41. Tambahan (3): Seratus Tahun Bersama Sampai Akhir

3K 198 21
                                    

Di hari peringatan kematian Wenxing yang ketiga, mereka kembali ke kediaman tua di Zhenjiang.

Ketika mereka pulang dari pemakaman, tanpa diduga Zhousheng Chen mengusulkan hendak pergi sembahyang. Dia teramat sangat heran, tetapi juga tidak menentangnya, hanya menggendong Zhou Mushi yang paling kecil di pangkuannya, melihatnya dengan sedikit geli: "Ilmuwanku, mengapa kamu tiba-tiba seperti mendapat pencerahan?"

Dia tertawa, baru saja hendak mengatakan sesuatu, jarinya sudah ditangkap oleh Zhou Mushi.

Anak lelaki yang baru berumur setahun lebih, membuka mulutnya dan ingin mengulum telunjuknya, langsung ditahan oleh Shi Yi, yang mengambil selembar tissue basah dan melapnya di beberapa jari Zhousheng Chen, baru memasukkan telunjuknya ke mulut anaknya....

Si ilmuwan besar yang meneliti planet venus, sekarang sepenuhnya mengkerut menjadi mainan putranya.

Shi Yi menggoda anaknya bermain, jadi lupa pertanyaan sebelumnya.

Zhousheng Chen melihatnya dan tertawa, juga tidak melanjutkan pembicaraan mereka.

Sepasang kakak perempuan kembarnya yang baru berusia dua tahun jauh lebih aktif dibanding adiknya, karena baru belajar berjalan, jadi suka berjalan-jalan dengan santai di pelataran biara, disamping mereka ada paman Lin dan dua orang anak gadis yang menjaga mereka, jadi tidak terlalu kuatir.

Shi Yi tidak terlalu ingin anaknya masuk ke dalam aula utama biara, jadi setelah dengan hati-hati menyerahkannya kepada ibu susunya, baru masuk ke dalam sendirian.

Dia percaya kepada buddha, dengan sungguh-sungguh dengan sepenuh hati berdoa, kedua telapak tangannya saling menempel, berlutut di matras yang sudah ada jejak bekas lutut sebelumnya, sembahyang tiga kali ke Buddha sakyamuni, ketika membuka matanya, menemukan kalau di sampingnya sudah ada sebuah bayangan orang yang sedang berlutut.

Tidak disangka itu adalah Zhousheng Chen.

Dengan tidak percaya dia melihatnya, melihat dia menempelkan kedua telapak tangannya dan memejamkan mata, tidak tahu apa yang sedang dia pinta kepada buddha sakyamuni.

Begitu banyak tahun berlalu, dia belum pernah melihatnya sembahyang.... perubahan ini terlalu membuat orang tercengang.

Buddha sakyamuni yang tersenyum, memandang ke bawah ke mereka yang berada di aula utama.

Shi Yi memandang dia tanpa berkedip, sampai ketika Zhousheng Chen meletakkan tangannya dan membuka matanya.

"Sejak kapan kamu percaya kepada buddha?"

Dia tertawa: "Tiga tahun yang lalu."

"Tiga tahun yang lalu?"

"Benar, tiga tahun yang lalu," Dia menjulurkan tangan memapahnya bangkit berdiri, berkata: "Tiga tahun yang lalu, ketika kamu tidak mau bangun, terus tertidur."

"Terus?" Dia terus mengejar bertanya dengan tidak sabar.

"Terus saya membawamu pulang ke Shanghai, ketika sedang membereskan kamar, jadi menemukan tulisanmu."

"Saya tahu hal itu.... tetapi apa hubungannya dengan percaya kepada buddha?"

"Kamu tidak mau bangun-bangun, saya sudah panik mencoba segala macam pengobatan, jadi saya datang kesini," Dia berkata kepadanya dengan suara rendah, mengingat-ingat kembali, "Sewaktu datang kesini hari sudah malam, tidak ada orang. Jadi saya berdiri disini, teringat kalau kita pernah berdiskusi tentang keyakinan di luar aula ini, saya beritahu kamu kalau saya seorang atheis."

Forever and Ever / One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang