«««○6○»»»

41 3 0
                                    

«««○»»»
LIFE IS FAKE
«««○»»»

———————————————

"Saat tekad sudah tertanam kokoh, dan perjuangan sudah semaksimal batasmu. Maka itu akan tumbuh kokoh dan berbuah manis, sama seperti hasil yang akan terjadi."

—————

Senyuman itu masih terngiang di pikirannya, begitu hangat dan sempurna. Tapi didalamnya melambangkan banyak hal, bahagia, sedih bahkan kecewa.

Tapi bila kehangatan itu Jimin benar benar tidak berbohong, rasanya seperti menjadi dirinya yang dulu. Karena tak bisa dipungkiri dirinya yang dulu persis seperti itu, seorang penebar tawa membawa bahagia.

Dulu begitu indah untuk dikenang, tapi sekarang tidak begitu menyenangkan lagi. Semuanya berubah seiring waktu, dan setelah sekian lama senyuman itu kembali hadir pada penglihatan nya.

"Jimin-ah tolong kebelakang sedikit, sejajarkan barisanmu dengan Jungkook agar membentuk polanya," sahut Hoseok sang pecinta dance seperti dirinya.

"Ne hyung."

Ia pun menengok ke samping kanannya mencari keberadaan Jungkook, tatapan matanya bertemu dan lagi lagi senyuman itu hadir. Kini itu hanya menciptakan satu rasa, yaitu bahagia.

"Baik kita ulangi. Five, six, seven, eight," sahut Hoseok kembali.

Biar ku perjelas, ini adalah percobaan terakhir setelah itu istirahat. Cover dance ini mereka persiapkan untuk konser mereka selanjutnya, dan pagi ini adalah pagi yang melelahkan untuk mereka.

"Oke bagus, kita bisa istirahat sekarang."

Kenapa Hoseok? Karena sang empu yang memintanya pada Jisuk agar ia bisa melatih mereka. Nampaknya ia juga sudah menemukan keputusan yang ia cari. Sekarang sosoknya lebih hangat dan menyenangkan.

Bolehkah Jimin bertanya? Pilihan seperti apa yang Yoongi dan Hoseok pilih, keduanya benar benar berbeda pagi ini. Bisakah mereka memberitahu nya? Karena jujur ia pun menginginkan nya.

Kini Jimin hanya terduduk di depannya, ia terlalu lelah untuk sekedar mengambil air dan duduk di tempat yang sudah disediakan. Namun matanya terbuka saat ada sesuatu yang dingin menempel di pipinya.

Ia mendongak, dan lagi lagi senyuman itu yang ia lihat.

"Wae Kook-ah?," tanyanya.

"Aniyo, hanya air Jimin hyung."

Tangan itu terukir, dan tanpa menunggu ia mengambilnya. Tapi ia hampir dibuat tersedak dengan Jungkook yang duduk disebelah nya, ini terlalu tiba tiba dan tanpa naskah satu pun. Pandangannya tertuju pada manik bulat itu.

"Wae hyung," tanya Jungkook sembari memiringkan kepalanya.

"Tidak, hanya... Bisakah hyung bertanya?."

"Tentu, tanyakanlah hyung."

Sejenak ia ragu, tapi hatinya masih terlalu ragu untuk memilih. Mungkin dengan bertanya pada Jungkook akan membuat dia menetapkan pilihan.

"Emm... Senyuman itu, apa kau tak lelah melakukannya. Maksud hyung, apa alasan yang membuatmu masih tersenyum hinggga saat ini? Dan tangisanmu, aku tak pernah melihatnya. Bagaimana kau melakukannya?."

Dapat Jimin lihat Jungkook yang sedikit terkekeh, apakah pertanyaan nya lucu? Lalu mengapa ia terkekeh?

"Sama seperti bernafas hyung, aku menjadikan itu sebagai kebutuhan. Jadi bila aku lelah, mungkin aku sudah menyerah kalah pada dunia. Dan alasannya... Kalian."

LIFE IS FAKE [BTS Brothership & Familyship]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang