Happy reading!
---Raina masuk sekolah dengan raut wajah cemberut, ia berharap kejadian tadi malam hanya mimpi belaka. Namun pada akhirnya itu memang nyata terjadi.
Masa iya dia harus dijodohkan, padahal kan dirinya masih sekolah dan masih kelas 11 kan ga lucu kalo harus nikah sekarang.
Ia berjalan menuju kelas nya dan langsung duduk di bangku nya, tak lupa ia menyalakan musik setelah memasang earphone di telinganya.
"BAAA!"
Raina kaget langsung tersentak dan melepaskan earphone nya lalu menatap keempat temannya kesal, lagi lagi mereka mengagetkannya.
"Kalian nih, kebiasaan"
Mereka hanya tertawa lalu duduk di bangku masing masing, kebetulan Lika sebangku dengan Raina dan dua lainnya ada di depan nya. Yukha–masih kelas 10.
"Muka mu kusut gitu, kenapa?" tanya Lika yang sedikit mengintimidasinya.
deg!
Raina bingung harus menjawab apa, masa iya jujur karena akan dijodohkan
ah tidak tidak, dia tak sanggup bilang. Mereka jangan tau dulu. Mungkin nanti, ia berharap berjodohan itu segera batal."Kurang tidur, nonton anime" Bohongnya. Memang benar sih, semalam dia juga menonton anime.
"Oh te–"
Like belum selesai berbicara guru pun sudah tiba dikelas.
---
Lapangan basket kini ramai banyak orang karena ada pertandingan kelas 12 melawan kelas 11. Pertandingan yang dinanti nanti para warga sekolah. Tidak seimbang memang, tapi itu hanya untuk bersenang senang belaka.
Tim kelas 11 dipimpin oleh Vano, cowo tinggi atletis dan mempunyai wajah tampan sifat nya juga tidak bisa di tebak kadang cuek dan kadang sangat cerewet.
Kemudian tim kelas 12 dipimpin oleh Dikha tak berselang lama pertandingan pun di mulai, para pemain sibuk memantul mantul kan bola dan di oper ke tim mereka masing masing.
Dikha kini memegang bola dan segera mendekati ring, secara tiba tiba pula Malvin si cowo lucu nan tampan berbadan atletis itu langsung merebut bola tersebut.
"Shit" Gerutu Dikha sambil berlari untuk mendapatkan bola kembali.
"Tenang Dik, kita pasti bisa" Kata Bima untuk menenangkan Dikha yang kebawa emosi sedikit karena bola nya di ambil Malvin.
"Ya"
Mereka pun kembali melanjutkan permainan.
Raina bersama keempat temannya melewati lapangan dan melihat pertandingan pun langsung mendekati dan duduk di kursi kosong yang disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] - RADIKHA | On Going
Fiksi Remajathis is just a story that is just a role. their nature is not the same as the original, remember only the role - start 22 may 2021 -