7. 🕊️

131 34 0
                                    


Mengandung warning, tapi tidak terlalu. Bisa skip tidak dipermasalahkan, karena tidak mempengaruhi untuk part selanjutnya

And 

Happy reading




"Ssshhh, pelan-pelan, Seok!"



"Ini sudah pelan-pelan!"



"Jangan disitu, sshhh!"



"Lalu dimana? Ini bukan?"



"Tapi, sakit!"



"Tahan sebentar, tidak lama lagi!"



"Sakiitt!"



Hoseok mendengus jengah. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa dewi dapur jatuh dan terpeleset bahkan mempunyai luka? Bersyukurlah memiliki suami seorang dewa penyembuh, jadi Hoseok dengan sigap membantu Momo menangani lukanya. Lumayan juga bahkan sampai berdarah. Momo terus meringis kesakitan lantaran obat yang Hoseok berikan tepat mengenai lukanya.

"Sudah aku bilang untuk hati-hati, apa kau tidak mendengar?" Hoseok tak membentak, hanya menaikkan nada suaranya menjadi lebih tegas. Momo memang agak susah diberitahu jika sudah fokus pada bidangnya, tapi tetap jaga keselamatan selama bekerja.

"Iya, maaf. Jangan memarahiku, ini masih sakit!" Rengeknya manja. Hoseok mendudukkan dirinya di samping Momo, dewi itu langsung memeluknya seakan tahu bahwa ia akan kembali dimarahi padahal Hoseok tak berniat melakukannya. Tapi, melihat wajah ciut Momo menjadi kesenangan tersendiri bagi Hoseok dan Momo akan merengek kepadanya seperti tadi.

Momo agak terkejut kala Hoseok memindahkan posisi tubuhnya menjadi diatas pangkuan dewa tersebut. Lantaran tak ingin menatap wajah Hoseok, Momo menyembunyikan diri di bahu sang suami, sedikit menggerang antara malu dan sakit pada luka yang baru ia dapatkan.

"Bagaimana? Sudah lebih baik?" Hoseok bertanya setelah mereka hening cukup lama. Momo mengangguk di balik bahunya. Diusapnya dengan lembut punggung Momo dan itu menjadi pertanda untuk Momo jika Hoseok sudah tidak marah lagi.

"Lain kali jangan diulangi, aku khawatir padamu. Kau mengerti?" Pukasnya lembut.

"Iya, maaf. Tidak akan mengulangi lagi!" Cicitnya pelan.

"Bagus!" Hoseok mengecup pipi Momo yang masih betah menyembunyikan wajahnya dan sepertinya Hoseok terlalu gencar hingga membuat Momo mengerang tidak nyaman.

"Hoseok–!" Ucapan Momo berhenti begitu saja kala Hoseok mengecup bibirnya kilat dan hal itu membuat pipinya merona hebat. Hoseok terkekeh melihat perubahan wajah Momo, dielusnya dengan lembut pipi merona tersebut. Hoseok melingkarkan tangannya dengan nyaman di pinggang Momo, mendekapnya erat supaya dewi itu merasa nyaman dipangkuannya.

Dipandang se-intens itu tentu saja membuat Momo semakin malu dan malah menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Hoseok. Hoseok terkekeh geli dengan helaan napas yang terdengar semakin memberat.

Aphrodite: Future Of HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang