Tak Terduga

622 44 2
                                    

"Kau datang lagi?" tanya Auriga tak percaya saat berhadapan dengan gadis berseragam putih abu-abu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau datang lagi?" tanya Auriga tak percaya saat berhadapan dengan gadis berseragam putih abu-abu itu.

Capella hanya duduk lesu di hadapan Auriga, kali ini ia enggan bicara banyak seperti kemarin.

"Kali ini apa lagi? Kau ingin meminta obat aneh apa lagi?"

"Dok."

"Ya, katakan!"

"Menurutmu apa aku terlihat tidak menarik?"

"Ya?"

Capella menghembuskan nafas ke udara, kepalanya ia rebahkan di meja kerja Auriga, dapat terlihat jelas ekspresi kekecewaannya saat ini.

"Apa aku terlihat seperti anak kecil? Bahkan dadaku sudah tumbuh sempurna meskipun tak begitu besar tapi itu cukup untuk diremas, kan?"

"Hah? Kau gila, Nona."

"Kemarin aku melihat kekasihku sedang having sex dengan seorang jalang."

"Hm sepertinya di depan pintu ruanganku masih tertulis dokter obgyn dan jika kau kesini untuk menceritakan masalah itu sepertinya kau salah tempat, kau bisa daftar di bagian psikologi."

"Tidak mau, ini masih berkaitan dengan obgyn."

Auriga menarik nafasnya kasar, menghadapi Capella benar-benar butuh kesabaran ekstra.

"Lanjutkan!"

"Ya?"

"Aku bilang lanjutkan ceritamu."

"Hm, aku sangat mencintainya tapi dia hanya membalas dengan mengatakan dia juga sangat menyayangiku, itu berbeda arti, bukan?"

Tak mau ambil pusing, Auriga terpaksa mengangguk.

"Dia menyayangiku seperti dia menyayangi Lea, adik kandungnya dan aku tak menyukai itu."

"Lalu? Apa yang mau kau lakukan?"

"Tentu aku ingin membuatnya melihatku, hanya ke arahku. Maka dari itu dokter ku mohon berikan aku resep obat itu."

'Dia mulai lagi' batin Auriga.

"Ini masih masalah obat penghilang rasa sakit saat hypmenmu robek itu?"

Capella mengangguk penuh semangat.

"Tidak ada obat seperti itu."

"Kau bohong! Aku yakin kau pasti bohong!"

"Mengapa kau menuduhku seperti itu?"

"Aku tau kalau kau pasti sedang berbohong. Memangnya kenapa aku tak bisa mendapatkannya? Aku juga bisa membayarnya, kau tenang saja."

"Kau masih sangat muda, masih banyak impian yang belum kau capai, bukan?"

"Impianku hanya bersamanya, bersama Orion selamanya."

"Orion?"

"Iya, itu nama kekasihku, Bagus, kan?"

UnderAgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang