Inspired by : LUT GAYE MV.
---
Suatu malam, suatu kisah, suatu tragedi.
.
Wooyoung menangis penuh rasa sakit hati dan kecewa dengan keputusan orang tuanya yang akan menikahkannya dengan putra seorang yang kaya raya, pemilik perusahaan besar ternama di Korea.
Plakkk~
Pipi Wooyoung terasa panas ketika tangan lembut ibunya mendarat keras dipipinya, membuat tangisannya terhenti, ibunya yang ia sayangi menampar nya, sakit sekali. "Diamlah Wooyoung! Dan bersikap baiklah! Mereka sudah berbaik hati dan dengan tulus menerima mu sebagai menantu mereka. Kau harus banyak berterimakasih pada mereka. Ini pernikahan berharga yang sangat tidak mungkin dimiliki orang lain. Kau sangat beruntung akan hal ini" ucap ibu Wooyoung penuh emosi dan amarah karena Wooyoung sangat menolak atas apa yang terjadi saat ini.
Wooyoung menggigit bibir bawahnya, menahan tangisnya agar tidak adanya kemungkinan ibunya akan menamparnya lagi. "Kau sudah siap dan sangat indah sekarang. Jangan menangis, atau itu akan memudarkan riasan wajahmu. Buatlah calon suamimu bangga karena betapa cantiknya pasangan yang ia punya" tutur ibu Wooyoung lagi sebelum pergi meninggalkan putranya dengan wajah tidak peduli.
"Hikss.." masa bodoh, Wooyoung hanya ingin menangis saat ini. Ia tidak menyukai keluarga yang memilihnya sebagai menantu, ia tidak suka calon suaminya, ia pun tidak menyukai apapun sekarang termasuk ayah ibunya.
"San.. bawa aku pergi" Wooyoung terduduk dilantai kamar mewah yang sudah ditempatkan untuknya di hotel mewah milik keluarga yang menyuntingnya.
San, ia adalah kekasih Wooyoung. Tak ada seorang pun yang ia cintai selain kekasihnya itu. Baginya seorang San adalah segala-galanya. "Tolonglah.. datanglah Choi San! Hiks.." pekiknya dalam hati. Amat sakit batinnya.
.
Mobil sport berwarna hitam berhenti di basement area hotel tempat yang tengah diadakannya acara pernikahan sang pemilik. Pria berpakaian serba hitam dan menutupi wajahnya dengan topi masuk kedalam hotel langsung menuju seseorang yang tengah terisak tak terhenti didalam sebuah kamar dengan sangat aman.
"Wooyoung!" panggilnya pelan ketika sudah melihat pria terkasihnya merutuki diri sambil menangis. Kondisinya sangat buruk.
"San!" pekiknya terdengar kasihan ditelinga San. Wajahnya yang penuh air mata itu membuat relung hati San terasa disayat-sayat.
San mendekati kekasih manisnya itu, "aku datang untukmu sayang" San merengkuh tubuh tak berdaya kekasihnya.
"Aku tidak mau ini semua, San. Bawa aku- bawa aku pergi jauh dari sini. Aku hanya ingin bersamamu" Wooyoung membalas pelukan San dengan erat. Masih dengan air mata.
San membuat jarak antara tubuhnya dan Wooyoung, diusapnya air mata yang mengalir di pipi berisi milik kekasihnya, "pertama-tama kita singkirkan air mata ini. Yang kedua, jalankan sesuai rencana ku. Hm? Aku akan membawamu pergi" San memberi senyuman manis pada Wooyoung untuk menguatkan kekasihnya itu.
"Kau yakin kita bisa pergi dari sini?" mata Wooyoung yang masih berkaca-kaca itu membuat San tak kuasa untuk mengecup bibirnya lembut dan mencium kedua kelopak matanya.
"Percaya padaku, hm.." San mengelus lembut pipi Wooyoung. Wooyoung menatap San dengan yakin, "ayo kita pergi" final Wooyoung untuk mengakhiri percakapan nya dengan San.
.
Sudah waktunya untuk Wooyoung keluar dari kamarnya dan menemui calon suaminya dialtar pernikahan, tangan nya digandeng oleh San yang menyamar sebagai pelayan dari sang mempelai. Mata keduanya saling memberi kode untuk waktu pelaksanaan rencana mereka.