27. Hal baru untuk Chan

1.4K 172 2
                                    

"Hehhh? Bela diri? Kenapa kak? Kak Minho dijahatin siapa??" Pertanyaan itu muncul dari Felix esok paginya saat diajak Minho untuk olahraga Judo, kebetulan tetangga mereka ada yang pelatih Judo.

"Awas keselek. Telen dulu Lix." Ucap Seungmin. Mereka memang sedang sarapan.

"Enggak. Gak diganggu. Biar kita bisa ngelawan orang yang gangguin aja." Jawab Minho.

"Kak Minho juga diganggu?" Tanya Felix, nadanya tiba-tiba berubah menjadi sedih. Felix menatap Chan dan Changbin, keduanya menjadi merasa bersalah dengan tatapan Felix.

"Enggak!! Enggak lah. Ini buat lo. Gue nemenin lo." Ucap Minho cepat, takut Felix tahu kalau Minho sebenarnya juga diganggu.

Felix percaya saja. Dia akhirnya setuju. Dia juga tidak ingin merepotkan saudaranya yang lain.

"Chan hyung udah gak ke sekolah ya?" Tanya Hyunjin.

"Iya, sampai nanti kelulusan." Jawab Chan.

"Ah enak gak sekolah." Gumam Jeongin, Chan mengusak rambut Jeongin gemas.

"Jadi sekarang kerja full time?" Tanya Minho yang dibalas anggukan Chan.

Sarapan pagi itu lebih cepat selesai. Mereka sama sama keluar apartemen, menuju tujuan masing-masing.

Chan tidak seperti biasanya, kali ini berpisah dengan Changbin dan Minho. Dia menuju tempat kerjanya, minimarket di dekat restoran daging tempat Minho bekerja.

"Pagi Brian hyung." Sapa Chan kepada Brian, bosnya yang sedang membuka pintu minimarket.

"Udah libur lo?"

"Iya Hyung, gue bisa kerja full time sekarang."

"Akhirnyaa." Gumam Brian lalu mendorong pintu minimarket dan masuk bersama Chan.

Brian masih muda. Dia yang memiliki tiga minimarket di sekitar sini. Termasuk tempat Changbin kerja.

"Gue bisa full studio sekarang." Ucap Brian. Chan memakai seragam kerjanya dan mulai melihat apa yang harus dia lakukan.

"Orang tua lo tahu kalau lo gak ngurusin toko?" Tanya Chan, Brian yang sedang menghidupkan komputer kasir menoleh padanya dan tertawa.

"Enggak. Lagian aman aman aja kan toko. Tapi gue beneran pengen full studio, gue udah keterima di agensi idol." Jawab Brian.

Chan selalu hormat pada Brian, Brian itu luar biasa. Dia diberi tiga toko untuk di kelola, orang tuanya pindah ke Kanada dan dia sendiri di sini. Mengelola toko, kuliah, dan bekerja di bidang kesukaannya, musik.

Selama ini, Brian masih menjaga toko pada pagi sampai siang hari sebelum Chan datang. Sedangkan dua toko lain sudah memiliki pegawai tetap.

"Lo kuliah gak?" Tanya Brian.

Chan menggeleng. "Enggak. Ini stock gue cek sekarang aja ya?"

Setelah mendapat persetujuan Brian, Chan pergi ke deretan rak untuk menghitung stock yang masih tersedia.

"Karena biaya?" Tanya Brian lagi. Dia mendengar tawa Chan, dia juga melihat Chan yang tidak berhenti mencocokan daftar dari CCTV yang dia lihat di layar atas.

"Iya."

"Mau gue bayarin? Atau gue pinjemin uang?" Tawar Brian, Chan menghentikan kegiatannya sesaat. Tapi kemudian menggeleng, Brian melihat itu juga.

"Gak perlu. Waktu gue terbatas." Jawab Chan. Dia cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya lalu kembali ke kasir.

"Lo mau gue kasih toko aja? Lo kelola sendiri."

ғᴀᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang