"Ini adalah waktu yang tepat untuk kita membunuhnya, Jack. Dia juga sudah mengingat semuanya."
Itu yang Alfred bilang. Saatnya sudah tiba, kutukan yang selama ini menjerat Ambrosius akan segera menghilang jika hari ini Dia membunuh Sally.
Jack sudah menyiapkan semuanya. Dia sudah menyusun segala strategi untuk membunuh Sally.
Sedikit lagi, Dia akan benar-benar berhasil menuntaskan misinya.
Tetapi sekarang, Dia tidak mengerti. Mengapa disaat waktunya tiba, Dia justru merasa begitu bimbang?
Ada perasaan tidak rela yang kini Dia rasakan. Seolah ada benda tajam yang menusuk hatinya sekarang.
Kenapa dia merasa seperti ini? Apa yang membuat ambisinya untuk menghabisi Sally malah memudar bagaikan asap?
Apa karena cintanya? Itu tidak mungkin.
Jack sudah membuang lama perasaan itu.
"Kau ... tidak seharusnya seperti ini, Jack." Jack berkata pada dirinya sendiri. Dia menggepalkan kedua tangannya dan melanjutkan, "kau harus memikirkan Ambrosius. Kau harus membunuh Sally agar bisa menyelamatkan nyawa Ambrosius."
Ya, untuk menebus kesalahannya di masa lalu yang pernah mengkhianati kepercayaan Ambrosius, kali ini Dia harus mengutamakan Ambrosius. Dia harus menghilangkan kutukan itu, menyelamatkan mereka yang menghargai keberadaannya.
Jack membulatkan tekadnya. Dia melihat pintu yang tertutup di depannya dengan sorot tajam lalu menerobos masuk menggunakan kekuatannya.
Sally tampak terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Saat Jack mendekat, Sally langsung mundur ketakutan.
"Ka-kau, datang untuk membunuhku?" Tubuh Sally gemetar hebat. Dia Menatap Jack dengan sorot waspada. "Ja-jack, apa Kau benar-benar datang untuk membunuhku?"
Jack terdiam. Melihat Sally menatapnya tidak berdaya, membuat perasaan Jack menjadi campur aduk.
Bukan ini yang Jack bayangkan. Dia pikir, setelah mengingat kehidupan lalunya, karakter Sally akan kembali seperti semula, yang Berhati dingin, dan selalu melihat Jack penuh hina.
Tapi Sally yang di hadapannya saat ini, masih seperti Sally yang Dia kenal di kehidupan ini.
"Jack ..." Sally tidak bisa menahan tangisannya lagi. Melihat wajah Jack yang tidak sehangat biasanya, Sally sadar sepenuhnya, bahwa yang Dia lihat memang benar adanya. "Jack ...." Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi mulutnya terasa kelu. Dia masih sulit percaya, Laki-laki yang belakangan ini membuatnya terpesona, ternyata menyimpan sejuta dendam yang ingin membunuhnya.
"Kau sudah membunuhku di kehidupan itu. Jadi bisakah ... bisakah kau membiarkanku hidup di kehidupan ini?"
Sesaat Jack terpaku. Dia lalu mengukir senyuman miris. Sally di kehidupan yang dulu, bahkan tidak pernah memohon seperti ini padanya.
Jack tadinya berpikir sesaat, bahwa mungkin lebih mudah membunuh Sally dengan karakter yang sekarang. Tapi Dia salah. Membunuh Sally dengan karakter sekarang, ternyata jauh lebih berat baginya.
Bagaimana mungkin Dia tega membunuhnya? Melihat sorot matanya yang begitu memohon padanya, Jack dibuat tidak berdaya.
Jadi apa yang harus Dia lakukan? Dia tidak boleh seperti ini. Ambrosius membutuhkannya. Dia harus mengontrol dirinya dan kembali pada tujuannya.
"Jack-"
"Memangnya, jika aku membiarkanmu hidup begitu saja, kutukan itu akan hilang?" tanya Jack. Dia melangkah lebih mendekat. Menangkup pipi Sally dengan satu tangan dan mencengkeramnya. "Kau yang memulai kutukan itu, Sally. Dan jika Kau bisa mengakhiri kutukan itu sendiri, aku tidak akan membunuhmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Human
FantasyNamanya Sally, usia 21 tahun. Dia adalah seorang dokter baru di rumah sakit terbesar di kota Benedict. Dia juga punya keistimewaan yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hanya dengan sentuhan tangannya, macam-macam penyakit akan langsung...