O12; end.

798 72 10
                                    

last chapter, hope you guys like it!

!¡!¡!¡

di petang musim gugur yang temaram, felix tengah bersantai di ruang tamu milik keluarga lee.

sedikit penasaran, ia putuskan untuk menyalakan ponsel setelah sekian jam ia matikan. 3 hari dirinya menetap di kediaman jisung, dan sudah 3 hari pula semenjak terakhir dirinya aktif menggunakan ponsel.

sepertinya felix bosan, jadi ia nyalakan benda ramping tipis tersebut dan berniat bermain game.

"woah, hapenya nge-lag?" 

felix bergumam selagi menatap nasib ponselnya yang mulai menunjukkan berbagai macam notifikasi. dari twitter, whatsapp, instagram, line. sebanyak itukah informasi yang ia lewatkan? dunia maya memang bergerak cepat.

namun yang menjadi keterkejutan selanjutnya adalah, semua notifikasi itu berasal dari satu orang. direct message, roomchat, semuanya terpenuhi oleh satu akun yang sangat felix kenal.

"s-semuanya... dari minho..."

felix mengenali kontak whatsapp, akun instagram dan twitter, id account line. semuanya dari pria pecinta kucing itu. ada banyak missed call juga, dan hampir semua itu yang menyebabkan ponsel felix error.

ding-dong! 

bel berbunyi, terdengar lembut di telinga felix. "felix, aku lagi masak! bisa buka pintu? kayaknya itu dari tukang paket!" seru jisung di dapur.

"gue nggak bisa bahasa belanda, ji!" teriak felix membalas si tupai.

"santai aja, tukang paket bisa bahasa inggris kok!"

"kalau beneran tukang paket, gue balesnya apa?!"

waduh, mereka malah jadi teriak-teriakan... "cek aja dulu!"

felix cuma mengangkat bahu, berdiri dan jalan malas-malasan.

tanpa melihat doorviewer, felix langsung membuka pintu.

"goedenavond—" (selamat malam)

deg!

untuk segala makhluk hidup bernapas di bumi, felix tidak akan menyangka dengan pemandangan di depan mata.

mengedip canggung, tatapan mereka bertemu dan menolak untuk berpisah. 

"felix."

sret!

sebelum felix sempat melakukan apapun, minho menarik tangannya dan mendorong yang lebih muda ke dinding. mengukung lawannya tanpa melepas pandangan. 

"m-minho—"

chup!

belum sempat berbicara sepatah kata, minho sudah menyerang si manis dengan bibirnya. ciuman yang memabukkan felix, bahkan ia tak mampu melawan. 

lemas, tangannya ikut melemah seraya menahan dada bidang minho, meminta untuk berhenti. namun, apa memang dirinya mau berhenti? 

karena sepertinya felix begitu menikmati bilah bibir sang dominan, alih-alih merasa terganggu.

"mmph, stop—"

deru napas felix rasakan ketika keduanya telah melepas diri.

wangi vanilla yang selalu felix rindukan ketika sang pemilik aroma pergi seolah-olah menggentarkan pendiriannya.

"felix. aku udah tahu semuanya."

lelaki kelahiran sydney itu hanya diam ketika minho memeluknya erat, mendekap dan merengkuhnya. seperti anak perempuan tengah memeluk boneka beruang kesayangannya. 

stay beautiful - minlix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang