12. Selipan: Tulang yang Indah

2.4K 158 43
                                    

Dia masih ingat ketika waktu pengangkatan murid dan guru, itu adalah hari dimana matahari bersinar terik.

Di generasi keluarga Cui dari Qinghe, dia adalah satu-satunya anak perempuan, yang lain kebanyakan meninggal sewaktu masih memakai lampin. Karena kekuasaan keluarganya sedang berada di puncak, sejak di kandungan ibu, dia sudah ditunjuk dan dijanjikan kepada putra mahkota. Menurut percakapan beberapa ibu susunya sewaktu kecil, kalau sampai pada saat itu melahirkan anak lelaki, bisa jadi akan diam-diam ditukar menjadi bayi perempuan, hanya demi supaya bisa masuk ke istana menjadi permaisuri.

Untungnya adalah seorang bayi perempuan.

Tetapi yang tidak beruntung adalah, bayi perempuan ini dilahirkan dalam kondisi tidak bisa berbicara.

Karena itulah, baru dia bisa bersujud memanggil pangeran Xiao Nanchen* sebagai gurunya, pangeran yang memegang 700.000 pasukan di tangannya adalah orang yang paling ditakuti oleh janda permaisuri, juga merupakan paman paling kecil dari putra mahkota, tetapi bukan anak kandung janda permaisuri. Menurut perkataan ibu, langkah ini bisa membuat dia mempunyai gunung sandaran yang kuat, sekaligus dengan status sebagai guru dan murid, di hari mendatang bisa membantu putra mahkota untuk menarik dukungan dari pamannya ini.

* gelar pangeran Zhousheng Chen.
Pangeran kecil Naga dari Selatan.
Chen artinya cabang tanah dari perhitungan bazi
yang simbolnya naga.

Satu langkah dua keuntungan.

Satu anak panah dua rajawali emas.

Pertaruhan ini, dia setengah mengerti setengah tidak, tetapi teringat hari itu dimana gurunya melambaikan tangannya, dan aura intimidasi para prajurit yang berlutut, membuatnya menjadi penuh pengharapan menunggu bertemu dengannya. Kalau bukan karena mencuri lihat dirinya, dia pasti menyangka pangeran Xiao Nanchen adalah pangeran berumur tiga puluhan, kalau tidak masakan bisa mempunyai prestasi militer yang begitu gemilang sehingga membuat keluarga kerajaan ketakutan.

Ditengah pandangan orang-orang, Shiyi dengan taat maju memberi hormat kepada guru, menerima cawan teh yang diberikan oleh orang di sampingnya, dengan dua tangannya yang kecil memegangnya erat, selangkah demi selangkah berjalan menuju ke pria yang masih muda yang duduk di tengah panggung.

Air di cawan sedikit bergoyang, mengeluarkan kepulan asap panas.

Dia tidak berani lepas fokus sedikitpun terhadap langkahnya, sampai berdiri di depan Zhousheng Chen, dengan hormat dan taat mengangkat cawan teh tersebut di atas kepalanya.

Dia berpikir, kalau murid lainnya, seharusnya dengan hormat memanggil "Guru, silahkan meminum teh", tetapi dia hanya diam saja, satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah memegang cawannya dengan baik. Dengan cepat, sebuah tangan menerima cawan teh dari tangannya, sedangkan tangan satunya lagi memegang cawan, meminum seteguk: "Shi Yi*, kamu di rumah dipanggil Shiyi (sebelas)?" Shiyi mengangkat kepalanya, melihatnya dengan mata yang bercahaya, perlahan menganggukkan kepalanya.

* namanya sama dengan di kehidupan mendatang.
时宜 Shí Yí artinya Tepat pada Masanya.

"Kebetulan, saya sudah mempunyai 10 murid, panggil kamu Shiyi, baik tidak?"

Dia tidak menyebut dirinya "guru", tetapi menyebut dirinya "saya".

Shi Yi sedikit tertegun, jadi melihat ibunya yang berada di kejauhan.

Setelah ibunya menganggukkan kepalanya, barulah dia menganggukkan kepalanya perlahan. Dia pikir, ini benar-benar seorang guru dan pangeran yang aneh.

Forever and Ever / One and OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang