RADIKHA : 5

108 42 25
                                    

Happy reading!---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!
---

"

2 minggu lagi kalian akan menikah" Ucap Jina.

"APA?!" Heboh Raina, kalian tau kan dia benar benar belum siap menerima semua ini sebenarnya. Dia masih terlalu muda untuk ini.

Teriakan nya dibalas tatapan tajam dari sang bunda, tanda mengisyaratkan untuk diam karena merasa tidak enak pada Hana dan Yaksa.

"Kok cepet sih bun" Raina melengkung kan bibirnya kebawah membuat dia semakin lucu malahan.

"Kan bagus dek" Naresh malah menggoda Raina agar marah kembali namun seperti nya dia salah, adiknya tidak merespon nya membuat dia menghela nafas. Sebenarnya ia juga tidak rela adiknya dijodohkan terlalu dini, tapi apalah ini sudah keputusan orang tua nya.

"Kamu itu sebenernya udah kelas 12 sayang, cuman bunda telat sekolahin kamu aja makanya masih kelas 11" Jelas hana pada anak nya itu. Apa hubungannya coba ya kan sama aja masih sekolah ngapain menikah.

"Iya aku tau kok, it's okay bun" Jawab Raina seadanya.

"Nah Dikha besok bisa langsung antar jemput Raina ke sekolah" Tutur Hana.

Mendengar akan di antar jemput oleh si ketua osis itu membuat gadis cantik itu kembali kesal dan sedih bersamaan, hancur sudah masa depan nya yang ingin bertemu suami suami nya di korea sana.

"Pasti"

---

Saat di kamar Raina termenung sejenak untuk mencerna semua kejadian tadi yang membuat nya kesal sekaligus sedih. Dirinya akan secepat itu meninggalkan rumah dan hidup mandiri? Tidak bisa ia bayangkan.

"Kenapa sih kok harus dijodohin, kayak di wattpad yang aku baca aja" Gumamnya.

Ia pun segera beranjak dari duduk nya dan menuju ranjang untuk merebahkan badan nya kemudian terlelap karena lelah memikirkan kejadian yang membuat kepalanya hampir pecah.

skip time

Pagi pun tiba, sebenarnya Raina malas bangun karena dia tau pasti nanti akan ada Dikha untuk mengantarkan dia ke sekolah. Bukan mengantarkan sih tepatnya berangkat bareng. Kalau mengantar kan bisa saja disebut supir.

Dengan langkah gontai nya ia menuju kamar mandi dan bersiap untuk sekolah, tak lupa dia membawa paper bag berisi alat lukis untuk pelajaran seni hari ini.

Dia pun turun dan benar saja Dikha sudah duduk di meja makan bersama orang tua Raina serta kakaknya.

"Pagi anak bundaa" Ucap Jina lembut.

"Pagi bun" Balas Raina sambil tersenyum kepada Jina, kemudian dia duduk di sebelah Naresh.

"Kamu lama banget sayang, kasian loh nak Dikha nungguin dari tadi" Jelas Jina sembari mengoleskan selai di roti tawar.

[1] - RADIKHA | On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang