8. Qtime with you

118 10 1
                                    

Setelah 'kejadian' yang Alice alami dirumah Nando, Rangga mengajaknya pergi menggunakan mobilnya.

Alice duduk di samping Rangga, dengan wajah tertunduk. Sedari tadi Alice hanya terdiam. Rangga frustasi melihat Alice seperti itu, ia tak rela kalau Alice harus sakit hati untuk kedua kalinya oleh laki laki yang sama.

Rangga menghela nafas berat. Alice yang menyadari itu langsung mendongak. Ia sadar Rangga begitu karena dirinya. "Sorry Ga.." kata kata Alice langsung dipotong oleh Rangga "lo ngapain tadi dirumah Nando ?" Tanya Rangga tetap dengan senyuman. Alice meringis. Rangga masih bisa tersenyum, meskipun Alice sudah membuatnya kecewa.

"Gue ngerjain tugas seni suara Ga. Lo sendiri ngapain di rumah Nando?" Tanya Alice "nganterin kakak gue" jawab Rangga. Alice hanya ber ooo ria. Kerja otak Alice memang lambat.

~~~.

"Gimana kabar kakak lo Ga? Gue udah lama nggak ketemu sama dia" kata Alice sambil memakan ice creamnya. Sekarang mereka sedang duduk dipinggir danau dan mencelupkan kaki. Mereka berada di taman kota. Taman ini jauh dari rumah mereka. Rangga menatap Alice dengan tatapan sendu. Mana bisa, Alice menanyakan orang yang telah membuatnya sakit hati. "Dia baik baik aja kok. Sekarang, dia lagi di rumah" jawab Rangga. Kakak Rangga memang sedang melanjutkan SMA-nya di luar negeri, bersama papanya. Sedangkan mama Rangga, sedang berada di Semarang untuk mengurus usaha butiknya.

Rangga memang berasal dari keluarga sibuk. Keluarganya tidak pernah ada di rumah, hanya ada dirinya sendiri dirumah dan 2 pembantunya. Tetapi, kedua orangtua mereka masih tetap bisa mendidik kedua anaknya dengan baik.

"Beneran dia lagi dirumah ?" Tanya Alice dengan mata berbinar. Alice menyayangi Kak Thany, kakak Rangga. Karena, dari dulu Alice ingin memiliki kakak perempuan.

Melihata kilatan mata Alice, Rangga tersenyum. Ini baru Alicenya. "Iya, mau kerumah ?" Tanya Rangga "mauu ayokk" ajak Alice sambil menarik tangan Rangga. Seperti anak kecil. Rangga tertawa "iya iya sabar, udah kayak bocah aja deh lo" Rangga kembali tertawa. Alice berhenti melakukan aksinya. "Iya kali gue bocah" kata Alice, ia mencebikkan bibirnya lalu pergi meninggalkan Rangga yang masih tertawa.

~~~.

"Sebelum kita ke rumah, nonton dulu yuk" ajak Rangga. Kini mereka sudah duduk manis di dalam mobil. Alice mengangguk, ia sedang asik bermain get rich di handphonenya. "Main aja mulu, gue dicuekkin" kata Rangga, Alice memutar bola matanya. "Iyaa apa Rangga sayang" kata Alice. Mereka berdua terdiam, canggung.

Rangga akhirnya memecah keheningan "ciee lo udah ngakuin perasaan lo ke gue ya" kata Rangga sambil mengedipkan kedua matanya. Pipi Alice bersemu merah "dih, over confident loh. Iya gue sayang sama lo, sebagai sahabat" kata kata Alice membuat Rangga terdiam.

Rasanya sesak. Rangga tidak tahu kenapa dia menjadi seperti ini.

~~~.

Mereka kini sedang berjalan bergandengan menuju bioskop. 'Seperti' sepasang kekasih.

"Lo mau nonton apaan sih Ga ?" Tanya Alice, karena sedari tadi Rangga hanya duduk di sofa ruang tunggu. Rangga lalu mengeluarkan 2 lembar kertas, lebih tepatnya tiket bioskop. "Lo udah beli tiketnya ? Kok lo gak ..." omongan Alice terputus setelah melihat judul film yang akan mereka tonton "WOMEN IN BLACK !!" Teriak Alice. Sehingga, perhatian orang teralih padanya. Muka Alice pucat, ia penakut. Apalagi dengan hal hal berbau horror.

"Kenapa, lo takut ya? Aahahaaa" Rangga tertawa. Wajah Alice merah padam karena marah sekaligus malu. "Nggak siapa bilang gue takut, gue berani kok" kata Alice dengan angkuh. "Baguslah kalau gitu, soalnya tempat duduk kita pisah" kata Ranga sambil menyandarkan punggungnya, santai.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang