O4

420 59 6
                                    

"jangan lupa buat kerjain tugas, lix. nanti gue yang kabarin lagi kalau pak johnny mau ngumpulin tugas."

felix ngangguk ke arah eric dan melenggang keluar dari kelas. jadwal kuliah udah selesai, dan felix mau pulang cepat-cepat. besok libur. rencananya felix mau bobo aja sampai malam, atau nggak nge-binge film.

namun imajinasi ketika felix tengah rebahan di kasur langsung pupus, seiring munculnya seseorang tengah menyender di mobilnya.

"kak chan?"

"hai felix. baru selesai kuliah?"

"as you can see," felix mengangguk dan bertanya, "kakak sendiri ngapain di sini?"

"nyamperin kamu, mau kasih tahu sesuatu. tapi kayaknya kita masuk ke mobil dulu, boleh ya?"

kembali felix mengangguk sebelum ngebuka pintu mobil.

ketika mereka berdua udah di dalam mobil, chan bersuara, "minho masuk rumah sakit."

"minho—apa?"

reaksi felix ya kaget lah, pastinya.

"iya, dia pingsan. badannya lemes. kata dokter telat makan. tadi dia sarapan nggak?"

felix ngedengus pelan. minho tuh emang keras kepala. udah jalan hampir sebulan dietnya, dan felix udah jarang banget makan malem sama dia.

ya iya lah jarang, orang felix makan sendiri. minho doang yang suka ngelewatin dinner. ditambah sarapan sama minum cuka asem yang 11-12 sama bau ketek itu, ya nggak heran kalau minho jadi lemah daya tahan tubuhnya. itu anak punya maag juga. meskipun nggak kronis, ya tetep aja bahaya.

"minho, sering nggak sarapan, kak. makan malam juga suka dilewatin."

"hmm. asam lambungnya jadi naik. tapi udah dibawa ke rumah sakit, kok."

mereka berdua diam. felix sibuk dengan pikiran khawatirnya.

melihat felix dengan raut gusarnya membuat chan bertanya. "kamu, mau jenguk dia?"

"mau, kak."

"ya udah, nyalain mobilnya. langsung ke rumah sakit."

akhirnya felix menuruti ucapan chan dan pergi dari pelataran kampus.

selama di perjalanan, mereka sedikit berbincang meskipun kaku. "kalian gimana sejauh ini?"

"emm... kenapa emangnya, kak?"

"cuma mau tanya aja. jangan-jangan kalian lagi break atau apa gitu."

karena nggak ada tanggapan, langsung chan tambahin, "aku nanya, felix. nggak dijawab?"

"kami... baik-baik aja, kak."

"nah, gitu doang kok jawabannya. kayaknya susah banget ngomong doang."

felix cuma rolling eyes aja selagi menyetir menuju rumah sakit di jakarta pusat itu.

selagi di perjalanan, chan nyetel lagu lewat hapenya.

"kamu nggak punya selera musik tertentu?" tanya chan iseng.

"aku nggak terlalu dengerin musik, kak."

"payah."

pengen banget felix turunin cowok setengah bule ini di pinggir jalan. biarin aja digodain banci lampu merah yang sumpelan dadanya pake bola tenis itu. sayang ini masih siang, belom pada nongol. "padahal minho suka dengerin lagu, apalagi lagu-lagu band. masa kalian nggak nyiapin lagu apapun di mobil?"

ck, berisik.

akhirnya felix nyalain radio. "nih, puas?"

"iya."

stay beautiful - minlix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang