[24] MANDA

29.1K 1.7K 113
                                    

Tandain kalo ada typo.

Di dalam mobil hanya ada keheningan, Rafa sesekali melirik ke arah Tasya yg sedang melihat ke arah jendela.

Rafa menggusar rambut nya lalu berdehem "nanti pulang sekolah mama mau jemput lo"

Tasya melirik ke arah Rafa "ngapain?"

"katanya mau ke psikolog"

Tasya hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali melihat ke arah jendela.

Rafa melihat ke arah Tasya "Sya" panggil nya.

"hmm?" gumam nya seraya melihat ke arah Rafa.

"lo gak marah sama gue?" tanya Rafa.

Tasya mengerutkan dahi nya tak mengerti "maksud nya?"

"hmm, lo gak marah sama gue karna gue udah bikin hidup lo menderita?"

"buat apa gue marah? Percuma mau marah seumur hidup juga, hidup gue gak akan berubah kaya dulu lagi" ucap Tasya enteng.

"nanti gue mau putusin Manda" celetuk Rafa.

Sontak Tasya menoleh ke arah Rafa "lo gila?"

"gue serius, gue mau kita mulai semuanya dari awal, Sya" ucap Rafa dengan nada serius nya.

"kalo nanti Manda bully gue lagi gimana?"

Rafa menoleh ke arah Tasya dengan satu alis yg terangkat "lo takut?"

"dih, siapa bilang gue takut? Gak ya" ucap Tasya dengan nada sinis nya.

"kalo gak takut kenapa muka nya gitu?"

"bodoamat, yg intinya gue gak peduli!"

-

Tasya turun dari mobil Rafa, banyak pasang mata yg melihat mereka dan mulai berbisik bisik.

"belom aja gue sumpel tuh mulut" gerutu Tasya lalu berjalan mendahului Rafa.

Rafa hanya menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Tasya.

Sesampai nya di kelas, Tasya langsung duduk di bangku nya. Putri dan Ica pun langsung menghampiri Tasya.

"cemberut aja neng" ucap Putri seraya duduk di atas meja.

"bacot" gumam Tasya.

"Putri, kata ayah Ica gak boleh duduk di meja, nanti punya banyak hutang" celetuk Ica dan duduk di samping Tasya.

"hoax itu mah" ucap Putri seraya mengibaskan rambut nya.

"beneran Putri, kata ayah Ica gitu" ucap Ica tak mau kalah dengan Putri.

"yaudah, terserah lo" ucap Putri lalu bangkit dari duduk nya dan duduk di bangku depan Tasya yg hanya berbatasan dengan meja.

"ngomong ngomong, kemarin gue liat lo sama Raga di supermarket, ngapain?" tanya Putri pada Ica.

Raut wajah Ica berubah seketika "mungkin kamu salah liat, soalnya semalem Ica tidur gak bangun bangun" ucap Ica mencoba cari alasan.

"mati dong?" celetuk Tasya.

"kalo Ica mati, terus ini siapa? Arwah nya ya?" ucap Putri dengan wajah heboh.

"bukan gitu maksud Ica, maksud nya tuh Ica tidur dari maghrib sampe pagi, iya gitu" ucap Ica.

Mata Tasya memicing ke arah Ica "bohong, lo bohong. Lo gak bisa bohong sama gue" ucap Tasya seraya menunjuk wajah Ica.

"iya bener, ngaku gak lo?" gertak Putri.

Ica menundukkan kepalanya seraya menggelengkan kepalanya "Ica gak bohong"

Tasya menatap Putri penuh arti dan sebalik nya, Putri pun menatap Tasya penuh arti lalu mereka mengangguk.

RAFAEL | MY HUSBAND IS A DEVIL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang