Ok jadi ini cerita saat dimana vino ngebunuh musuhnya. Jangan ditiru ok.
*****
Vino menyeret korban itu kesuatu tempat gelap. Intinya bukan basecamp ok. Vino mengikat korbannya itu. Tak peduli korbannya berteriak minta ampun. Vino mengikatnya dengan sebuah rantai yang benar benar kuat. Setelah sudah vino mengambil sebuah palu. Dan dengan tersenyum vino memukulkannya kekaki sikorban."PRAK!!! "!"
"Aaakhhh ampun!!! "
Kaki korban sudah remuk, darah merembes. Namun vino tak peduli. Dia masih tak puas.
Vino memukul sebelahnya lagi. Sampai seperti adonan tidak ada tulang lagi sama sekali. Hanya ada daging dan tulang yang sudah remuk seperti bubur.Vino menatap sinis kearah sikorban.
Lalu mengambil sebuah cambuk. Dan mencambukkannya dengan kasar keleher sang korban. Vino melampiaskan segala amarahnya. Tak peduli darah merembes dari leher sikorban. Bagi vino ini benar benar menyenangkan. Iss monster."!!CTARRR!!! "
"Akhh hiks"!!!"
"CTARR!!'"!""
"Ahh am,, punnn hisk!!! "
Sikorban terkulai lemas . Namun vino tak peduli.
Vino meliat darah dari leher sikorban mengalir. Namun vino malah mengeluarkan senyum iblisnya."Enak emm mau lagi nggak?!" tanya vino remeh
"Aampun hiks"
"Ahh lo bisa diam kagak!! Gua bakal maaffin lo. Kalo lo! Udah habis ditangan gua!! Jadii see nikmatin aja!! " ujar vino sinis.
Vino membekap mulut sikorban dengan lakban. Vino mengambil sebuah paku dikantongnya yang sudah dia bawa.
"Emm kasian telinga lo,, belum luka. Gua hias aja kali ykh.." ujar vino iblis.
Vino menjewer terlebih dahulu, telinga sikorban. Menusukkan paku yang bertagar itu dengan mengejut dan mendadak.
Ditusuk pakai jarum, buat masang anting aja. Gua udah kesakittan. Apalagi ini. Pakai paku yang bertagar. Eeeeh serrem.
"Aammmmkh!!"
"Telinganya udah berlubang, indahkan.. " ujar vino tanpa merasa bersalah.
Kedua telinga sikorban sudah berlubang bahkan sobek besar. Namun vino malah santai dan memperlihatkan muka tanpa bersalah nya.
"Teriak mulu lo! Keknya kalo mulut lo kita hias seru dekh" ujar vino santai. Sedangkan sang korban yang mendengar memberontak dengan sekuat tenaganya.
Namun apalah dayanya. Dia harus pasrah akan takdirnya.Vino mengambil petasan, yang entah kapan berada dikantongnya. Ahh ini petasan yang vino nyalakan bersama arga saat itu. By the way vino belum mandi selama 3 hari setelah kejadian pertengkaran itu.
"Ahh ada petasan. Menarik juga"
Vino membuka dengan kasar mulut sikorban. Menyalakan petasan namun kembali mematikannya.
"Ahh nggak seru, mending ini diakhir aja. Sebagai penutuppan" ujar vino sumringah kejam.
Vino mengambil sebuah pisau lipat kecil, yang sudah dia bawa.
Vino menggores gores pipi sikorban dengan santai. Mencongkel sebelah matanya. Menyisakan satunya saja.
Dan dengan keji dan kasar, vino menginjak bola mata yang sudah terjatuh dari tempatnya."PRAK!!! '"
"Pecah deh.. ' ujar vino.
Vino kembali melanjutkan aksinya. Sikorban sudah tak berdaya. Namun vino hanya santai santai saja.
Vino mengambil sabit, lalu menebas tangan sikorban. Darah mengalir tanpa henti. Sikorban berteriak kesakittan dan meminta ampun, dengan kencang.
"BRESSH!!! "'
"Aaaammkh!!!! "
"Sekarang mari kita mulai intinya, ucappin selamat tinggal sama hiduplo, karna ini bakalan jadi hari terakhir lo! "
Vino Membuka kembali mulut sikorban dengan kasar. Lalu menyalakan letupannya. Dan memasukkannya kedalam mulut sikorban. Membekapnya kembali. Membiarkan mulut itu robek dan berlubang.
Vino mengambil pistolnya dan menembakkannya juga. Sikorban memejamkan matanya selamanya. Setelah selesai. Vino memutilasi sampai kek daging sapi. Vino memberikannya kepada hewan kesayangannya.
Ig salanarra2.