15. 🕊️🕊️🕊️

154 39 9
                                        



Hawooo

Miss me or the book?




"Kau baru tiba?"

Jimin segera mendekat dan mendekap tubuh Dahyun. Dewi itu tampak pucat, sedangkan di luar sana purnama sudah benar-benar terjadi. Sinarnya begitu terang. Jimin baru kembali dari Under World karena ada suatu urusan dan baru beberapa waktu ditinggal, Dahyun sudah gelisah seperti ini.

Di luar sana sudah terdengar rauman dari beberapa makhluk yang bertarung. Kawasan lautan memang jadi pertama yang mendapat serangan, berbeda dengan dunia bawah. Jimin sudah membuat benteng pertahanan, lagipula pengikutnya berjumlah banyak di Under World. Dan dia berada di Sky World untuk menemani Dahyun. Ia memang akan membantai sosok makhluk yang berhasil masuk ke dalam istana milik Dahyun. Sosok itu sepertinya kabur, tidak ingin ikut perang. Tentunya, Jimin akan melawannya dengan pedang Hades-nya.

Berani sekali sosok itu muncul dengan perwujudan dirinya, berhasil masuk dan menyentuh Dahyun. Jimin sudah membicarakan hal ini kepada Dahyun sebelum dirinya kembali ke asalnya, mungkin itu sebabnya Dahyun gelisah setelah kembalinya ia.

"Kau benar-benar Jimin, kan?"

"Ini aku, kau bisa merasakan sendiri!" Dahyun menenggelamkan dirinya di dalam dekapan Jimin. Ia jadi trauma atas insiden kemarin.

"Kau sungguh akan melawannya sendiri?"

"Iya, dan kau tetap di dalam kamar. Aku membuat perlindungan untukmu. Para pelayan sudah aku bentengi perlindungan. Makhluk itu berkeliaran di sekitaran perpustakaan dan dapur karena dia tahu aku ada di sini!"

Mata Jimin berubah merah dan tajam. Memegang pedang Hades miliknya dengan aura yang mematikan. Keluar dari kamar Dahyun dan berjalan menuju bagian belakang istana, dimana perpustakaan dan dapur berada.

"Keluar kalian!" Jimin benar-benar marah akan sosok makhluk yang tampak pengecut lari dari pertarungan tapi setelahnya ia tersenyum tenang, tenang sekali, bahkan senyum miringnya tidak terlihat sama sekali.

"Kita bisa membicarakan ini dengan baik. Jika kalian memang tidak ingin pergi dari tempat ini, aku sudah pastikan Carberus akan menyeret kalian untuk masuk ke neraka, atau lawan aku. Kita bermain damai!"

Jimin tahu bahwa makhluk itu tidak satu, tapi banyak. Yang membuat Jimin geram, salah satu dari mereka berhasil masuk ke kamar Dahyun dan menyentuh permatanya. Makhluk-makhluk immortal itu benar-benar tidak bisa diajak berdamai.

"Tidak bisa memilih ya? Sayang sekali, pedangku membutuhkan pertumpahan darah disini. Dia sudah lama menganggur!" Pukasnya dengan tenang. Tangannya dengan gesit melempar pedang itu tanpa ada yang tahu pergerakannya. Melesat bagaikan angin dan berhasil membunuh makhluk berdarah dingin itu dengan se-cepat kilat. Jimin tersenyum miring. Dikira ia bakal takut menantang mereka. Dia adalah Hades, dewa kematian dari dunia bawah. Siapapun akan takut bertemu dengannya. Tapi, para makhluk berdarah dingin—sebut saja vampire, berani memasuki wilayah yang sudah di jaga ketat. Tentunya Jimin tahu apa kelemahan mereka. Menurut cerita Dahyun, sosok yang menjelma menjadi dirinya, menghilang saat pagi hari. Vampire takut cahaya matahari, apalagi posisi jendela kamar Dahyun mengarah tepat pada sang surya.

"Yang masih ingin bermain-main, segera tinggalkan tempat ini dan mulailah bertarung sesama kawanan kalian, atau pilih lenyap dengan pedang Hades!" Bentak Jimin, dan setelahnya semuanya menghilang. Makhluk-makhluk tersebut hilang dengan lari terbirit-birit, bahkan masih ada yang mencibir Jimin. Tentunya Jimin tahu dan segera memberikan tatapan mematikannya, sukses membuat si vampire bungkam dan segera terbang menjauh dari istana Dahyun. Tapi, Jimin masih berdiri disana.

Aphrodite: Future Of HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang