3. ketemu lagi

27 9 22
                                    

"Inget! Yang menang adalah yang kuat! Jangan biarkan orang lain mengalahkan kita!"
Elisa

Bel pulang berbunyi. Semua murid mulai bergerombol ke aula sekolah. Putri yang tak tau ada apakah itu, langsung beranjak menghampiri kerumunan tersebut.

Setelah ia berhasil menerjang sekerumunan orang-orang itu, ia langsung terkejud melihat dua cowok sedang bertengkar. anehnya tak ada yang melerai mereka. Malahan semua saling memberi dukungan timnya.

Langit! Langit! Langit!
Arka! Arka! Arka!

Begitu dukungan sorakan dari orang-orang. Putri yang sedang kebingungan langsung bertanya kepada orang di sebelahnya.

"Mereka ngapain sih berkelahi gitu? Kenapa kalian malah ngasih sorakan dukungan?"

"Oh, itu mereka lagi kelahi ngerebutin si Elisa! Keren kan?!" jawab orang yang ada di sebelahnya itu.

"Hah?! Apa kerennya coba?? Gak jelas banget sih. Yaudah ah, gue mau..."
Belum selesai bergumam dalam hati, matanya tertuju pada sosok perempuan cantik yang sedang duduk di kursi depan perkelahian dua cowok itu.

Itu siapa ya? Kayaknya gue nggak asing sama cewek itu. Ah sudah lah. Ngapain juga gue pikirin.

Putri hendak pergi meninggalkan kerumunan yang baginya tak jelas dan tak berguna itu.

Di tempat lain.
Putri berjalan hendak menuju gerbang. Ia memang tak mengendarai kendaraan sendiri. Sejak ia sakit, ia hanya boleh di antar jemput oleh taksi pesanan mamahnya.

Belum juga sampai di gerbang, ia tak sengaja menabrak cewek dengan gaya tomboy dan kaku cuek itu. Setelah melihat wajah Putri, cewek yang semula memasang wajah kaku seketika langsung girang dan tiba-tiba ia memeluk Putri.

"Putri?! Ahh akhirnya kita ketemu juga. Kemana aja lo? Gue nungguin lo terus tau!" cerewet cewek itu secara tiba-tiba.

"Eh, sorry, lo siapa ya? Maaf bukannya gue sombong atau apa. Gue bingung akhir-akhir ini kayak banyak hal aneh." ucap Putri.

Cewek tersebut diam dan ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Tanpa ia membalas ucapan Putri, ia hanya senyum dan pergi lari dengan cepat hingga tak nampak lagi dirinya di jarak pandangan mata Putri.

Putri makin bingung.

Apaan sih. Baru juga hari pertama sekolah. Udah banyak kejadian aneh aja. Untung anehnya nggak yang neror-neror orang. Haha amit-amit deh. Dari dulu gue takut sama begituan.

"Hai guys! Gimana? Seru nggak pertarungan mereka? Kira-kira siapa ya yang akan menang? Hmm jadi penasaran deh." tawa cewek cantik itu.

"Eh, Lis! Lo serius mau biarin Langit sama Arka bertengkar kayak gini?" tanya salah satu temannya Elisa, Jeje.

"Iya lah, kenapa nggak?! Liat tuh, seru tau." Elisa tertawa keras.

Jeje hanya diam dengan Siska di samping nya.

"By the way, kita mau di sini terus ya? Bosen tau kalo lama-lama kayak gini terus." rengek Siska.

"Oh iya! Mending kita nyalon aja yuk! Dah lama kan kita nggak nyalon bareng." lanjutnya.

"Hmm. Boleh juga tuh. Yaudah ayok." Elisa menyetujui.

"Oke guys! Gue udah bosen. Kalian boleh bubar.

Langit, Arka! Sana pergi." perintah Elisa.

Langit dan Arka saling bertatapan. Mereka lantas pergi dari arah yang berbeda.

Putri LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang