O6| Perihal Sebuah Perasaan Tersembunyi |

239 40 34
                                    

happy reading~

masih di enam tahun silam.

.

.

.

.

.

Yeojin yang sehabis muntah-muntah biasanya akan meminta Jungwon untuk memeluknya erat-erat pula mengusap lembut punggung gadis manis itu. 

Ketika pintu apartment baru dibuka pun, Yeojin langsung menubruk tubuh Jungwon dengan pelukan hangat. Selain itu, ia juga sempat mengadu perihal sakit yang ia rasakan pada perutnya dengan raut wajah yang dibuat sedemikian lucu. Wajar-wajar saja sih, mereka kan memang sepasang sejoli -setidaknya sampai detik ini-. 

Namun keanehan mulai terasa ketika kekasihnya itu menyadari ada orang lain selain Jungwon yang datang berkunjung ke tempat tinggalnya. Raut muka lucu mengadunya mendadak berganti, tak bisa Jungwon kira-kira mimik apa yang kekasihnya itu buat, tapi Jungwon cukup dibuat khawatir akan interaksi keduanya. Bahkan perempuan itu semakin bingung ketika Jay pun ikut masuk ketika ia persilahkan untuk masuk.

"ini, brownies yang kau inginkan," ucap Jungwon sambil menaruh sekotak bungkusan berisi brownies di atas meja bar ruang dapur milik kekasihnya. Dan dibalas senyum cerah dari Yeojin yang membuat Jungwon ikut membalas senyumannya. 

Perempuan itu segera beranjak mengajak kedua tangannya untuk melihat isi bungkusan yang diberikan oleh kekasihnya. Sepertinya Yeojin sudah tidak terlalu memperdulikan kehadiran Jay, ia lebih tertarik akan brownies yang dibawa oleh Jungwon.

Namun, baru Yeojin mengambil satu potong makanan manis itu, Jungwon berucap sesuatu.

"emm, Yeojin, ada yang ingin aku bicarakan denganmu," pinta Jungwon sambil mengelus rambut perempuan itu dengan lembut.

Yeojin hanya mengangguk kecil. Atensinya kembali kepada kehadiran Jay yang cukup membuat dirinya keheranan.

"ah, maksudku tidak hanya kita berdua. Jay juga ingin membicarakan sesuatu denganmu," dan anggukan kecil lagi yang Jungwon dapat sebagai respon dari kekasihnya itu.

.

.

Maka, berakhirlah mereka bertiga duduk di sofa yang berbeda, saling diam, bingung hendak memulai pembicaraan dari mana. Dan Jay satu-satunya yang berinisiatif untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu, memulai membicarakan masalah apa yang sedang terjadi di antara mereka bertiga.

"yang ada di perutmu itu, itu aku yang buat," ucap lelaki itu langsung ke poin inti, tanpa adanya basa-basi.

Mendengarnya Jungwon hampir menyemburkan minuman yang telah masuk ke dalam mulutnya. Padahal kemarin Jungwon sudah mendengar ucapan semacam itu, tapi sakitnya masih sama, membakar seluruh hatinya karena rasa tak terima. 

Tapi lagi-lagi ia coba pejamkan matanya erat-erat. Gelas yang ada di genggamannya kini pun jadi wadah pelampiasan atas perasaannya. Jungwon pendam amarahnya, menekan perasaan itu kuat-kuat. Ia harus fokus, dirinya membuka sesi pembicaraan ini untuk melindungi Yeojin bila seandainya ia diancam oleh Jay. Sekaligus ia juga berharap semuanya menjadi lebih jelas setelah selesainya pembicaraan ini dilakukan. 

Sore ini, Jungwon sudah menetapkan bahwa harus ada solusi yang mereka dapatkan. Jangan ada kerusuhan tak berguna membuang-buang waktu yang malah akan membuat segalanya menjadi semakin runyam. 

"h-huh?"

"j-jadi kau? Kau yang datang masuk ke apartment-ku sebulan yang lalu?"

"ya, itu aku,"

✔|End Of The Road (Jaywon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang