9. Minho

1.9K 214 0
                                    

Hyunjin menatap ponselnya dengan hampa. Dia sedang berdiri di balkon apartemennya sepulang sekolah. Dia baru saja menerima telepon dari mamanya.

"Hyun, tiket sama pasport udah mama titipin ke sekolah kamu. Kesini ya? Mama udah hidup lebih baik. Kamu bisa keluar dari sana, hidup sama Mama, ya?"

Minho tidak mengatakan apapun soal tiket dan pasport. Minho menutupi dan membohonginya. Hyunjin meremas ponselnya.

"Sial." Gumamnya lalu pergi dari balkon, dia mengambil hoodienya dan bersiap keluar.

"Jisung gue pergi!" Teriak Hyunjin lalu keluar dari apartemen. Dia akan menanyakan ini kepada Minho. Hyunjin pergi ke tempat kerja Minho.

Minho membohonginya.

Hyunjin agak tidak suka dengan orang-orang yang berbohong selagi mereka bisa jujur. Hyunjin tidak akan langsung pergi tentu saja. Tapi dia lumayan memikirkan hal itu. Jika Hyunjin pergi, apartemen akan lebih luas. Chan akan berkurang bebannya.

Hyunjin menaiki satu bis untuk sampai di tempat kerja Minho. Sore hari di tempat kerja Minho sudah lumayan banyak pelanggan.

Hyunjin membuka pintunya. Begitu masuk, dia harus menghindari pecahan gelas yang tiba-tiba terlempar ke arahnya. Dia menatap darimana sumber gelas itu.

"KEPARAT!!! SAYA PELANGGAN. MANA PEMILIKNYA??? SAYA MAU BICARA!! ANDA SEHARUSNYA DIPECAT DARI SINI!"

Hyunjin mendekati keributan itu. Dia terkejut melihat Minho berdiri diam disemprot oleh lelaki tua kelebihan berat badan yang tadi melempar gelas sampai ke pintu keluar.

Keributan itu menjadi perhatian di seluruh restoran. Hyunjin bisa melihat tangan Minho yang gemetar, yang dia sembunyikan di belakang badannya. Dia hanya menunduk.

"Ada apa ini?" Tanya pemilik restoran yang baru saja datang.

"Pecat dia. Dia kurang ajar. Dia nepis tangan saya padahal saya mau minta tambah daging!"

"Benar Minho?" Tanya pemilik restoran daging itu.

"B-benar. T-tapi dia megang pantat saya, Pak! Saya reflek aja nepis tangan dia." Jawab Minho. Sedikit bergetar.

"Halah. Lo cowok, dipegang dikit lemes. Gak usah sok. Lo numpahin jus gue gara gara lo nepis tangan gue ya keparat." Marah pelanggan itu lagi mulai menggunakan bahasa yang tidak sopan seperti awal tadi.

Pemilik restoran daging itu, Eric, menghela nafas.

"Dengan segala hormat dan maaf. Tapi yang anda lakukan itu pelecehan seksual, Pak. Saya tidak menginginkan ada hal seperti itu di restoran saya. Sebaiknya bapak minta maaf dan segera angkat kaki dari sini."

Pelanggan itu marah besar. Dia menabrak Minho saat akan keluar. Tidak ada ucapan maaf.

"Saya panggilin Chan ya? Kamu istirahat dulu." Ucap Eric.

Hyunjin tidak melihat lebih lanjut. Dia berbalik keluar. Tangannya mengepal marah. Dia melihat si laki-laki tambun itu masih menggerutu di luar. Hyunjin mengikutinya sampai di depan gang sepi, dia langsung menarik kerah lelaki itu dan menonjoknya. Laki-laki itu limbung dengan sekali pukulan.

"Bangsat. Anjing, lo ada masalah apa?" Tanya laki-laki itu.

Hyunjin menonjok lagi. Sekali, dua kali, berkali-kali.

"Yang lo lecehin."

Bug.

"Kakak gue."

Bug.

"Anjing!!!!!"

Hyunjin benar-benar menumbangkan laki-laki itu di pukulan terakhirnya.

Hyunjin kelelahan. Dia menghajar laki-laki itu dengan semua emosinya. Tangan Minho bergetar, sama seperti Felix dulu. Itu berarti tidak sekali dua kali Minho mengalami hal itu kalau Minho sampai ketakutan seperti tadi. Minho tidak pernah membicarakan hal itu sama sekali. Atau Hyunjin yang tidak tahu.

Matanya menangkap sosok Chan yang berlari terburu-buru masuk ke restoran itu. Chan bahkan masih memakai rompi yang biasa dipakai pegawai minimarket.

Hyunjin menghela nafas. Dia bangkit lalu menuju restoran tempat kerja Minho. Dia masuk, menghentikan salah satu pegawai yang lewat di depannya.

"Minho hyung, emang sering digangguin di tempat kerjanya?"

Pegawai itu, Seonhwa, menatap curiga Hyunjin.

"Siapanya kak Minho?"

"Adiknya."

Seonhwa mengangguk mengerti. "Ah, iya. Beberapa kali. Mau ketemu kak Minho? Ada kak Chan juga."

Hyunjin menggeleng, dia hanya mengucapkan terimakasih lalu kembali pergi.

Tadinya, dia ingin meminta penjelasan ke Minho. Tapi kalau seperti ini, Hyunjin tidak yakin bisa marah kepada Minho.

•••

ғᴀᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang