Hari itu, di penghujung bulan desember, Universitas mengabarkan nama-nama mahasiswa yang akan mengikuti olimpiade Sains. Nama Lee Yoongi ada di antaranya, terdaftar sebagai mahasiswa yang akan mengikuti olimpiade tersebut—ke Boston, Amerika.
Taehyung mengatakannya di sore hari, ketika Hana tak juga mendapati Yoongi di sekitar kampus. Gadis itu mendatangi gedung fakultas kekasihnya dan bertemu Taehyung di sana.
"Kenapa dia tidak memberitahuku? Dia bahkan tidak pernah membahas apapun tentang hal ini." Suara Hana nyaris tak terdengar.
Taehyung mengembuskan asap rokoknya pelan, lalu membuang puntungnya—yang masih panjang itu—ke tempat sampah yang ada di sana. Kini mereka tengah berada di sudut koridor dekat lab fisika, saling berhadapan. "Dia juga baru memberitahuku semalam. Sebelumnya dia tidak yakin akan terpilih, makanya dia tidak bercerita pada siapapun."
Tentang yakin atau tidaknya, Hana tak peduli. Yang ia pikirkan saat ini adalah; mengapa hingga sekarang Yoongi belum berkata apa-apa sedangkan Taehyung sudah mendapat kabar itu dari semalam? Kenapa?
"Kau tahu, 'kan, seberapa terobsesinya dia dengan MIT dan Fisika?" Taehyung berbicara lagi dengan suara pelan. Kemudian ia tersenyum. "It's time for us, to let him go."
Yoongi pernah berkata bahwa sebenarnya mendapatkan nobel Fisika tidaklah sesulit yang orang-orang kira. Apalagi untuk mereka yang mencintai Fisika. Saat itu, entah mengapa Hana merasakan ada sesuatu yang lain di mata Yoongi. Sesuatu yang ... bersinar. Kemudian Pria itu tak pernah membahasnya lagi hingga berbulan-bulan setelahnya. Namun Hana tahu, pembahasan itu termasuk ke dalam pembahasan krusial bagi seorang Lee Yoongi, yang topiknya takkan pernah hilang dimakan waktu.
Buktinya adalah hari ini.
Hana tak paham tentang Sains, terlebih Fisika. Fisika nuklir, khususnya. Ia hanya tahu satu objek mengenai hal itu—bintang, yang kekasihnya bilang, bahwa reaksi yang terjadi di dalam inti penghias alam semesta itu termasuk ke dalam fisika nuklir, namanya reaksi fusi nuklir. Toh, Hana tak ingin menaruh atensi lebih banyak. Itu bukan bidangnya.
Hana cenderung memilih untuk meneliti mengapa bahasa bisa begitu arbitrer. Bagaimana hubungan bahasa dengan disiplin ilmu lainnya. Dan hal-hal lain yang bukan tentang atom, reaksi nuklir, partikel, atau hal-hal berbau sains lainnya.
Dan ... ini bukan tentang Hana yang tak ingin membiarkan Yoongi pergi.
"Tentu saja, Tae. Memangnya siapa aku hingga harus melarangnya pergi?"
Tapi tentang bagaimana semesta dan kosmisnya akan terus berjalan statis tanpa entitas itu di dalamnya.
Taehyung kembali tersenyum hangat, tangannya terangkat untuk mengacak helai-helai rambut Hana—tapi tiba-tiba saja terhenti di udara. Pandangan pria itu sempat teralih akan sesuatu, yang membuatnya sedikit ragu, ketika akhirnya ia kembali fokus.
Sepersekian detik kemudian, tangan itu kembali meneruskan niatnya, hingga mencapai puncak kepala Hana dan menepuknya dua kali di sana. "Good girl."
Untuk sesaat, ia merasa memiliki teman senasib. Harus kehilangan Yoongi selama satu semester.
- KATASTROFE -
Yoongi mencipta senyum di antara peluk hangatnya. "Jangan menangis."
Tak ada isakan—belum. Hanya ada bising yang berasal dari dengungan pesawat terbang. Ruang tunggu bandara masih lapang, jadwal keberangkatan Yoongi masih 45 menit lagi, dan pria itu semakin mengeratkan pelukannya pada gadis yang tengah didekapnya.
"You'll be fine."
Taehyung datang 15 menit setelahnya, dengan cengiran khas dan wajah berseri-seri.
Yoongi melepaskan pelukannya.
"Semoga berhasil, Bro. Bawa nama baik kampus kita. Good luck."
Yoongi menyeringai, menghindari tepukan telapak tangan Taehyung yang akan dilancarkan ke pundaknya. "Thanks."
Saat itu, Hana menganggap mereka hanyalah mahasiswa biasa yang terjebak di antara dunia keilmiahan. Yang berteman dengan atom-atom dan nuklir, juga hal-hal mengenai aksi-reaksi dari berbagai zat. Hana tersenyum, menatap keduanya dari dekat dengan perasaan hangat yang sulit dijabarkan.
Yoongi tak suka menjalin sebuah relasi, tapi Taehyung mampu masuk ke dalam kehidupannya begitu saja, sebagaimana dirinya kini menyusul. Taehyung mungkin punya banyak teman, tapi dari semua entitas-entitas maskulin itu, tak ada yang Hana dapati berelasi sama seperti hubungan pertemanan Taehyung dan Yoongi.
Mereka adalah satu kesatuan yang utuh.
Tiba-tiba Hana merasa sangat kecil. Kesedihan yang ia rasakan mungkin saat ini juga tengah dirasakan oleh Taehyung.
30 menit kemudian, pemberitahuan keberangkatan Yoongi terdengar. Pria itu mulai bergegas, membawa koper dan sling bag-nya dalam satu tangkupan. Ia memeluk Hana lagi, mengecupnya sekali di bibir. "I'll be missing you. Jaga dirimu."
Hana menahan mati-matian tangisnya. Ia balas kecupan Yoongi, kemudian memeluknya sekali lagi. Merasakan kehangatannya, aromanya, tubuhnya. Ia akan merindukan semua ini. "See you soon."
Pelukannya dilepas.
Yoongi beralih pada Taehyung, memeluknya sekilas dan membisikkan sesuatu yang dapat Hana dengar dengan jelas. "Titip kekasihku. Keep her safe, even if it kills you."
Hana menahan senyumnya. Rongga dadanya menghangat.
Yoongi berbisik lagi, tapi kali ini, Hana tak mampu mendengarnya. Ketika mereka saling melepaskan, Yoongi kembali menatap matanya. "I can't even tell you ...," ujarnya pelan.
Pria itu tersenyum. Namun senyum itu terasa asing di mata Hana. Kemudian Yoongi berbalik dan mulai melangkah, menjauh dari tempat mereka.
Pemberitahuan keberangkatan terakhir kembali terdengar. Yoongi akan pergi. Sekarang.
Pria itu harus pergi. Kekasihnya.
Di tengah langkah Yoongi sebelum sosok itu benar-benar menghilang, ia menoleh. Menaut manik indah Hana dengan satu ungkapan tersirat dari manik legamnya.
Dan Hana tak pernah tahu apa yang tak bisa Yoongi katakan.
Sampai hari itu.
TO BE CONTINUED.
A/N:
Kenapa Taehyung sempet ragu pas mau ngacak rambut Hana? Yap! Karna dia liat Yoongi ada di sana, di belakang Hana. Tapi ujung-ujungnya dia tetep lakuin juga kan:" Kalian bayangin sendiri aja deh reaksi Yoongi kayak gimana.Btw makasih buat reader yang udah baca sampai sini. Jangan lupa tinggalkan jejak ya, jangan jadi sider please;)
See you in next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
KATASTROFE【END】
RomanceSemesta tidak memberinya petunjuk apapun. Pada akhirnya, Hana tidak pernah diizinkan untuk benar-benar mengenal mereka berdua. "Hana, jika suatu saat nanti Yoongi dan Taehyung sama-sama meminta hidupmu, maka siapa yang akan kau berikan hal itu?" Dan...