24. Riasan Pertama Sepertimu (2)

3.2K 208 14
                                    

Dia suka memakai gaun terusan berkerah, bagian yang terbuka tidaklah banyak.

Zhousheng Chen menggunakan jarinya menarik turun kerahnya sedikit, terlihat kulit di belakang punggungnya. Dia terus menciumnya, perasaan yang tidak dapat digambarkan ketika kulitnya tersentuh, membuat dirinya kesulitan menahan diri, jadi bergerak-gerak sedikit.

"Tidak perlu diganti terlalu tinggi, sebentar lagi akan berkeringat." Dia berkata dengan suara rendah.

Shi Yi berkata en sekali, memejamkan matanya erat-erat.

Dari awal Zhousheng Chen berdiri di belakangnya, berlama-lama di leher dan punggungnya, memanggil namanya dengan lembut, tidak berusaha menutupi sama sekali perubahan di tubuhnya, dia menariknya rapat menempel di badannya.

Shi Yi merasakan kali ini, dia benar-benar menginginkannya.

Dia menjadi semakin tegang.

Dia ingin memberikannya, tetapi juga takut.

Ketika sekarang sudah di depan mata, tidak disangka malahan mulai merasa takut, takut Zhousheng Chen akan kecewa dengan tubuhnya. Takut sendiri tidak terlalu mengerti akan hal ini jadi bisa membuatnya merasa hambar dan membosankan.... semakin memikirkannya dirinya semakin takut, sampai terakhir dia pun bisa merasakannya: "Waktunya tidak tepat?"

Shi Yi berkata dengan suara kecil: "Bukan...."

"Atau tidak menyukai hal ini?"

"Bukan...."

"Takut?"

Dia ingin mengiyakan, tetapi setelah berpikir-pikir, waktu itu di Bremen, ketika di dalam kamar mereka berdua juga sudah memperlakukan satu sama lain dengan begitu apa adanya, malah sendiri yang mengambil inisiatif dahulu. Sekarang mengapa tiba-tiba menjadi takut..... dia juga tidak mengerti.

Kedua tangan Zhousheng Chen mengangkat bagian bawah roknya, dari bawah sampai ke atas, melepaskan gaun terusannya, dan melemparkannya ringan ke atas meja tulis.

Dia tidak membuka baju dan celananya, membiarkan kulit tubuh Shi Yi menempel di tubuhnya, dia mulai menciumnya lebih dalam lagi, mulai dari tulang selangka sampai ke bahunya. Wajah dan telinga Shi Yi sudah merah padam dan berpikir hendak menghindari punggungnya bersentuhan dengannya, tetapi satu tangannya memeluknya, tidak membiarkannya pergi. Tidak terburu-buru dengan sabar, perlahan semakin mendalam, ketika tangannya mulai hendak membuka pakaian dalamnya: "Ingat saya pernah berkata suka mengoleksi nyanyian Wu?"

Shi Yi berkata en sekali, suaranya hampir tidak terdengar.

Dia merasakan pakaian dalamnya terbuka, jatuh ke lantai.

"Familiar terhadap nyanyian Wu?"

"Tidak...." Puisi cabul tentang keintiman di kamar wanita yang pernah beredar di kalangan rakyat kecil, mana mungkin dia terus membacanya?

Telapak tangan Zhousheng Chen terasa agak kasar, atau paling tidak ketika berada di kulitnya, keberadaannya jadi terasa sangat nyata. Ketika tangannya membelai dadanya, dia terkesiap sebentar, matanya menutup semakin erat, bahkan bulu matanya sampai sedikit bergetar.

Di telinganya terdengar suaranya, sangatlah lembut sangatlah rendah: "Di beranda saat matahari pagi terbit, di kolam anggrek saat matahari sore terbenam, meminjam cahaya bulan memetik bunga lotus, malam demi malam mengambil benih bunga lotus."

Samar-samar dia bisa mendengar ada yang bernada intim dan seksual.

Tetapi kesadarannya sudah mulai hilang, pertama kali bersentuhan kulit dengan begitu intim, benar-benar membuatnya jadi sangat rentan.

Forever and Ever / One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang