s i x

174 8 3
                                    

Alice masih asik bergelung di tempat tidurnya seperti kepompong. Semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan tugas seni suara sialan itu. Ia sangat sebal dengan tugas itu. Dia harus berpasangan dengan orang yang ingin dijauhinya. Apalagi, suara Alice pas pasan, tidak sebagus suara partnernya.

Iya, Alice masih mengingat persis suara indah Nando. Suara yang selalu ingin didengarnya.

Setelah bergalau galau ria akhirnya Alice bangun dari kasurnya dan segera menuju kamar mandi.

Setelah bersiap siap, Alice turun menuju ruang makan. Sesampainya disana Alice di sambut dengan hangat oleh Risma dan Reza. Ia segera duduk manis disamping Reza. "Morning adek, lo ntar berangkat sama pulang ndiri ye" kata Reza. baru Alice ingin membuka mulutnya, bel pintu berbunyi.

Alice membukakan pintu, dan terkejut melihat Rangga berdiri disitu dengan cengiran khasnya. "Pagi jomblo" sapa Rangga, "heh lo juga jomblo kale"kata Alice, Rangga hanya tertawa. "Siapa dek?" Tanya Reza yang mengintip dari belakang Alice. "Nah bagus deh ada lo Ga, titip adek tercantik gue ya" kata Reza. "Udah deh ah, masuk dulu Ga. Kita sarapan bareng nyookkk" kata Alice sambil menarik Rangga.

Sementara itu Reza hanya geleng geleng sambil berteriak "love birds"

Kini Alice sudah siap hendak berangkat bersama Rangga.

"Jangan ngebut, awas lo !" kata Alice sambil memukul punggung Rangga pelan. Rangga terkekeh melihat sikap Alice. "Pegangan aja deh lo" tepat setelah Rangga mengatakan itu, mereka langsung melaju kencang. Reflek, Alice memeluk Rangga erat. Tanpa Alice sadari, Rangga tersenyum dibalik helmnya.

~~~.

KRIINNGGG...

Bel istirahat berbunyi, bel yang ditunggu tunggu Alice. Ia benar benar bosan memperhatikan pelajaran sejarah yang diterangkan oleh ms.dott. Murid - murid bersorak kegirangan dan segera berhamburan keluar kelas. Alice berjalan keluar kelas bersama Feli yang dari tadi asik merangkulnya. Ia terlihat sangat semangat sekali hari ini.

Mereka berdua telah duduk manis di kantin. Mereka duduk di meja tengah karena seluruh meja sudah penuh. Alice sebenarnya tidak suka duduk di tengah, ia lebih suka duduk di pojokan dekat pohon besar. "Lo mau makan apa Ai? Gue traktir deh, gue lagi baik hati hari ini" kata Feli sambil menaik turunkan alisnya. "Lo kenapa deh ah? Habis jadian ye?" Feli terdiam tapi masih dengan senyumannya. "Gue mau yang sama kayak lo aja dah" lanjut Alice. Setelah itu Feli langsung pergi memesan makanan.

Kini tinggal Alice sendirian di meja tengah, yang di sekelilingnya dipenuhi dengan anak anak eksis di sekolah ini. Alice benci dengan keadaan ini, akhirnya ia memutuskan untuk bermain dengan gadget kesayangannya.

Sedang asik bermain gadget, matanya ditutup dengan tangan dari belakang. Alice sudah tau pasti siapa pelakunya. "Rangga gue udah tau itu lo, gue gak bakalan kaget elah" kata Alice sambil melepaskan kedua tangan Rangga.

"Ciee hapal banget elah kebiasaan gue" kata Rangga sambil menoel hidung mungil Alice. "Taulah, lo kan sahabat tersayang gue" kata Alice lalu tertawa renyah.

Rangga yang mendengar kata kata Alice merasa senang sekaligus sedih. Senang karena ia disayang oleh Alice, sedih karena ia hanya dianggap Alice sebatas sahabat, tidak lebih. Gue kan maunya lebih Ai batin Rangga. Lalu secepat kilat ia menggelengkan kepalanya kuat kuat.

Alice yang melihat sikap Rangga bertanya "lo ngapain deh ah geleng geleng gitu? Ngebayangin jadi dj lo ?" Rangga tertawa, ia tidak menjawab pertanyaan Alice. Ia hanya memandang Alice dan menyingkirkan anak rambut Alice.

Samar samar Alice mendengar bisikan bisikan para ratu gosip, yang kini sedang memandang Alice dengan tatapan membunuh.

"Dasar tuh cewek kuper gatau diri, kemaren ngegebet Nando, sekarang sama Rangga" begitu yang Alice dengar. Ia memang dijuluki cewek kuper karena ia tidak pernah memiliki teman selain Feli dan Rangga. Dan para perempuan eksis di sekolah ini heran, mengapa Rangga mau berteman dengan Alice. Bahkan, tidak sedikit perempuan yang Rangga tolak, dengan alasan tidak ingin memiliki pacar.

Alice hanya menunduk, kembali memainkan gadgetnya dan tidak menghiraukan bisikan bisikan gosip lainnya.

"Toil, lo ngapain nunduk gitu" tanya Rangga yang sedari tadi memperhatikan Alice. Alice hanya menggeleng lemah lalu kembali nenunduk. Rangga berpindah duduk disamping Alice. Ia mengangkat dagu Alice. Lalu Rangga terdiam, Alice sangat cantik dengan mata coklatnya, hidungnya yang mancung, dan bibir mungilnya. Setelah semakin banyak cibiran tentang mereka-Rangga dan Alice-Rangga akhirnya tersadar. "Lo jangan nunduk mulu, gue jadi nggak bisa ngeliatin muka lo yang jelek" kata Rangga lalu terkekeh kecil. Alice yang tersadar dari lamunannya akhirnya memukul pundak Rangga, kemudian ikut tertawa.

Feli yang baru datang dan membawa dua piring pasta, terkejut melihat Alice dan Rangga yang sedang tertawa bahagia. "EHMM" Feli berdehem keras. Rangga dan Alice menoleh "kalian kalo mau pacaran jangan disini, kalian bikin gue iri tau" mendengar Feli berbicara seperti itu, mata Alice terbelalak.

Alice merasakan semburat panas di wajahnya "kita gak pacaran Fel" kata Alice sangat pelan. Sedetik kemudian, Alice mendongak dan segera mengambil pasta yang hendak dimakan cantik oleh Rangga. "Heh, itu pasta gue. Kenapa jadi lo yang makan sih?" Kata Alice sambil merebut piring pastanya. Alice memang sangat menggemari berbagai macam pasta. "Gue laper banget Ai, buat gue ya?" Kata Rangga dengan wajah memelas. Sayangnya itu tidak mempan dengan Alice.

"Yaudah si, lo tinggal beli sono susah banget" kata Alice yang sudah mulai memakan pastanya. "Dompet gue ketinggalan" kata Rangga sambil menggaruk tengkuknya. "Makan bareng ya" seketika wajahnya berseri seri. "Mumpung gue lagi baik nih, gue iyain deh" kata Alice sambil menyodorkan piringnya. Rangga mengambil sendok yang telah disediakan di meja kantin, dan mulai memakan pasta Alice. "Ah itu mah akal akalan lo aja deh Ga, biar bisa modusin Alice" Feli yang dari tadi gemas melihat mereka akhirnya berbicara. Rangga hanya tertawa dengan wajah innocencenya, sedangkan Alice hanya memutar kedua bola matanya.

Saat sedang asik bercanda dengan Rangga, Nando menghampiri mereka. Rangga yang melihat Nando mendekat, menggenggam tangan Alice erat. "Ai, gue ..." ucapan Nando terpotong oleh Rangga "mau apa lo?" Tanya Rangga dengan nada bicara yang dibenci Alice. Rangga sudah memandang Nando dengan tatapan tajam dan menusuk. Alice takut dengan tatapan Rangga saat ini. Alice mencengkeram erat kaos Rangga dan bersembunyi di belakang Rangga. Sedangkan Rangga, mengeratkan genggamannya ditangan Alice.

"Wowo santai bro, gue cuma mau ngasih tau Alice tentang tugas seni suara" kata Nando disertai kekehan kecil. Rangga menoleh ke Alice, seketika tatapannya melunak.

Alice tertawa "gue partnernya dia di tugas seni suara" kata Alice. Genggaman tangan Rangga mengendur. Alice berganti menatap Nando. "Kenapa?" Tanya Alice datar "hmm, gimana kalo ngerjain tugasnya hari sabtu aja dirumah gue" tanya Nando. Alice mengangguk, "okay, gue ke rumah lo jam ?" "Gue jemput jam 9 pagi" Alice hanya mengangguk lalu meminum jus jeruknya. "I'll se you soon Ai" kata Nando lalu melambaikan tangannya, Alice hanya membalasnya dengan senyuman. Sedari tadi, sekelilingnya sudah heboh dengan gosip.

Rangga yang mengerti keadaan langsung mengajak Alice dan Feli masuk kelasnya masing masing.

~~~.

Kini Alice duduk di lorong sekolah, ia menunggu hujan reda. Sekolah sudah sangat sepi seperti di kuburan. Hari ini Reza sedang ada kencan dengan michelle gebetannya. Feli juga ada urusan, yang mengharuskannya pulang duluan. Akhirnya, Alice harus pulang menggunakan kendaraan umum. "Lo belum pulang Ai?" Tanya seseorang, Alice menoleh dan mendapati Nando yang sedang menyandar pada tembok dengan kedua tangannya yang masuk ke dalam saku celananya.

"Gue nunggu hujannya reda" jawab Alice sambil memainkan kakinya. Ciri khas Alice bila gugup. "Kemana kakak lo?" Tanya Nando lagi "hufftt, lagi pacaran dianya" jawab Alice.

"Pulang bareng ..." kata kata Nando terpotong. "Dia pulang bareng gue" Alice menoleh ke asal suara. "Sorry Nan, gue bareng Rangga. Take care ya" kata Alice disertai senyuman. Nando mengangguk pasrah, lalu melambaikan tangannya. Senyumnya masih tercetak jelas di wajahnya.

Alice berbalik arah dan berjalan beriringan dengan Rangga.

Sementara Nando, masih terdiam ditempatnya. Gue bakal rebut lo lagi Ai, cuma gue yang boleh dapetin lo.

15 Februari 2015
XOXO

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang