«««○»»»
LIFE IS FAKE
«««○»»»———————————————
"Mawar hijau adalah bunga yang melambangkan sejati yang langka. Jadi bagimu yang menyukainya, itu terlalu indah untuk simbol cinta. Hanya mereka yang tidak akan menghianati dan meninggalkan yang mampu memahaminya."
—————
"Huh, apa gunanya berlibur bila hanya untuk tidur. Benar benar menyebalkan, sangat sangat menyebalkan dari pada yeontan yang menggigit sepatuku."
Dan ya, masih banyak lagi umpatan umpatan setelahnya. Tidak, lebih tepatnya menggerutu dan itu sangat sangat berisik. Lagipula siapa sih yang mau diajak bermain saat malam hari, aneh bukan? Ya jelas mereka lebih ingin tidur dari pada memenuhi permintaan kelinci bongsor itu.
Tapi apa yang salah dengan itu? Malam ini begitu ramai dengan bintang, dan Jungkook tak bisa melewatkan itu hanya untuk ia lihat sendirian. Tapi harusnya ia tahu, bahwa kehangatan yang ia idamkan tak secepat hadirnya bintang dimalam hari.
Seberapa keraspun ia mencoba, hasilnya tak akan bisa datang secepat cahaya. Lagipula kenapa ia masih saja melakukannya? Toh mereka semua disini hanya orang asing, untuk apa ia berjuang demi menciptakan sebuah kehangatan. Biarkan saja berlalu seperti yang semestinya.
"Eomma Appa, Bongoshipda. Entah kenapa saat kehangatan itu tidak ada rasanya sangat sesak, seperti ada yang hilang. Tidak terlalu penting tapi tetap saja harus dicari, ini terlalu rumit untuk di definisikan."
Sosoknya masih saja duduk di luar, yang di depannya tersaji hamparan laut yang terlihat begitu kontras dengan angkasa yang penuh bintang. Perasaan yang selama ini ia cari jawabannya, tidak pernah bisa ia cari namanya.
Jadi untuk mengenal dan memahaminya pun juga sulit, pernah dengar istilah 'Tak Kenal Maka Tak Sayang?' Itu benar benar sangat cocok untuk dirinya sekarang. Padahal bisa saja ia memilih tak peduli dan biarkan semua berlalu, tapi konsepnya tidak seperti itu.
"Andai aku memiliki hyungdeul, semua pasti tidak akan terasa seperti ini. Tae hyung beruntung ya? Ia memiliki dua hyung yang menyayanginya, sedangkan aku? Aku terlalu sepi untuk bisa disayangi, bukan begitu?."
Entah untuk siapa dan kepada siapa, tapi Jungkook hanya ingin mengatakan semuanya meski itu pada dirinya sendiri. Pandangannya masih terpaku pada angkasa, sampai sesuatu di atas sana membuatnya menekuk senang.
"Bintang jatuh, cepat buat permintaan pabboya."
'Aku berharap bisa memiliki seseorang yang membawa hangat sebelum pergi, bukan terus bersandiwara di depan lensa dan terus membohongi banyak orang.'
Garis lengkung kembali tergores disana, begitu sempurna dan bahagia. Semoga tuhan memberikan apa yang sosok itu harapkan meskipun kemungkinan terjadi hanya satu banding seribu permintaan lainnya.
Dan dibalik senyum itu tak ada yang tahu betapa menyedihkan hidupmya dengan semua takdir yang telah tuhan beri untuknya. Sangat begitu kontras dengan senyum yang selalu ia tunjukan pada dunia, semoga itu tak berlangsung lebih lama.
«««○»»»
↓
↓
↓
"Jam berapa ini?."
Namja itu akhirnya terbangun juga, mungkin karena lelah tertidur. Ya, lelah. Terbukti tadi saja suara alarm tidak bisa membangunkannya, bahkan sinar matahari yang sudah terasa menyengat sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE IS FAKE [BTS Brothership & Familyship]
FanfictionKalian yang percaya bahwa hujan datang karena ia merindu bumi, segeralah coba untuk berfikir lagi. Karena itu semua hanya kebohongan hidup, nyata nya hujan memang akan datang setelah redup. «««○»»» "Kepintaran tidak akan pernah bisa mengubah ekspekt...