happy reading
---"Pak saya mohon bukain gerbang nya, nanti saya bisa-bisa ga dapet ilmu loh pak kalo disini terus" Minta seorang gadis berambut panjang, gadis itu telat karena bangun kesiangan. Biasanya ia tidak pernah telat, rajin bukan?.
"Tapi neng sudah terlambat lima menit jadi tidak boleh masuk" Ujar sang satpam, ia tidak mau salah bertugas hanya karena membiarkan salah satu murid lolos begitu saja karena ini sudah menjadi prosedur sekolah.
"Sekali aja pak, besok-besok lagi janji deh buat ga telat" Kekeuh gadis itu dengan wajah sendu nya berharap sang satpam luluh dan segera membuka kan pintu gerbang nya agar ia bisa masuk kedalam.
Dan ya seperti yang gadis itu harapan, jawabannya adalah iya. Sontak mata gadis itu berbinar-binar.
"Sekali aja ya neng"
Pak saptam yang tidak tega dengan raut wajah gadis itu langsung membuka kan pintu gerbang, dan langsung saja gadis itu masuk setelah berterimakasih kepada sang saptam sambil tersenyum manis.
Namun belum setengah jalan dia masuk ke sekolah dirinya sudah dihadang oleh laki-laki perpawakan tinggi dan tampan menurut para cewe di SMA Abiyaksa ini. Bisa dibilang dia adalah most wanted disekolah ini.
Raina, gadis itu diam mematung sambil menatap orang itu dan dengan susah payah ia menelan saliva nya mampus ketahuan batinnya. Ia tidak tau akan berbuat apa.
Ia sangat takut sekali di hukum karena terlambat seumur umur baru kali ini dia telat karena tadi bus yang ditumpangi nya mogok ditengah jalan dan membuat dia harus berjalan kaki menuju sekolah mengesalkan sekali bukan, mana bangun nya tadi juga terlambat.
"Telat?" tanya orang itu.
"I-iya" Kini wajah Raina menunduk karena ia tak berani menatap kakak kelas itu, namun pada hati nya ia misuh misuh tak jelas karena kesal ia kepergok telat sekolah. Dia sebenarnya tidak takut pada kakak kelas didepan nya tapi harus menjaga image bukan?. Pura pura takut padahal aslinya ia hanya tidak ingin dihukum.
'Kenapa harus ketauan sih' Batin nya.
"Ikut gue"
Raina tak paham, kenapa orang didepan nya itu berucap sangat singkat seperti, tanpa lama lama ia pun mengikuti langkah laki-laki tersebut.
Ia digiring menuju lapangan basket yang penuh dengan dedaunan yang belum dibersihkan dan nampak sangat kotor sekali.
Pikiran Raina sudah tidak enak terkait tempat ini pasti dia akan disuruh suruh, dengan cepat orang itu memberikan sapu kepada Raina.
"Sapu, semua"
Suruh nya yang lagi lagi singkat dan datar membuat Raina kesal dalam hati. Masa ngomong cuman dua kata doang sih, batin nya.'Kayak kulkas dirumah, dingin'
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] - RADIKHA | On Going
Teen Fictionthis is just a story that is just a role. their nature is not the same as the original, remember only the role - start 22 may 2021 -