13. First mistake

106 10 0
                                    

Saat ingin melanjutkan kata katanya, handphone Rangga berbunyi. Ketika melihat nama mamanya di caller id, Rangga buru buru mengangkatnya. Karena, mamanya tidak pernah menelepon kecuali ada hal penting.

"Halo ma ? Ada ... " kata kata Rangga langsung berhenti ketika mendengar suara panik mama.

"Rangga cepet kamu ke sini, Thanny masuk rumah sakit. Dia habis jatuh dari tangga Ga, cepetan !!" Mendengar berita itu dari mamanya, tanpa basa basi Rangga langsung menarik tangan Alice masuk ke mobilnya.
Alice yang heran dengan sikap Rangga hanya bisa mengikutinya saja sampai ke mobil.
"Ada apaan sih Ga ?" Tanya Alice sambil mengelus pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkraman Rangga yang terlalu kuat. Sementara yang ditanya, hanya fokus pada jalanan. Wajah Rangga sudah penuh dengan keringat. Alice menghembuskan nafas, ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi mobil. Alice tau, jika Rangga sudah seperti ini, ia tidak akan bisa diganggu.

~~~.

Akhirnya pertanyaan Alice terjawab, setelah mobil Rangga terparkir di parkiran rumah sakit. Lalu Rangga turun, begitu juga Alice. Sesudah turun dari mobil, Alice bertanya pada Rangga. "Siapa yang sakit Ga?" Tanya Alice "kak Thanny, Ai. Kak Thanny jatuh dari tangga" kata Rangga. Setelah mendengar kata kata Rangga, Alice segera menarik tangan Rangga menuju resepsionis untuk bertanya letak kamar Thanny.

Setelah mengetahui letak kamar Thanny, mereka berlari di sepanjang lorong. Tidak peduli bahwa ini rumah sakit. Mereka berdua sama sama panik. Thanny, adalah orang yang mereka sayangi.
Kini, mereka sudah sampai di lorong kamar Thanny. Mereka masih terus berlari, karena letak kamar Thanny ada di ujung lorong itu.

Tapi, 5 langkah lagi sebelum sampai di depan ruang Thanny, Alice menghentikan langkahnya. Badannya menegang seketika, sedangkan Rangga, kini Rangga sudah menghampiri mamanya yang sedang berbicara dengan dokter.

Tidak jauh dari sana, seorang laki-laki sedang duduk di bangku ruang tunggu. Sesekali, ia mengacak ngacak rambutnya frustasi. Oleh sebab itu, rambutnya sangat berantakan, wajahnya kacau, matanya mulai berair. Kaos yang dipakainya pun sudah kusut.

Alice berjalan mendekat, hendak menghampiri lelaki itu. Ia melangkah sedikit demi sedikit, tapi ia sudah didahului oleh orangtua Rangga sekaligus Thanny. Akhirnya, Alice berhenti ditempat. Berusaha mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Gimana keadaan Thanny tante?" Alice terkejut ketika laki laki itu bersuara. "Dia baik, tapi persendian lututnya agak bermasalah. Jadi, Thanny harus duduk di kursi roda kira kira selama 2 bulan" kata mama Rangga. Suaranya lirih, tapi tatapan matanya masih memancarkan ketenangan. Setelah itu, laki laki yang sedari tadi diperhatikan Alice, kini masuk ke dalam ruangan Thanny.

Lagi lagi Alice terkejut, pertanyaan ada hubungan apa mereka? Masih terus berputar di benak Alice. Tapi, Alice tidak mau berprasangka buruk dulu.
"Makan yuk Ai" ajakan Rangga membuyarkan lamunan Alice. Alice menatap manik mata Rangga. Dalam hati ia berpikir, meskipun dalam keadaan seperti ini, Rangga masih ingat pada Alice. Berbeda dengan Nando yang bahkan tidak menyadari Alice yang berada 3 langkah dari dirinya.

Alice menggeleng, ia ingin menunggu Nando keluar dari ruangan Thanny. "Gue udah kenyang nih Ga" kata Alice sambil mengusap perutnya. Rangga tau, Alice pasti menunggu Nando. Dan Alice tau, Rangga pasti ingin menjauhkannya dari Nando.

"Yaudah, gue ke bawah dulu" kata Rangga, yang dijawab senyuman oleh Alice.
Setelah Rangga pergi, Alice menghampiri orangtua Rangga dan Thanny.

"Tante .." panggil Alice lirih, yang dipanggilpun langsung menoleh. Senyuman manis masih sempat terukir di wajahnya. "Loh ada Alice ? Sini sini duduk" Alice pun duduk di samping mama Ranga. "Kak Thanny kenapa te ?" Tanya Alice basa basi, padahal ia sudah mendengarnya tadi.

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang