9. Hari melelahkan

93 23 1
                                    

Rasanya Kyla ingin melarikan diri, dan menangis meraung-raung untuk meratapi nasibnya yang menyedihkan ini.

Hari ini, Abi dan Karina akan meresmikan hubungannya. Akan melangsungkan pernikahan dan janji di depan Allah untuk sehidup semati. Sungguh sudah tak ada celah lagi bagi Kyla untuk dapat memiliki Abi, untuk dapat memiliki jodoh impiannya selama ini.

"Kyla, gimana make up Kaka?" Karina membuyarkan lamunannya.

Karina terlihat sangat cantik menggunakan Kebaya putih. Kepalanya dihiasi siger khas budaya sunda, mengikuti Abi.

"Cantik banget Ka" puji Kyla jujur apa adanya.

"Doain kaka ya Ky"

Kyla mengangguk, meski dalam hatinya merasa tak rela.

Kyla melihat pantulan dirinya di cermin, tidak begitu buruk pikirnya. Tak seburuk suasana hatinya saat ini. Degup jantung Kyla semakin cepat, kala suara Deren terdengar.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Abizar Januar Danishwara bin Bagus Danishwara dengan putri saya Karina Nabila Atmadjaya bin Deren Atmadjaya dengan mas kawin 50gr logam mulia dibayar tunai."

Degup jantung Kyla semakin cepat ketika suara abi mulai terdengar dan mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas "Saya terima nikahnya Karina Nabila Atmadjaya binti Deren atmadjaya dengan mas kawin 50 gr logam mulia dibayar tunai."

Yang membuat para saksi berkata "Sah"

Karina begitu lega, dan sedikit berkaca-kaca setelah kata itu terdengar. Sementara Kyla justru sebaliknya. Dadanya sesak serasa dihantam godam. Air mata sudah menetes tanpa bisa ditahan lagi. Karina memeluk Kyla, "Kaka sudah sah jadi istri Ky" ucap Karina.

"Selamat ya Ka" ucap Kyla dengan suara sedikit bergetar.

Mc, telah memanggil Karina untuk keluar. Buru-buru Kyla menghapus sisa air matanya. Rasanya setiap langkah Kyla begitu berat, kakinya serasa ditahan oleh rantai seberat dosanya sendiri. sekuat tenaga Kyla menahan air matanya untuk tak jatuh memalukan, berusaha tersenyum palsu di depan semua orang. Sembari mengantarkan Kakanya sendiri, ke lelaki yang kini telah resmi menjadi suaminya. Meski hati Kyla masih untuknya.

Dari jarak 15 meter, Kyla bisa dengan jelas melihat wajah Abi yang tampan. Yang kini menatap ke arahnya, atau lebih tepatnya menatap ke arah Karina, dengan tatapan yang sulit diartikan. Kyla tau, itu bukan raut kebahagiaan. Itu adalah raut penyesalan, yang sudah tak bisa mengembalikan keadaan.

Hingga akhirnya langkah Kyla terhenti, ketika Karina sudah berada tepat di depan Abi. Mata Kyla dan Abi sempat bertemu, sebelum akhirnya Kyla mengalihkan pandangan. Rasanya tak sanggup untuk menatap wajah Abi. Kyla juga sudah tak sanggup untuk menahan air matanya lagi.

Kyla membalikan badan dan berusaha menahan kesedihannya didepan semua orang. Tapi ketika tak ada lagi orang yang memperhatikannya, ia berlari ke toilet, menumpahkan air matanya diruang sempit itu. Berharap tak ada yang tau kesedihannya, berharap ini jadi air mata terakhirnya menangisi pernikahan Karina dan Abi.

Setelah tenang, Kyla keluar dari bilik toilet lalu merapikan penampilannya yang sudah hampir berantakan karena air mata yang turun mengesalkan.

"Dari mana aja kamu Kyla?" Tanya Sakina Atmadjaya, nenek Kyla. Saat Kyla baru saja memasuki gedung tempat resepsi akan berlangsung. Rasa takut sudah menyelimuti Kyla sejak tadi, dan moment ini adalah salah satu moment yang ia takutkan. Seluruh keluarganya berkumpul, dan ia akan jadi bahan gunjingan lagi.

Kyla belum sempat menjawab, namun neneknya melanjutkan omelan "Kakak kamu nikah, malah kabur. Bukannya bantuin"

"Maaf nek, Kyla tadi ke toilet"

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang