O2| Menghantarkan Menuju Masa Lalu |

364 46 26
                                    

haloo! chap ini cukup panjang, jadi bacanya pelan-pelan aja.

happy reading~

.-.-.

Akhir-akhir ini, Jay cukup membuat bingung pula frustasi seorang Yang Jungwon dengan seluruh sikapnya. Intensitasnya di hadapan lelaki bermata kucing itu cukup meningkat. Hampir tiap hari mereka bertemu dengan disengaja. Mantan sahabatnya itu kerap kali datang ke rumahnya hampir setiap pagi. Sialnya, selalu Seoho yang menyambut dan akibatnya tidak mungkin Jungwon akan mengusir Jay di hadapan anaknya sendiri. 

Seoho tak boleh tahu apapun tentang masa lalu mereka. Anaknya itu pun tak boleh sampai-sampai beranggapan bahwa ia dan Jay sedang dalam hubungan yang tidak baik-baik saja. Bila sampai Seoho banyak bertanya dikarenakan heran melihat hubungan keduanya, Jungwon tak akan sanggup untuk menjawab segala pertanyaan dari bocah kecil itu.

Jungwon merasa ia tahu betul tentang dirinya sendiri, bagaimana ia sulit kali bersandiwara, merangkai kebohongan guna menutupi fakta demi kebaikan. Meski pada kenyataannya, dulu sekali ia sempat berbohong begitu besar dengan niat melindungi demi orang yang ia cintai. Ah, kalau sudah jatuh cinta, seseorang memang bisa jadi buta.

Kembali lagi tentang betapa gigihnya Jay untuk bertemu Jungwon di setiap harinya, lelaki itu pun sering mengantarkan dirinya beserta Seoho untuk pulang ke rumah. Bukan berarti Jungwon tak berdaya untuk menolak. Tapi bayangkan saja, ketika sebuah mobil bermerk dengan tiba-tiba melipir ke arahnya pun ketika kaca mobil tersebut terbuka, Jungwon dapati anaknya telah duduk manis di kursi penumpang.

Ingin menolak pun tak kuasa karena melihat Seoho menyambutnya dengan senyum manis mengembang, pula ajakan pulang yang keluar dari bilah bibir bocah manis itu membuat Jungwon sama sekali tak bisa membuka mulutnya untuk menolak. 

Agaknya lelaki berparas manis ini pun bingung dalam lamunannya, tak paham mengapa tiba-tiba Jay berlaku begitu baik padanya setelah pertemuan tak disengaja beberapa hari yang lalu. Sejak hari pertama Jay datang ke rumahnya, tegap tubuhnya duduk di salah satu sofa ruang tamu beserta tak lupa senyum manis yang selalu ia tunjukkan, Jungwon sudah waspada siaga satu terhadap lelaki itu. 

Dalam pikirnya, rencana apa yang hendak Jay lakukan kali ini terhadap kehidupannya? Ingin apa ia tiba-tiba saja kembali menunjukkan batang hidungnya di hadapan Jungwon? Apakah Jay tak paham bahwa Jungwon sudah tak ingin lagi berurusan dengannya? 

Bila memang pertemuan mereka sore itu merupakan sebuah kebetulan, seharusnya tak usah lagi ada sua di antara mereka, apalagi dengan disengaja. Dari percakapan keduanya di taman yang ramai akan anak-anak itu, seharusnya Jay tidak tuli untuk paham bahwa ia benar-benar sudah tak ingin lagi berurusan. 

Dan lagi yang Jungwon rasa semakin aneh, Jay hingga tadi pagi tak ada mengungkit soal masa lalu di antara mereka berdua. Hal itu cukup membuat Jungwon frustasi, ia ingin tunjukkan rasa dongkolnya secara terang-terangan pada Jay namun jika Jay sendiri tak berulah, ia pun tak bisa apa-apa. Ditambah kehadiran Seoho yang selalu ada di antara mereka membuat Jungwon tak leluasa menampakkan wajah bengis tak suka.

Dalam hati lelaki berparas manis itu terus merutuki bagaimana bisa ia terima-terima saja untuk diantarkan hingga sampai ke rumah. Bisa saja malam itu ia turun di minimarket yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Bahkan ia pun sebetulnya telah ada niat untuk meminta diturunkan tidak di depan rumahnya. 

Namun memang sepertinya dewi fortuna sedang terlalu menyukai Jay, selama di mobil sejak pergi dari taman itu, Jungwon justru tertidur sangat pulas. Alhasil alamat rumah mereka diketahui oleh Jay dari arahan Seoho yang merasa harus memberi tahu menggantikan papanya yang sedang lelap tertidur. Dan karena itulah Jay jadi tahu di mana mereka menetap pun bisa datang kapan saja ke rumahnya.



✔|End Of The Road (Jaywon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang