Pencerahan

562 50 0
                                    

"Menghilang begitu saja lalu sekarang kau ingin menghabiskan waktu bersama Rigel? Berdua saja? Kau mau bermain di belakangku, Capella?" bentak Orion dengan suara tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menghilang begitu saja lalu sekarang kau ingin menghabiskan waktu bersama Rigel? Berdua saja? Kau mau bermain di belakangku, Capella?" bentak Orion dengan suara tinggi.

Sudah berulang kali Capella menghela nafasnya ke udara, netra matanya masih sibuk menatap ke arah lain asalkan bukan wajah Orion, pria yang saat ini sangat memuakkan untuknya.

"Minuman soda dingin untuk kalian, aku tau kalau hati kalian sedang terbakar saat ini, mungkin soda yang dingin bisa mendinginkan pikiran kalian" sambar Rigel tanpa merasa bersalah, ia menghidangkan cemilan beserta soda yang dibawa Capella khusus untuknya berdua.

"Kenapa diam? Tak ingin menjelaskan sesuatu?"

Lagi, Capella menghembuskan nafas kasarnya. Kedua tangannya bersidekap.

"Tak ada yang perlu aku jelaskan, bukan?"

"Wow, sungguh ini enak sekali Rigel, Capella benar-benar tau makanan favoritmu. Kalian sedekat itu ya?"

Suara dari Aludra menginterupsi kedua pasangan yang sedang bersitegang tanpa mempedulikan sekitar Aludra sibuk menyeruput soto mie kesukaan Rigel.

"Capella, kalau kesini lagi beli dua ya soto mienya, ini benar-benar enak. Aku akan ada disini sampai sebulan lamanya."

Capella mengangguk sebagai jawaban dan senyuman tipis dari bibirnya membuat Orion semakin geram.

"Kita pulang!"

Pria jangkung itu menarik lengan Capella membuat tubuh mungilnya terhuyung.

"Weits, Bang mau kemana?" tanya Rigel dengan tatapan bingung.

"Habiskan saja makananmu, aku dan Capella pamit!"

Bersamaan dengan bunyi pintu yang tertutup sedikit keras, Rigel dan Aludra saling tatap.

"Orion benar-benar pria monster, kasihan Capella. Huh, pedofil!"

"Pedofil ya? Lalu jika aku menyukai Capella juga, kau akan menyebutku pedofil juga?"

Aludra terdiam sedikit berpikir.

"Untukmu pengecualian."

"Kenapa?"

"Kau terlalu tampan untuk menjadi seorang pedofil hahaha."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UnderAgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang