9. Choice

123 10 5
                                    

Rangga masih berguling di kasur tercintanya. Kak Thanny sudah keluar sejak 20 menit yang lalu.

Lo suka sama Alice

Lo suka sama Alice

Lo suka sama Alice

Rangga menjambak rambutnya frustasi. Kata kata kakaknya terus terulang di benaknya. Rangga masih tidak yakin dengan perasaannya. Rangga merebahkan badannya yang terasa lelah hanya gara gara hal sepele. Sedikit demi sedikit, matanya mulai terpejam, dan ia pun terlelap.

Sebelum tidur, ia memutuskan akan menghampiri sahabatnya besok.

~~~.

Pagi pagi sekali Alice sudah bangun, lebih tepatnya terbangun. Ia terbangun karena mimpinya tentang kejadian itu terulang kembali.

Jika sudah terbangun, Alice tidak bisa kembali tidur lagi. Karena ini masih sangat pagi, Alice turun kebawah. Ia berjalan menuju dapur, berniat untuk membuat sarapan. Meskipun ia menginap di sini, Alice tidak mau merepotkan mereka. Karena ia sudah menganggap keluarga Rangga seperti keluarganya sendiri.

Alice ingin membuat nasi goreng sosis kesukaan Rangga. Alice memang tidak pintar memasak. Tapi makanannya cukup enak untuk dimakan.

Saat sedang memotong sosis, Alice mendengar langkah kaki yang mendekat. Alice berbalik, dan ia menemukan Rangga sedang berdiri menatap Alice sambil memegang gelas.

Alice kembali berkutat dengan pekerjaannya. Ia berusaha konsentrasi dengan pekerjaannya karena ia ingin menormalkan detak jantungnya, yang sedang lari marathon.

Sosok itu mendekat, berdiri disamping Alice "lo ngapain?" Tanyanya. "Nggak liat gue lagi ngapain ?" Tanya Alice balik "masak" jawabnya singkat sambil tetap memandangi setiap gerak gerik Alice. "Nah tuh dah tau" Alice berusaha terlihat acuh, dan menutupi getaran hebat dalam suaranya. "Gue bantuin ya" kata Rangga, Alice menatap Rangga bisa jadi apa jantung Alice jika dia harus memasak bersama Rangga. Bisa bisa jantungnya akan melompat keluar.

Alice menggeleng kuat kuat "nggak usah, gue tuh berniat bikinin sarapan biar nggak ngerepotin lo" jawab Alice. "Nggak ngerepotin kok cantik" jawab Rangga sambil menoel dagu Alice. Membuat wajah Alice bersemu merah.

Rangga mulai mengerjakan pekerjaannya tanpa disuruh. Rangga memang cekatan, dan satu fakta yang tidak mau Alice akui adalah, Rangga pintar masak.

Alice memperhatikan gerak gerik Rangga dengan seksama. Dia ganteng banget kalau lagi serius gini batin Alice but wait ? Jangan bilang gue suka sama Rangga. Hell no, gue sukanya sama Nando batin Alice. Lama Alice bertengkar dengan batinnya sendiri, sampai Rangga menyadarkannya "Ai, lo jangan asik aja ngeliatin gue. Asin tuh entar nasi goreng" Alice tersadar dari lamunannya dan segera menghentikan tangannya yang sedari tadi terus menuang garam.

"Aduhhh Rangga sorry, gue nggak sengaja ngelamun. Habisnya lo .." Alice langsung menutup mulutnya, hampir saja ia keceplosan. "Ah lo kan emang pengacau. Udah sana, gue aja yang ngelanjutin masaknya" Rangga mengambil alih kerjaan Alice.

Alice mendengus kesal dan berjalan menuju ruang tv. Sebagai perempuan ia merasa terinjak injak masa iya Rangga lebih pinter masak daripada gue. Gue kan cewek, sedangkan dia cowok batin Alice.

Alice melirik jam dinding. Sekarang sudah pukul 7, Alice naik ke kamarnya untuk mandi. Moodnya untuk mandi sedang bagus, karena ia sedang tidak melakukan apa apa. Selesai mandi, ia mengganti bajunya dengan kaos milik Rangga yang kebesaran di badannya. Dan celana pendek Thanny.

Mengapa Alice tidak meminjam baju Thanny saja ? Karena seluruh baju Thanny bermodel girly. Sebenarnya Alice tidak masalah, tapi dia gerah jika menggunakan pakaian itu di rumah. Alice mengikat rambutnya asal asalan. Lalu ia berlari menuruni tangga, alhasil rambutnya berantakan.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang