7. Makan Malam

1.7K 218 6
                                    

"Wahhh apa nih? Kenapa makan malam kita mewah banget?" Tanya Jisung begitu sampai di meja makan untuk makan malam.

Mereka secara tumben, bisa berkumpul untuk makan malam. Biasanya cukup sulit berkumpul untuk makan malam secara lengkap. Biasanya Chan dan Minho kerja, sedangkan yang lain terlalu malas untuk berkumpul hanya untuk makan ramyeon.

Bahkan Seungmin dan Felix terlihat berseri setelah bertempur dengan soal latihan ujian. Menjadi siswa di kelas unggulan berarti lebih banyak beban karena mereka diharapkan mendapatkan nilai baik di ujian nasional.

Changbin menenggak air putih banyak, dia baru saja pulang dengan berlari karena takut membuat yang lain menunggu.

Jisung sudah akan menyumpit bulgogi di hadapannya yang langsung di tahan Jeongin. "Nakal ya."

Hyunjin menghela nafas, dia yang sejak tadi membantu Minho btw. Mulai dari memisahkan daging dari tulang sampai membantu memasak. Apalagi sejak tadi Minho ribut dengan tutorial newtube yang menurutnya ribet. Chan muncul di tengah-tengah mereka masak, membantu sedikit-dikit. Tetapi lebih pendiam daripada biasanya.

Minho masih sibuk seperti biasa, memindahkan lauk ke atas meja. Dia menatap kesal adiknya yang lain, tidak ada yang berinisiatif membantunya sama sekali. Hyunjin menghindari mata Minho. Dia capek astaga.

"Udah, gue bantuin aja." Ucap Chan lalu bangkit berdiri. Dia memasukkan nasi ke mangkuk masing-masing dibantu Minho yang menyerahkan mangkuk berisi nasi itu ke masing-masing orang.

"Sialan, kenapa gue lihatnya jadi ada warna merah hati sama bunga-bunganya macem di buku komik romance remaja sih?"

Hyunjin menggelengkan kepalanya lagi. Mengusir pikiran tidak mengenakkan itu.

"Hyunjin lo kalau bengong mulu gue lempar ke balkon ya."

Nah. Minho sudah galak lagi. Hyunjin meringis lalu menerima mangkok yang disodorkan Minho.

"Tumbenan, ada acara apa ini?" Tanya Jisung yang sejak tadi penasaran kenapa tiba-tiba ada daging. Dia memang tadinya pamit ke Hyunjin untuk ke minimarket bersama Jeongin, tapi di jalan mereka bertemu Jin Young, tetangga depan mereka yang tinggal sendiri. Park Jin Young meminta bantuan mereka untuk membuat mabel baru dari rakitan dan nantinya akan dibayar. Jisung dan Jeongin mau mau saja, apalagi Park Jin Young memiliki banyak makanan.

"Gue dapet sisa daging dari restoran. Lumayan bisa buat semingguan kalau kita ngirit." Jawab Minho.

"Tapi buat bulgogi kini sama sekali gak ngirit." Balas Changbin.

"Yaudah lo gak usah makan." Balas Minho lagi. Changbin cemberut.

"Udah semua kan?"

Mereka mengangguk menjawab pertanyaan Chan. Chan ikut duduk.

"Jangan lupa berdoa."

Mereka serempak berdoa masing-masing.

Tak sampai satu detik sumpit Jisung sudah sampai di daging bulgogi.

"Stop!"

Sumpit Jisung menggantung. Dia menatap Chan gemas karena menghentikan keinginannya.

"Jeongin, ambil dulu." Ucap Chan. Jeongin mengangguk patuh lalu mengambil bagian dari sumpit Jisung, sengaja menggoda laki-laki itu.

"Makasih hyung." Ucap Jeongin.

"Nah sekarang bisa ambil." Ucap Chan. Jisung jelas yang paling bersemangat.

Chan tersenyum hangat melihat saudara-saudaranya makan dengan lahap. Jisung yang paling senang. Changbin juga tidak bisa menahan senyumnya. Daging selalu enak.

"Lo juga makan." Ucap Minho sengaja mengambilkan Chan. Chan bisa-bisa tidak merasakan daging kalau segera tidak mengambil.

"Makasih. Bos lo baik banget ya? Itu dagingnya banyak lho."

"Yah mau gimana lagi. Dia suka yang fresh banget, sebenarnya ini daging lama tapi masih bagus banget. Jadinya dia bagi-bagiin ke pegawainya. Terus dia tahu kalau gue punya enam adik, dikasih lah gue yang paling banyak." Cerita Minho.

"Semoga bos lo rezekinya lancar. Bilangin makasih ya dari kita." Balas Chan.

"Pasti."

Chan mulai makan bersama yang lain. Memang, daging yang paling enak, mau dimasak apapun juga.

"Oh iya, kalian 00line, ada biaya tambahan gak buat les di sekolah?" Tanya Chan.

Keempatnya saling menatap. "Sebenarnya ada les sih hyung, buat kelas rendah kayak gue sama Hyunjin. Tapi buat kelas unggulan gratis, jadi kita mutusin buat gak ambil lesnya dan belajar sama Felix dan Seungmin. Lebih efektif dan murah meriah." Jelas Jisung.

"Kalian gapapa?" Tanya Minho kepada Seungmin dan Felix.

"Ya gapapa lah. Lagian kita juga tahu kalau Hyunjin sama Jisung paling anti sama guru di sekolah. Lebih baik kita yang ngajarin." Jawab Seungmin.

"Sip. Clear ya. Jeongin, biaya buat study tour kamu udah ada, besok dibayarin ya?"

Jeongin mengangguk cepat. Dia menelan makanannya, lalu berucap terima kasih.

"Clear ya gak ada masalah biaya lagi? Kalau ada apa-apa langsung bilang gue, oke?"

Mereka serempak mengangguk. Makan malam selesai setengah jam kemudian karena banyak diisi obrolan dan candaan. Rasanya, sudah lama mereka tidak berkumpul seperti ini.

•••

ғᴀᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang