"Syukurlah Kau sudah sadar."
Clement, sosok pemuda tampan yang menyandang sebagai kekasihnya itu kini tengah membantu Sally untuk beringsut duduk. Sally hanya menatap kekasihnya itu dalam diam.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Kau bisa pingsan di lorong?"
Sally masih terdiam. Tangannya terulur, mengusap leher. Dia tercenung saat tidak menemukan luka apa pun di lehernya.
Melihat ekspresi kebingungan Sally, Clement mengerutkan kening. "Ada apa?"
Sally menatap Clement. Dia menunjuk lehernya sendiri. "Apa di sini tidak ada bekas tusukan kuku? Aku yakin ...." Sally memegang kepalanya. "A-apa yang sebenarnya terjadi?"
Clement menghela napas berat, dan kemudian memeluk Sally. Menepuk punggung gadis itu pelan. "Sudahlah, jangan Kau pikirkan. Kau harus banyak istirahat, Sally."
Sally masih terlihat kebingungan. Dia yakin, tadi ada seseorang yang melukai lehernya. Tapi siapa? Sally tidak bisa melihat wajah sosok yang mengenakan masker tersebut.
Itu pasti bukan manusia. Tapi kenapa tiba-tiba ada hantu yang menggangguku?
Sally membuang napas kasar. Dia menatap Clement saat mengingat sesuatu. "Bukankah seharusnya Kau sekarang menghadiri acara itu? Kenapa Kau malah ada di sini, Clement."
Clement menghela napas jengah. Dia membalas tampak tidak peduli, "aku tetap datang, tapi mungkin sedikit terlambat. Aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja."
Sally menyorot Clement dengan sorot sakit. "Apa lebih baiknya kita akhiri saja hubungan ini?"
Wajah Clement langsung berubah menjadi pias. "Apa maksudmu? Kau ingin mengakhiri hubungan yang sudah terjalin lama ini?"
"Hubungan kita memang sudah terjalin lama, tapi bukan berarti hubungan yang terjalin lama bisa tetap bersama."
Clement memasang wajah marah. "Berhenti ber-omong kosong, Sally! Apa Kau sama sekali tidak menghargai perjuanganku?!"
Sally tersenyum masam. "Memangnya Kau berjuang apa? Bukankah selama ini Kau hanya menyakitiku? Kau menerima perjodohan dari orang tuamu, padahal sudah ada aku."
"Aku tidak bisa menolak perjodohan karena aku tidak mampu menentangnya! Aku sudah cukup berjuang! Kau saja yang tidak tahu!" Clement menggepalkan tangannya. "Aku tidak ingin menyakitimu, Sally. Aku benar-benar mencintaimu, itu sebabnya aku tidak bisa melepaskanmu."
"Maka dari itu, Cle ... aku ingin mengakhirinya. Biarkan aku mengakhirinya. Aku tidak ingin terluka lagi."
"Aku tidak mau!" Clement menolak tegas. Dia berdiri dari duduknya. "Aku akan berusaha membatalkan. Aku mohon Kau tetap sabar." Kemudian Dia berbalik dan melangkah Pergi.
Sally memejamkan matanya sambil berdecak. Padahal ... ini hari ulangtahunnya. Tapi mengapa semua berantakan seperti ini?
"Hari yang benar-benar buruk."
********
Jack melonggarkan dasinya yang ketat. Dia menyeringai sinis sambil menatap Alfred yang kini berada di sebelahnya. "Misi pertama berjalan lancar. Kini yang perlu aku lakukan hanya mengambil seluruh kekuatannya secara perlahan dan setelah itu membunuhnya. Itu benar-benar mudah."
"Meskipun terlihat mudah, jangan sepelekan. Kau harus hati-hati, Jack. Semuanya akan gagal jika gadis Bernardus itu sadar siapa dirinya yang sebenarnya. Karena jika itu terjadi, gadis Bernardus itu ..." Alfred menatapnya tajam. "Tidak akan bisa Kau kalahkan."
"Aku tahu itu." Jack menggedik. "Tunggu sebentar lagi, akan kubebaskan kaum Ambrosius dari kutukan yang menyebalkan ini."
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human
FantasyNamanya Sally, usia 21 tahun. Dia adalah seorang dokter baru di rumah sakit terbesar di kota Benedict. Dia juga punya keistimewaan yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hanya dengan sentuhan tangannya, macam-macam penyakit akan langsung...