Bukan menunggu yang membuatku lelah, tapi sikapmu yang membuatku ingin menyerah.
–Alesha Salsabila Loovany
HAPPY READING💜
ENJOY YAA, FOLLOW DULU JUGA LEBIH BAGUS:)
* * *
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Tapi Alesha dan ketiga sahabatnya masih berada di dalam kelas. Dengan Alesha yang masih sibuk mencatat pelajaran yang belum selesai.
"Le, udah selesai belum sih gue udah laper nih. Kasihan anak gue ntar kelaperan" keluh sahabat Alesha bernama Regina Valeria kerap disapa Regina.
"Anak? anak apaan anjir, lo hamil? siapa yang hamilin lo?" cerocos Dinda Gabriella Arvelyn atau Dinda.
"Sembarangan kalo ngomong, pacar aja gak punya hamil dari mananya" ujar Regina.
"Ya emang hamil harus ada pacar? yang penting ada–"
"Udah stop, duluan aja Na ntar gue nyusul" potong Alesha seakan tau kemana arah pembicaraan sahabatnya yang satu ini.
Dinda mencebikkan bibirnya kesal, dia belum selesai ngomong tadi udah dipotong aja.
"Gak papa Le kita tungguin, tinggal dikit juga tuh. Nanggung" ucap Clarissa Anantasya Sivana atau biasa di sapa Sasa.
"Iya Le kita tungguin, biar aja duluan tuh si Regina kalo emang udah gak kuat nahan laper" balas Dinda yang fokus dengan ponselnya.
"Nih ya, jujur gue kalo disuruh nahan laper mah masih bisa tapi kalo udah nahan rindu udah deh gak kuat. Rindu itu berat, apalagi rindu sama pacar orang" ucap Regina dalam mode on bucin.
"Ya kalo lo rindu sama pacar orang bisa di gaplok lo sama pacarnya"
"Heh gue cuma rindu gak ngerebut" balas Regina tak mau kalah.
Sementara Alesha dan Sasa sudah tertawa atas candaan yang dikeluarkan oleh kedua sahabatnya ini.
Begitulah persahabatan keempatnya, selalu diisi dengan perdebatan, candaan, dan tingkah konyol keempatnya terutama Regina dan Dinda.
"Udah selesai, ayo ke kantin" ucap Alesha menutup bukunya kemudian berdiri di susul ketiga sahabatnya.
Selama perjalan ke kantin, tak hentinya mereka berempat selalu melempar candaan satu sama lain. Hingga itu membuat siswa lain iri dengan pertemanan mereka.
"Eh masa kemaren kan gue beli pulsa, penjualnya cowokkan terus dia minta nomer gue anjir" ucap Regina dengan heboh.
"Lo kasih gak?" tanya Dinda.
"Ya kali gue kasih, buat apaan? mau modus pasti. Akhirnya gue jawab gini, pasti masnya mau modus ya sama saya. Terus gue diusir coba"
Dinda mengernyitkan dahinya heran, kemudian dia menoleh kearah Regina "Tadi lo bilang beli pulsa kan?" tanya Dinda.
Regina menganggukan kepalanya.
"Terus lo gak kasih nomor hp lo?" tanya Dinda lagi.
Regina menganggukan kepalanya lagi, kemudian menjawab "Iya, emang kenapa?"
"Ya lo tolol, dimana-mana yang namanya beli pulsa itu ngasih nomor hpnya bego. Terus gimana pulsa itu masuk kalo lo gak ngasih nomor lo" ujar Dinda geram dengan tingkah sahabat satunya ini.
Regina mengerjapkan matanya kemudian menoleh ke arah ketiga sahabatnya.
"Bener juga ya, duh gue kok gak kepikiran sampek situ sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEGRA
Teen Fiction"Aku capek Al, kita memang sama-sama berjuang. Tapi tujuan kita berjuang beda, aku yang berjuang mempertahankan hubungan ini dan kamu yang berjuang mengakhiri" * * * Ini bukan cerita tentang sebuah geng motor, atau sepasang kekasih yang hubunganny...
