"untuk acara selanjutnya akan dimulai nanti sore sekitar jam 16.45. untuk peserta pelatihan bisa beristirahat dulu, lalu bersiap sebelum kita berpindah ke jadwal selanjutnya."
minho menghela napas lega, menyenggol pundak salah satu teman seagensinya sambil tersenyum.
"untung udah kelar ya, woo."
"heeh, capek banget. bibir gue mana asem lagi."
"lo mau nyebat? gue temenin deh."
"nggak, mau tidur!" wooseok menggeleng, "gue kangen sama pacar gue. mau kelonan di telepon."
"dasar bucin," cibir minho.
wooseok malah ngasih pandangan menggoda. "yee, si goblok. lo kan ada si lia! ngapain iri anjir, bisa kelon tiap malem."
ada rasa tak nyaman dalam hati minho.
ah, kan wooseok nggak tahu pacar gue siapa. "ahahaha... gue mau ambil soda. lo mau?"
"sprite aja gue. jangan pake lama, gue tunggu di kamar ya!"
dan setelah teman berbadan bongsornya itu pergi, minho baru menghampiri vending machine tak jauh dari aula tempat mereka mengikuti pelatihan tadi.
selagi memasukkan uang, minho melirik sekilas pada ponsel beserta sederet nomor di sana.
"ke mana kamu, baby deer?"
firasat tak enak kembali melingkupi minho. biasanya kalau minho lagi ke luar kota atau negeri, dia jarang nelpon felix kecuali ada hal mendadak.
tapi semenjak ucapan hyunjin dan jeongin memengaruhinya, baik hati dan pikiran minho jadi kacau.
ia jadi mengkhawatirkan felix—yang sebelumnya malah tidak pernah minho khawatirkan dahulu ketika tengah berpergian.
"hei, kamu di sini!"
minho tidak perlu berpaling, suara itu sudah pasti milik lia.
"hei, lia. udah selesai pelatihanmu?" basa-basi pria itu.
"belum, tapi tadi kak baek ngasih aku waktu buat santai bentar. haaah, capek banget! males sebenernya ikut-ikut ginian..."
minho mempersilahkan lia untuk memakai vending machine, karena miliknya dan wooseok sudah ada di tangan. sementara tangan satunya lagi tidak henti-hentinya menelpon seseorang di sana—dan tetap saja tidak ada jawaban.
"nomornya mati apa gimana?"
"kenapa?" tadi lia tidak sempat mendengar gumaman minho tadi, suaranya kurang jelas dan lia sedang fokus dengan vending machine.
"oh... nggak kok, gapapa."
"oalah, oke. oh ya minho nanti mau ikut aku belanja—"
"lia, maaf motong. tapi aku duluan ya."
"a-ah? mau istirahat, ya? okay, istirahat yang cukup ya—"
minho tidak mendengarkan apapun lagi, pergi dari sana dan berniat mengecek sesuatu.
sesuatu yang akan menjadi kunci jawaban atas kekhawatirannya.
!¡!¡!¡
"jisung!"
"felix!"
sosok pria imut dengan poni samping memeluknya begitu erat, seperti teman lama yang kembali bertemu setelah bermusim-musim terpisah.
"lo keliatan sehat, dan lumayan berisi! lo lagi program diet ya?"
"enggak kok, ada-ada aja. boleh gue taruh koper di dalam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
stay beautiful - minlix [✓]
Fanficminho adalah sesuatu yang paripurna di mata felix. namun sayang, raja kebanggaannya tidak pernah puas akan hal tersebut. ©halfmood ; 2021