Tasya dengan nada tinggi nya.

"itu udah gue rencanain dengan rinci, lo gak perlu mikir yg aneh aneh"

Plak

"brengsek lo anjing!" ucap Tasya setelah menampar Rafa.

Setelah nya Tasya lari masuk ke dalam kamar dan pergi ke kamar mandi. Ia jadi teringat dengan malam itu, membuat tubuhnya bergetar dan keringat dingin.

Tasya duduk meringkuk di samping closet dengan tangan yg menutup telinga nya. Bibir nya terus bergumam tidak jelas, entah apa yg ia ucapkan.

Memori nya terus berputar dimana Rafa menyetubuhi nya dengan kasar. Tasya masih ingat betul dengan kejadian itu. Begini lah jadi nya jika Tasya ingat dengan kejadian malam itu.

"udah Rafa...sak-kit" ucap Tasya saat Rafa terus menyetubuhi nya dengan kasar.

Seakan menulikan pendengarannya, Rafa tak menggubris ucapan Tasya dan terus bergerak di atas tubuh Tasya dengan kasar.

"stoph...Rafa...in-ini sakit..." lirih Tasya, tapi Rafa tetap lah Rafa yg tidak peduli dengan rintihan itu.

Tasya sudah susah payah berontak sedari tadi, tapi kekuatannya tidak seberapa sama kekuatan Rafa. Rafa tetap menggenggam erat kedua tangan Tasya hingga pergelangan tangannya memerah. Kaki nya pun terus berontak, jika boleh memilih, Tasya lebih memilih mati dari pada harus di perkosa seperti ini.

Bahkan matanya sudah membengkak karna sedari tadi menangis. Di saat sudah tidak ada tenaga, Tasya hanya bisa diam di bawah Rafa. Tapi ia terus berbicara sekuat tenaga nya agar Rafa sadar, namun semua itu siasia. Sekarang sudah jam empat pagi, dari jam setengah satu pagi, kalian bayangin sudah berapa jam? Ini pertama bagi Tasya, tapi Rafa malah menggempurnya tanpa ampun. Bahkan tenaga pun sudab tidak punya hanya untuk menggerakkan tangannya saja Tasya tidak mampu, yg ia mampu hanya menangis.

"akh!...sakit!...hiks..."

"gue mohon...hiks, berhenti...sakit Rafa...hiks"

"ibu...sakit hiks"

Rafa terus bermain dengan tubuh Tasya hingga Tasya tidak sadarkan diri. Bahkan Rafa melihat milik Tasya yg berdarah, itu bukan darah keperawanan, melainkan darah yg keluar karna Rafa terlalu kasar dengan Tasya.

Tidak ada kenikmatan sedikit pun yg di dapatkan Tasya, hanya sakit yg ia dapat.

"ENGGAK..."

Tasya bangun dari tidur nya dengan nafas yg tersenggal senggal. Bahkan peluh sudah membanjirinya. Ternyata itu hanya mimpi, Tasya kembali teringat setelah ia menaruh ice cream pemberiaan Bima ia segera tidur. Bahkan Tasya belum melihat batang hidung Rafa. Semua ucapan Rafa ternyata hanya mimpi, membuat Tasya bernafas lega.

Kejadian itu...Tasya kembali teringat dengan kejadian malam itu. Ia memeluk lutut nya yg bergetar dan menangis sejadi jadinya. Sungguh Tasya tidak ingin mengingat kejadian itu, tapi kejadian itu terus saya terlintas di memori nya.

Entah kenapa setiap mengingat kejadian itu, tubuh nya selalu bergetar hebat, bahkan ia tidak bisa ngendaliin dirinya sendiri.

Setelah kejadian itu, Tasya jadi seperti ini setiap malam nya. Pikirannya tidak tenang dan selalu merasa dirinya kotor.

RAFAEL | MY HUSBAND IS A DEVIL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang