19. The Truth

67 12 1
                                    

Sepulang dari jalan jalan dengan Rangga. Alice terus terusan tersenyum. Untung saja Risma dan Reza tidak memasukkan Alice ke rumah sakit jiwa. Mengingat bagaimana genggaman tangan Rangga yang begitu hangat, yang serasa pas di tangan kecilnya. Mengingat Rangga yang tetap menggenggam tangannya erat meskipun sedang asik dengan Ais. Bahkan, Rangga tidak menghiraukan Camilla dan tetap bersama Alice.
Bukan seperti Nando.

Nando. Bagaimana kabarnya sekarang ? Apakah ia bahagia dengan Thanny.
Alice tersenyum, ia sudah tidak merasakan apa apa jika mengingat Nando. Bahkan ia turut bahagia melihat foto Nando dan Thanny yang di post Nando di twitter.

Pada akhirnya semua akan menemukan kebahagiannya masing masing batin Alice lalu menarik selimutnya dan tertidur. Besok hari Senin itu berarti ia harus kembali bersekolah.

~~~

Alice berjalan di koridor sekolahnya sendirian. Hari ini ia tidak berangkat bersama Rangga, karena Rangga harus mengantar Thanny terlebih dahulu.

"Morning sweetheart !" kata Rangga yang langsung merangkul Alice. Alice yang sedang asik melakukan kebiasaannya-melamun pun terkejut.
"Lo pengen banget gue masuk rumah sakit gara gara jantungan ya Ga ?" tanya Alice sambil terus berjalan.
"Janganlah, ntar gue kesepian. Lagian gue kan udah bikin jantung lo gak sehat tiap hari" kata Rangga. Alice langsung menghentikan langkahnya.

"Napa lo ?" tanya Rangga heran.

Alice menggeleng kuat kuat "Ng... Nggak gue ngerasa ada sesuatu yang ketinggalan" kata Alice lalu lanjut berjalan di samping Rangga.
Rangga mengalungkan tangannya yang besar itu ke pundak Alice. Alice yang tidak ingin Rangga mendengar detak jantungnya yang sudah tidak karuan ini berusaha mengelak.

"Apaan sih Ga, berat tau tangan lo" kata Alice sambil berusaha melepaskan tangan Rangga.
"Biasanya juga nggak papa tuh" kata Rangga heran.
"Eh, gue masuk dulu ya dahh" kata Alice setelah melihat kelasnya yang sudah dekat. Sementara Rangga hanya mengernyit heran.

Di kelas ...

"Hai Fel" sapa Alice setelah duduk di sebelah Feli. Feli yang sedang mengobrol dengan Juan yang entah mengapa tiba tiba ada di kelas ini langsung menoleh "Hai juga Ai ku sayang !" balas Feli. "Lebay lo" kata Alice lalu memasang headsetnya.
Saat Alice menyalakan handphone dan melihat lockscreennya yang menampilkan foto Rangga yang Alice ambil secara candid, ia tersenyum lebar. Alice terus memandangi foto itu, dan tetap tersenyum.

"Hmmmm ....." mendengar dehaman seseorang Alice melepas headsetnya dan menoleh ke belakang. Di sana terlihat Juan dengan wajah jahilnya. Sedangkan Alice hanya menaikkan alisnya seolah mengatakan 'kok lo sksd banget'.

"Jangan bilang lo lupa sama gue" kata Juan.

"Ehmm..." kata Alice berpikir sebentar, lalu kembali menatap Juan dan menggeleng. Juan menghembuskan nafas.

"Juan, sepupunya Rangga" kata Juan.
"Ohh .. I see lo yang waktu itu ikut gerombolannya Nando right ?" kata Alice. Juan mengangguk.

"Udah lo balik sana ke habitat lo hush ... " kata Feli sambil mengibaskan kedua tangannya.
"Emang gue kudanil apa pake habitat habitat. Yaudah gue balik, babay princess" kata Juan sambil melakukan kiss bye ke Feli.
Feli bergidik "euw jibang" kata Feli. Tapi setelah Juan pergi, Feli tersenyum dan pipinya memerah.

"Lo harus cerita sama gue" kata Alice.

"Lo juga harus cerita sama gue" balas Feli. Belum sempat Alice bertanya, cerita tentang apa. Guru mereka sudah memasuki kelas.

~~~

"Halo Rangga ku sayang" kata Juan yang baru saja memasuki kelas.
"Beruntung banget Feli dapet pacar maho kayak lo" kata Rangga.
"Sinis banget mbak, lagi pms ya ?" tanya Juan lagi.
"Pms nenek lu" kata Rangga lalu kembali memainkan handphonenya.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang