8. 🕊️🕊️

125 37 5
                                    



Berita kehamilan Sang Hera membuat seluruh penjuru langsung mendatangi istana milik Sang Zeus, bahkan Sang Zeus tengah mengadakan acara makan bersama dengan semua orang-orang. Nayeon rasanya mual melihat banyaknya orang yang berlalu-lalang di sekitarnya. Momo terdengar memerintah bawahannya untuk menyiapkan acara besar tersebut.

Dewi dapur itu tampak semangat sekali begitu mendengar kehamilan Nayeon. Hingga suaranya hampir habis karena terlalu banyak berteriak, bahkan tak menyadari ada seseorang yang tengah memperhatikannya.

"Jangan memforsir tubuhmu secara berlebihan. Biarkan mereka yang bekerja!"

"Seok, ini berita yang bahagia, aku ingin membuat sesuatu yang special untuk Nayeon!"

"Aku tahu, tapi jangan sampai kau yang kelelahan." Hoseok benar-benar khawatir. Ia jadi takut akan insiden Momo jatuh kala itu.

"Jika aku lelah, aku akan istirahat. Aku janji. Sudah sana, aku tidak mau diganggu!"

Memilih menurut, Hoseok beranjak. Disempatkannya ia mencium kening Momo lembut dan menghilang dipertigaan tembok. Momo hanya memandang sampai Hoseok benar-benar menghilang.

"Kurasa ada yang semakin harmonis!" Seru seseorang mengejutkannya. Momo tersenyum simpul. Tak mengelak juga karena pada kenyataannya seperti itu. Hoseok memang bisa membuatnya damai.

"Dugaanmu itu tidak pernah meleset, Dahyun!" Ya, dia Dahyun. Dewi kecantikan. Tersenyum begitu menawan.

"Kau tidak bersama Jimin?"

Sesaat raut wajah Dahyun berubah, membuat Momo penasaran dengan perubahan tersebut.

"Kuharap kau tak menyebut namanya lagi nanti. Kudengar dia akan datang bersama Rose, jadi buatlah semuanya terlihat baik-baik saja!"

"Ah, itu sebabnya kau sekarang di dapur!" Tebak Momo. Dahyun mengangguk.

"Diluar terlalu ramai walaupun disini juga, tapi setidaknya aku bisa mencicipi makanan buatanmu!" Kekehnya merdu. Momo ikut terkekeh. Memang, suara apapun yang keluar dari Sang Aphrodite selalu berdampak baik bagi siapapun. Rasanya menusup kalbu, tenang layaknya air yang tak beriak.

"Nikmati waktumu, aku sibuk!"

-

-

-

-

Memang benar, Jimin datang bersama Rose ke istana Seokjin. Semuanya tidak akan kaget, lantaran demi menjaga hati Dahyun dan Rose tentu saja, jadi mereka sepakat untuk tak membahas apapun.

Acara makan bersama ini begitu ramai, mereka tampak bercengkrama dan sesekali bercanda. Memang jarang sekali berkumpul seperti ini dan ini adalah moment langka.

"Nayeon, selamat untukmu. Senang mendengarnya!"

"Terimakasih, senang juga kau bisa datang kemari!" Rose mengangguk lirih. Posisi mereka yang berhadap-hadapan tampak memudahkan untuk menatap satu sama lain. Seokjin dan Nayeon berada di kepala meja makan, mengamati tamu undangan mereka.

Dahyun yang mendengar percakapan itu hanya fokus pada makanannya. Ia juga berjanji tidak akan mencampuri obrolan apapun selama makan berlangsung, tepukan di bahunya membuatnya menoleh sejenak dan mendapati Tzuyu di sisinya. Ia tersenyum.

"Kau tampaknya menikmati makananmu, Dahyun!"

"Ya, begitulah. Momo memang tidak ada duanya!"

"Kau terlalu banyak memuji, Hyun. Itu masih kemampuan biasa!" Elak Momo dengan kekehan. Dahyun menggeleng, tak menyetujui ucapan Momo.

Aphrodite: Future Of HadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang