6 - Queen

1.7K 129 4
                                    

Buat yang po cerita ink diharap bersabar, ya. Masih proses cetak.
Untuk pdf 50k bisa di pesan tapi belum ready. Akan di kirim serempak nanti tanggal 17 Juni. Yang minat bisa chat 083821253952.

Happy Reading



Meski sesaat dan semu Queen bisa merasakan kehangatan dan perasaan memiliki pria ini walau setelahnya perasaan dicampakkan tak terelakkan.

Ia membuang pemikiran itu untuk saat ini dan berfokus membalas sama lihai dengan yang Mike lakukan. Biasanya ia menjadi peserta pasif yang menerima apapun dari sang dominan. Tapi untuk saat ini, saat kekesalan dan amarah masih menguasai hatinya, dengan dorongan kuat yang membuat pria itu berkerut namun tetap menurutinya dengan membiarkannya yang mengukung di atas, ia menurunkan diri untuk mencium leher dan menghisapnya kemudian turun ke dada kekar pria yang kini terengah merasakan nikmat akbiat hisapan dan permainan lidahnya di dadanya. Dan jangan lupakan tangan lihainya yang mulai membuka gesper dan meloloskan celana itu dari kaki panjang pria itu, memperlihatkan kekerasan yang kini berdiri tegak, kokoh dan berurat yang tegak menantang.

Sebagai tanggapan pria itu menaikan roknya dan menurunkan celana dalam tipisnya memintanya untuk memulai menu utama. Tapi tentu saja ia tak menurutinya, kali ini permainan ada dalam kendalinya. Meski bukti gairah Mike terpampang nyata, begitu besar, kokoh yang tak ayal membuatnya takjub dan mereguk ludah meski entah berapa kali pun ia melihatnya. Tapi ia menahan diri, kemarahannya pada pria ini ternyata lebih besar hingga berhasil membuatnya menahan diri untuk segera melebur bersama pria ini.

Perlahan tangannya merayap membelai yang semakin ke bawah dalam gerakan lambat yang membuat geraman frustrasi terdengar dari pria yang kini terengah di bawah kuasanya. Lidahnya masih melakukan gerakan memutar di salah satu puting pria itu dan berpindah ke satunya tanpa berniat menghisap mereka, dan gerakan tangannya yang sengaja diperlambat tampaknya membuat pria ini semakin frustrasi.

"Fuck! Kau terlalu lambat Queen!" Dengan tak sabar Mike meraih tangannnya dan meletakannya pada kekerasannya yang sempurna. "Take it!"

Senyum penuh kemenangan tersungging di bibir Queen. Ia kembali merunduk dan menghisap dua puting pria itu hingga kesiap ringan disertai tarikan nafas kasar terdengar dari pria yang terbaring gelisah di bawah godaan lidah dan tangannya yang kini bergerak membalai di bawah sana.

Mike tentu tak tinggal diam, tangan pria itu berusaha melepas bajunua sepertinya biasanya, namun kali ini ia menolak. Bukan ia yang akan telanjang tapi pria itu, berkali-kali ia menyingkirkan tangan yang berusaha membuka bajunya dan sebagai gantinya tanpa pria itu sadari pria itu kini berbaring pasrah dengan celana teronggok di bawah sana dan baju yang terbuka lebar memberinya akses untuk menciumi dan menjilati otot kekar yang selama ini sangat ingin dilakukannya.

Mike tak pernah memberinya kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya menghisap dua puting di dada kekarnya, tak pernah memberinya kesenangan dari sensasi lidahnya menyusuri enam kotak otot bisep yang kini tengah di wujudkannya. Biasanya ia selalu kalah, dan entah keberanian dari mana kini kemarahannya berhasil mewujudkan semua mimpi dalam fantasy terliarnya.

Gerakan tangannya semakin cepat mengurut kekerasan pria itu membuat erangan bercampur makian terdengar merdu di telinganya. Mike tentu saj tak sabar ingin memasuki menu utama, tapi hari ini ia tak berniat melakukannya. Puas bermain-main dengan dada dan perut pria itu kepalanya menunduk semakin kebawah memutari pusar pria itu sesaat hingga racauan nikmat kembali terdengar.

"Fuck! Queen jangan bermain-main denganku!"

Yah, ia memang tengah bermain-main saat ini. Biasanya pria ini yang mempermainkannya, dan kali ini ia yang mempermainkan pria ini. Rasanya sangat menyenangkan melihat orang yang terbaring di bawah kuasa kita mengerang pasrah dan hanya mampu menunggu kenikmatan yang kita berikan. Pantas saja Mike sering menyiksanya karena sensasi melihat orang tersiksa seperti ini memang menyenangkan.

Lidahnya kini bergabung dengan tangannya memberi kesenangan pada pria itu. Mike menggeram, kepala pria itu terangkat berusaha melihat apa yang dilakukan wanita di bawahnya hingga membuatnya nyaris gila karena frustasi.

Pemainan Queen memang luar biasa membuatnya tak bisa menunggu lama lagi. Tak memperdulikan apapun lagi ia menghentikan paksa permainan Queen yang tengah menghisap dirinya bagai lolipop. Ia meraih paksa tubuh wanita itu, mendudukannya di atasnya dan memulai penyatuan. Mungkin karena gerakannya yang sedikit kasar pekikkan terdengar karena dirinya yang masuk terlalu dalam.

"Akhhhhh..."

Queen memejamkan mata merasakan sensasi nyilu karena Mike yang masuk terlalu dalam. Pria ini seperti biasanya tak menunggu kesiapan dirinya dan mulai bergerak cepat menarik turunkan bokongnya dengan kedua tangannya yang kokoh. Ia hanya mampu mendesah, kemudian mengambil alih untuk menyesuaikan diri sesuai kebutuhannya. Tak lupa tangannya menghalau tangan pria itu yang berusaha melepas kancing kemejanya untuk membuka bajunya.

Hari ini saja biarkan egonya yang menang. Jika biasanya ia yang ada di posisi bugil tanpa sehelai benang pun dan Mike yang hanya membuka celananya saja maka hari ini pria itu tak akan ia beri kesempatan untuk menelanjanginya.

Mereka mendesah bersama saat akhirnya tubuh mereka menyatu. Melesak keluar masuk ke dalam dirinya yang masih terasa sempit dan menyesuaikan diri dari ukuran pria itu yang terasa semakin keras dan membesar.

Tangan-tangan Mike terulur meraih dadanya dan meraihnya dari balik baju yang ia kenakan. Ia bergerak turun naik dengan ritme yang teratur, mendesah keras akibat cubitan oleh tangan lihai pria di bawahnya.

Permaianan semakin lama semakin liar. Desahan dan erangan memenuhi seluruh ruangan. Queen bisa merasakan aliran darahnya yang semakin memompa cepat seiring gerakannya yang semakin tak terkendali, kemudian tubuhnya bergetar di sertai bintang-bintang yang memenuhi kepalanya, ledakan dasyat membuatnya mendesahkan keras nama Mike. Tak lama pria itu menyusulnya.

Keduanya terdiam sama-sama mencoba mengatur kembali nafas mereka. Bulir keringat membasahi pelipis hingga ke punggung. Dengan perlahan Queen bangkit dari pangkuan Mike yang masih terdiam, mungkin tengah berusaha mengumpulkan kembali energinya yang sempat terkuras. Dengan kaki yang bergetar dan terasa lemas seperti jelly ia menyeka cairan lengket di sela kakinya dan kembali merapikan dirinya.

Mike sendiri bangkit dan mulai kembali memakai pakaiannya. Senyum kecil tak bisa di sembunyikan Queen saat melihat pria itu tak serapih biasanya, beberapa lipatan kusut terlihat di bajunya yang kini tengah coba pria itu rapikan.

"Minumlah sesuatu jika tak ingin sesuatu yang tak kita inginkan tumbuh."

Nada bicara pria itu telah kembali seperti biasa, dingin hingga menusuk ke tulang membuat senyum dan perasaan yang sempat dirasakan Queen lenyap seketika.

Sesuatu yang tak mereka inginkan? Ah, atau mungkin tepatnya yang tak pria itu inginkan.

Sakit dihatinya membuatnya mengepalkan tangan, ia menjawab dengan nada tak kalah dingin. "Tentu saja, aku tak sebodoh itu."

Ia segera memilih keluar sebelum pria itu memiliki kesempatan untuk mengusirnya seperti biasanya. Bunyi pesan dari notif transfer yang masuk ke rekeningnya membuatnya mengigit bibirnya dengan tatapan nanar bercampur kesal. "Dasar brengsek!"

Ia tau ia tolol karena masih saja mencintai pria brengsek yang terus menyakiti perasaannya.








Tbc..

**

12 Juni 2021

The Billionare's SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang