11. Perjuangan Ragil

1.9K 159 65
                                    

Semangat buat yang lagi berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang diimpikan.

-Ragil Artharendra


HAPPY READING💜
FOLLOW, VOTE & KOMEN JGN LUPA💜💜

* * *


"Assalamualaikum ya ahli kubur semua" teriak Ragil memasuki kelasnya, baju yang tidak di masukkan dan tampilan yang bisa di bilang seperti preman. Sangat tidak mencerminkan anak IPA yang bisa dibilang rapi dalam berpenampilan.

"Waalaikumsalam ya ahli neraka" sahut salah satu teman kelasnya bernama Rafli.

"Sembarangan lo Kipli" damprat Ragil.

"Kipli pala lo, nama gue Rafli" balas Rafli tak terima.

"Pagi braderku semua, lagi apa nih? Sok sibuk bener lo pada" sapa Ragil kepada para sahabatnya menghiraukan gerutuan dari Rafli.

"Berisik amat lo, kita lagi hapalan" sahut Yoga teman sebangku Ragil.

"Apalan apa anjir? emang kita ada tugas hapalan?" tanya Ragil mendekat pada bangku Gilang dan Gentala.

"Bang Gib, contek dong. Tugas apaan?" ujar Ragil menggoyangkan tangan Gilang membuat sang empu terganggu.

"Diem lo setan, gue lagi fokus" sentak Gilang menghempas tangan Ragil.

"Gue nanya tugas hapalan apaan? Gak setia kawan lo pada"

"PPKn bego, lo ada jadwal kan?" sahut Rio yang juga terganggu dengan suara Ragil.

Ragil menoleh pada Rio, ia cengengesan. "Hehe boro jadwal, buku gue semua aja gue taroh di laci meja gue" ujarnya santai. "Lagian bisa jadi kakek bungkuk gue, tiap hari bawa buku-buku yang tebel kek kamus" lanjutnya lagi lalu duduk di bangkunya.

"Gak mencerminkan anak IPA banget lo" ujar Rio yang masih sibuk hafalan dengan buku di mejanya.

"Lah emang kenapa? Anak IPA harus dituntut yang rajin, pinter, disiplin gitu?" ujar Ragil pada sahabatnya yang didengar satu kelas, memang suara toa Ragil tiada duanya.

"Kerasukan setan mana lo" ujar Gilang yang sudah tidak fokus pada hafalannya.

"Setan mbahmu" umpat Ragil melayangkan pulpen pada Gilang.

"Lumayan dapet pulpen gratis" kekeh Gibran memasukkan pulpen yang di lempar oleh Ragil ke dalam tasnya.

"Woi pulpen gue gak lo embat juga anjing"

"Suruh siapa main lempar?" balas Gilang yang tak peduli gerutuan Ragil.

"Bangsat lo, itu pulpen satu-satunya"

"Pulpen aja satu-satunya kek doi aja" celetuk Rio.

"Lah Ragil mah gak ada satu-satunya,semua aja di embat" kekeh Gilang.

Ragil mendelik pada Gibran. "Weit mulutnya, gue udah berubah demi seseorang ye" ujarnya.

"Halah lo diajak godain dekel juga berangkat" ujar Gilang.

"Itu mah dulu, sekarang mah kagak" balas Ragil.

"Iyain aja udah" ucap Rio menyudahi perdebatan keduanya.

"Cewek tuh dikasih apa sih biar suka seneng sama kita?" tanya Ragil matanya menerawang ke atas seolah sedang berpikir.

Gilang mendengus, ia melempar buku tulis ke bangku Ragil. "Lo yang lebih tahu kenapa nanya kita".

ALEGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang