3. Perhatian Alegra

2.1K 255 26
                                    

Berhentilah mencintai seseorang sederas hujan, jika ia memilih untuk berteduh.

-Ragil Artharendra

HAI WELCOME GAIS💜
HAPPY READING YA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA💜💜


* * *

Setelah menjalankan hukuman, Alesha segera bergegas menuju kelasnya. Ia tak mau kena hukuman lagi, bisa kena siraman rohani mamanya kalo terjadi.

Setelah sampai didepan pintu kelas yang tertutup, Alesha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena lari tadi.

Sebelum mengetuk pintu ia menarik nafas nya panjang, mengucapkan doa dalam hati supaya Pak Mahmud tidak memberi hukuman tambahan. Walau itu mustahil.

tok..tok.. tok

Setelah mengetuk pintu kelas, Alesha membukanya perlahan. Semua yang berada dalam kelas menatap kearahnya, tak terkecuali Pak Mahmud yang sudah siap memarahinya.

"Maaf, pak saya telat" ucap Alesha yang masih berdiri didepan pintu.

"Boleh saya duduk gak pak? Saya capek tadi habis dihukum lari lapangan sama Ummi" lanjut Alesha dengan santainya.

"Ummi?" beo Pak Mahmud.

"Bu Ummi pak" teriak Doni, teman sekelas Alesha. Sedang Pak Mahmud mengangguk-anggukan kepalanya.

"Yaudah kamu duduk sana, percuma saya kasih kamu hukuman tiap hari kalo kamu masih suka telat" ucap Pak Mahmud sudah lelah dengan keterlambatan Alesha.

"Beneran pak?" tanya Alesha dengan semangat.

"Iya, sebelum saya berubah pikiran cepat duduk. Oh iya, sebagai gantinya kamu kerjakan soal matematika halaman 45. Nomor 1-30" ujar Pak Mahmud kemudian duduk dibangkunya.

"Loh katanya tadi gak dikasih hukuman lagi gimana sih pak" protes Alesha seraya melangkah menuju bangkunya.

"Hukuman berdiri di lapangan tidak akan membuat kamu pintar, seenggaknya dengan mengerjakan soal bisa membuat kamu berpikir"

"Iya pak saya kerjain"

"Bagus, yang lain kerjain lagi soal yang tadi saya berikan" perintah Pak Mahmud pada murid XI IPA 3.

Saat semua sudah mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Alesha masih kesal dengan kejadian yang ia lihat dilapangan tadi, dimana Mila memberikan Alegra minuman. Dan Alegra malah menerimanya.

"Sial" umpat Alesa.

Dinda yang mendengar umpatan Alesha menoleh menatap gadis tersebut. "Lo kenapa deh Le, kesel gitu muka lo" tanya Dinda.

Sebelum menjawab, Alesha melirik kearah depan bangku guru. Memastikan kalo situasi aman. "Kesel gue Din".

"Kesel kenapa?"

"Tadi masa gue lihat Mila ngasih minuman ke cowok gue. Mana cowok gue nerima lagi" ujarnya dengan meremas bolpoin di tangannya.

"Mila waketos itu? yang kemaren di kantin kan"

"Iyalah emang Mila siapa lagi" kesal Alesha.

"Iya iya, udah sabar dulu. Udah kerjain tuh soal bisa di amuk Pak Mahmud lagi nanti lo" ucap Dinda dengan menunjuk buku pelajaran dimejanya.

Sedang di kelas XI IPA 1 Alegra dan keempat sahabatnya sudah berada di bangkunya masing-masing. Alegra bersama Rio yang duduk dibangku kedua, Gilang dan Gentala berada disamping kanan bangku Alegra. Dan terakhir Ragil berada dibelakang bangku Alegra bersama teman kelas bernama Yoga.

ALEGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang