Chapter 3

881 68 1
                                    


Inggris...

"Kau yakin ingin ke USA?" tanya Hakuba pada tunangannya.

"Ah ya. Anak-anak selalu membuatku senang," sahut Shiho seraya merapikan pakaiannya di koper.

Hakuba Saguru tersenyum. Ia mendekati Shiho dan memeluk pinggangnya dari belakang, "Jika kau memang suka anak-anak, menikahlah denganku dan kita buat beberapa anak,"

Shiho terkekeh, "Sudah kukatakan, aku belum siap,"

"Kenapa? Kau tidak mencintaiku,"

"Kuba-Kun..."

"Shiho..." Hakuba merajuk.

"Kita sudah sepakat kan? Kau tidak akan mendesakku,"

"Oke-oke," Hakuba menyerah seraya melepas pelukannya terhadap Shiho.

Haibara akhirnya menelan antidote APTX 4869 dan kembali ke tubuh normalnya 10 tahun lalu. Sekarang ia hidup sebagai Shiho Miyano. Dia pergi ke Inggris, tanah kelahiran ibunya untuk melanjutkan hidupnya sebagai ilmuwan dan guru. Suatu hari tanpa sengaja ia bertemu dengan Hakuba Saguru, seorang detektif tampan blasteran Jepang dan Inggris juga. Hakuba Saguru sedang buntu dengan kasusnya dan Shiho membantunya.

Hakuba Saguru sangat mengagumi Shiho dan kepandaiannya. Ia tidak pernah bertemu dengan wanita tangguh dan pintar seperti itu sebelumnya. Perlahan-lahan mereka jadi sering bekerjasama dalam memecahkan sebuah kasus. Hingga kemudian Hakuba Saguru memutuskan untuk mengejarnya, namun Shiho Miyano sangat dingin. Hakuba tidak menyerah, ia melakukan segala cara untuk menaklukkan hati Shiho. Akhirnya ia pun berhasil menjadi kekasih dan tunangannya. Namun tetap saja Shiho masih menghindar jika Hakuba membicarakan tentang pernikahan. Hakuba juga menyadari, meski ia telah sukses mengencani Shiho, namun wanita itu tidak pernah berkata mencintainya. Shiho memintanya untuk menunggu dan tidak mendesaknya, jika ia siap, ia akan mengatakannya sendiri.

"Aku akan kesepian selama dua bulan,"

Shiho berkacak pinggang, "Jangan kekanak-kanakan. Kau bisa menyusul kapanpun kau mau. Tapi aku tahu, kau akan sibuk dengan kasus-kasusmu,"

Hakuba tersenyum, "Dari kata-katamu, aku merasa kau akan merindukanku juga,"

Shiho memutar matanya, "Ck... Selalu percaya diri seperti itu,"

Hakuba memeluknya dan mencium pipinya, "Aku janji, aku akan menyusul setelah kasusku selesai,"

"Oke, aku akan menunggu,"

"Benarkah?"

"Ya,"

***

"Otosan! Sekarang aku tahu mau hadiah apa!" Shiho berkata pada Shinichi.

"Oh ya? Hadiah apa yang telah membuat putriku berpikir sampai seminggu dari hari ulang tahunnya?" tanya Shinichi.

"Aku ingin ikut summer camp di USA,"

"Summer camp di USA?"

"Uhm, aku ingin bertemu dengan teman-teman lain dari seluruh dunia,"

"Tapi kenapa USA? Terlalu jauh. Kau bisa membuat summer camp sendiri di sini di Jepang,"

"Tapi itu tidak menarik. Aku ingin berteman juga dengan teman-teman di luar Jepang. Hanya dua bulan saja Otosan. Aku bosan disini selama musim panas menunggumu pulang dari investigasi,"

"Dua bulan?! Tidak! Aku tidak setuju!" tegas Shinichi. Dia sudah kehilangan Ran, ia tidak ingin kehilangan Shiho lagi.

"Tapi Otosan..." Shiho merajuk.

"Aku akan memenuhi semua permintaanmu kecuali itu,"

"Biarkan saja Shinichi," ujar Yusaku, "Summer camp bagus untuk melatih kemandiriannya. Lagipula dia tidak sendiri. Aku dan ibumu akan menemaninya,"

"No Otosan! Aku tidak akan setuju. Kalian hanya menemaninya sampai USA tapi di tenda itu dia sendirian. Aku tidak akan pernah mengijinkan. Jangan mencampuri urusanku dengan putriku," kata Shinichi keras pada ayahnya.

"Otosan..." Shiho sudah ingin menangis sekarang. Berkat pertolongan Yusaku selama seminggu ini, akhirnya mereka berhasil menemukan keberadaan Shiho Miyano yang akan mengikuti summer camp di USA untuk membimbing anak-anak disana.

"Tidak, Shiho. Untuk kali ini, Otosan tidak bisa memenuhi keinginanmu. Pikirkan saja hadiah yang lain," Shinichi berkata pada putrinya tanpa ingin dibantah lagi sebelum memasuki kamarnya.

Shiho kecil menunduk sedih, airmatanya mengalir ke pipi tembamnya.

Yusaku dan Yukiko menghampirinya.

"Ojisan, Okasan... Apa yang harus kulakukan sekarang?" Shiho menatap mereka.

"Jangan cemas," Yukiko berbisik padanya, "Kita akan tetap pergi kesana..."

Yusaku juga mengangguk setuju.

***

Summer Camp USA

Akhirnya Yusaku, Yukiko dan Shiho terbang ke USA dan hanya meninggalkan sebuah surat untuk Shinichi di meja. Shiho sudah cukup mandiri untuk ukuran seusianya untuk mengikuti summer camp dengan teman-teman lain yang berusia sama dengannya. Jadi Yusaku dan Yukiko cukup mengawasinya dari kejauhan.

"Selamat datang di summer camp!" Shiho Miyano dengan guru-guru lain memberikan setangkai lili putih pada anak-anak yang baru saja selesai diabsen dari bagian registrasi.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Shiho kecil untuk mengenali Shiho Miyano. Ibunya telah menjelaskan segalanya di surat. Shiho Miyano memiliki rambut kemerahan dan lagipula dia yang paling cantik diantara guru-guru lainnya. Shiho Kudo menyukai senyumnya, membuat hatinya merasa hangat.

Perlahan Shiho Kudo mendekatinya.

"Selamat datang di summer camp!" Shiho Miyano memberinya setangkai lili.

Ketika menerima bunga lili itu, Shiho Kudo tersenyum padanya penuh arti.

Shiho Miyano juga terpana, entah kenapa anak ini terasa familiar. Wajah dan senyumnya mengingatkannya akan seseorang. Shiho Miyano menunduk untuk berbicara dengannya.

"Jadi, apa kau dari Jepang?" tanya Shiho Miyano.

"Ehm," Shiho Kudo mengangguk, dalam hati ia mengagumi suara indah Shiho Miyano dan cara bicaranya yang keren, "Sepertinya kau juga bukan asli USA,"

"Ah ya, aku juga dari Jepang, separuh Inggris," Shiho berkata seraya tersenyum.

Shiho Kudo membalas senyumnya, ia benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Siapa namamu?" tanya Shiho Miyano.

"Namaku Shiho," sahut Shiho tanpa menyebutkan nama keluarganya.

"Benar-benar kebetulan, namaku juga Shiho. Shiho Miyano,"

"Oh ya? Benar-benar kebetulan! Senang bertemu denganmu Shiho-Sensei. Boleh aku panggil begitu?" tanya Shiho Kudo polos.

Shiho Miyano terkekeh, "Ya, tentu saja,"

Mereka tertawa bersama.

"Boleh aku tahu, kenapa orang tuamu memberi nama Shiho?" tanya Shiho Kudo.

"Uhm..." Shiho Miyano mengangkat bahu, "Entahlah, mungkin orang tuaku menyukai nama itu. Bagaimana denganmu? Kenapa orang tuamu memberimu nama itu?"

Shiho Kudo juga mengangkat bahu, "Tidak tahu, mungkin karena orang tuaku menyukaimu," ujarnya seraya tersenyum misterius sebelum berlalu dan meninggalkan Shiho Miyano seorang diri.

"Eh?" Shiho Miyano tertegun, tidak mengerti maksudnya, namun ia segera melupakannya.

Di MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang